Mohon tunggu...
Siti Swandari
Siti Swandari Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis lepas

terbuka, ingin bersahabat dengan siapapun dan dimana saja,with heartfelt wishes. gemini, universitair, suka baca, nulis , pemerhati masalah sosial dan ingin bumi ini tetap nyaman dan indah.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Darah Biru yang Terluka (60)

21 Februari 2015   21:47 Diperbarui: 17 Juni 2015   10:45 82
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
14245037031203751898

“Engkau membawa Guntur Geni Puteri ?” tanya puteri Kuing

“Ya, aku khawatir nanti ternyata bertemu dengan Baginda Kelana, aku harus berjaga-jaga.” Aku lihat Kuning juga membawa Guntur Geni yang ketiga.

“Apa ini bukan suatu jebakan lagi untuk kita ?”

Aku dan Kuning cepat lari ke depan istana, cuaca masih tampak terang, meskipun hari sudah jelang sore.

Nyai Gandhes dengan beberapa panglima sudah ada di depan istana, berbincang dengan mereka.

Dipelataran istana sudah bersiap pasukan pengawalku dan pasukan pengawal puteri Kuning.
Panglima Wulung berpamit pada Nyai Gandhes dan segera berlari ke pasukannya, juga panglima Dargo dengan pasukannya sudah siaga.

Aku dan Puteri Kuning bersembah pada Nyai Gandhes, untuk pamit, Kulihat Kuning juga pamitan dengan kakang Narpati, aku juga berpamitan pada Aki dan Nini Sedah, juga pada kakang Narpati.

Nyai Gandhes merangkul kita berdua menuruni tangga istana, tiba-tiba beliau
Berkata :” Sebentar, sebaiknya ini kalian pakai.”

Beliau mencopot dua gelang dikakinya, diberikan padaku dan puteri Kuning.

“Pakai saja.” Kata beliau, aku dan Kuning memasukkan gelang itu dipergelangan kaki kita dan gelang itu masuk dengan pas, seperti sudah diukur dan dipersiapkan.

Aku segera meloncat kekudaku, juga Kunng segera bersiap diatas kudanya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun