Mohon tunggu...
Siti Shofia Latifah Azzahra
Siti Shofia Latifah Azzahra Mohon Tunggu... Mahasiswa - Communication Science

Mahasiswa Ilmu Komunikasi UIN Sunan Kalijaga (20107030013)

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Mengenal Hustle Culture, Yakin Sukses dengan Gaya Hidup Tersebut?

16 Maret 2021   17:37 Diperbarui: 16 Maret 2021   22:55 652
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi seseorang yang tengah bekerja hingga larut malam menandakan dirinya gila kerja/workaholic (ellecanada.com/Wing Sze Tang)

Hustle Culture merupakan sebuah gaya hidup dimana seseorang merasa bahwa dirinya harus terus bekerja keras dan hanya meluangkan sedikit waktu untuk beristirahat, karena dengan begitu ia merasa bahwa dirinya akan mencapai kesuksesan. 

Gaya hidup ini mengharuskan seseorang untuk selalu sibuk dengan pekerjaannya di mana pun dan kapan pun, baik itu ketika weekend atau hari libur, pada intinya tidak akan terhenti. Gaya hidup seperti ini cenderung mengabaikan kehidupan sosialnya, apalagi kesehatannya.

Hustle Culture ini lebih mengarah kepada upaya kolektif dimana secara society ia harus bekerja lebih keras, lebih banyak, dan lebih cepat. Karena, dengan bekerja keras ia akan merasa puas dan bisa cepat sukses. 

Sementara orang yang banyak rebahan dan santai itu diasumsikan sebagai pemalas, dan malas adalah pangkal miskin. Jadi, stigma buruk akan menjadi sasaran bagi orang yang meilih menjalani harinya dengan santai, atau orang yang memiliki waktu kerja singkat dan banyak waktu luang.

Ketika terlalu gila kerja, ia sampai tidak mempunyai waktu untuk melakukan hal-hal lain di luar pekerjaannya. Karena menerapkan gaya hidup Hustle Culture berarti dituntut untuk bisa multitasking.

Contohnya adalah makan tidak tenang karena harus sembari memegang laptop (membalas e-mail pekerjaan misalnya), ibadah menjadi tidak khusyuk, pergi liburan namun tidak benar-benar libur karena harus meeting via online dengan klien atau dengan pimpinan, sampai-sampai menjelang tidur pun ia merasa tidak tenang karena terngiang-ngiang pekerjaan.

Mengutip dari opini Gita Savitri Devi dalam kanal youtube nya, bahwa Hustle Culture ini adalah buah dari kapitalisme modern (modern capitalism). 

Dimana manusia lebih menghargai individual gen atau cara kasar nya adalah semuanya serba butuh uang sehingga rela menghabiskan waktunya demi mendapatkan uang. 

Karena pemerintahnya tidak bisa menyediakan kebutuhan yang bahkan bersifat pokok (dasar) seperti pendidikan yang murah, fasilitas kesehatan yang terjamin, tempat hidup yang layak dan terjangkau, sampai kebutuhan air bersih.

Gaya hidup seperti Hustle Culture ini semakin terlihat dan diagung-agungkan oleh banyak kalangan muda karena mengapresiasi orang yang sibuk kerja. Sehingga bangga jika ia sibuk dengan kerjaannya, bangga jika dia over work berarti ia akan sukses. 

Nah, Hustle Culture ini diperkuat dan didukung oleh kalangan entrepreneurship terkenal seperti Mark Zuckerberg, Steve Jobs, Gary Vee, dan Elon Musk.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun