Mohon tunggu...
Sitis Hasibuan
Sitis Hasibuan Mohon Tunggu... Lainnya - Technical Assisstan Health and Education

Membaca, menulis lalu membagikannya.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Gotong Royong dan Optimisme Melawan Covid-19 dengan Merajut Semangat Solidaritas

4 September 2020   09:53 Diperbarui: 4 September 2020   09:55 121
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Shutterstock via Travel Kompas

Gotong royong adalah hal yang lazim di indonesia, termasuk aksi urun dana untuk membantu sesama. Maka, tidak heran dengan sekejap saja Rachel Vennya sukses mengumpulkan dana dengan jumlah fantastis dalam waktu hitungan beberapa jam saja. Terlebih di era digital seperti ini.

Beberapa aplikasi Online cukup memfasilitasi siapapun untuk melakukan aksi kemaanusiaan. Salah satunya dengan menggalang dana melalui website kitabisa.com menjadi penengah antara donator yang mau berdonasi. Dengan mengadopsi Crowd funding dari luar negeri Alfatih Timur selaku CEO kitabisa.com sukses mempermudah donator-donatur yang ingin mengurun danan dengan mudah. Rasanya memang tepat jika kita merujuk dengan Bung Hatta yang mengatakan  nyalinya orang Indonesia itu patungan, gotong royong.

Kitabisa.com fokus pada kalangan penggiat sosial. Crowdfunding pada dasarnya secara ideologi mendemokrasikan akses pendanaan. Apapun keinginan publik asal publiknya setuju mereka bisa membuat apapun kebijakan yang ia inginkan. Seperti di Inggris banyak taman-taman berdiri atas inisiatif masyarakatnya sendiri. Patungan bikin taman. Maka di Turkey saat mau mengekspos kegagalan pemerintah dan mereka menggalang dana untuk membeli space iklan.

Pemanfaatan kecanggihan teknologi mumpuni mempermudah segala. Sehingga bisa membuat orang yang menggalang dana untuk lebih bertanggung jawab dan secara sistem "online"  lebih aman dibandingkan "ofline".

Di Indonesia sendiri dalam masalah mengurun dana bukan hal yang sulit. Banyak organisasi-organisasi kemanusian yang menggalakkan pengurunan dana dengan mudah. Public Figure sigap mengambil langkah melakukan semangat solidaritas. Sempat guyonan jika sudah seperti ini bagaimana jika lembaga-lembaga seperti ini semakin banyak, dan ditakutkan masyarakat lupa dengan negaranya sendiri, karena masyarakat bisa memenuhi kebutuhannya sendiri dengan saling membantu tanpa melibatkan pemerintah.

Fakta Ilmiah sebagai Garda Terdepan Sebagai Rujukan 

Diskusi kebijakan penanggulang covid 19 berbasis pengetahuan juga inovasi di mana science dan fakta ilmiah harus menjadi garda terdepan dalam menangani Covid-19 di Indonesia. Sebab, karena permasalahan pandemik akan menjadi masalah yang lebih kompleks dan ketersediaan fakta science tidak cukup.

Covid-19 telah memberi kesempatan pembuatan kebijakan berbasis bukti menjadi lebih menonjol. Namun perjalanan ini masihlah panjang. Perlu adanya komitmen dan sinergi dari para pengambil keputusan. Serta upaya sistematik untuk membangun ekosistemik.

Beragam respon pemerintah dalam menanggapi untuk menanggulangi pandemik di Indonesia. Banyak sekali permasalahan yang belum terselesaikan bahkan mungkin banyak kebijakan yang dirasa belum tepat lantaran belum berbasis data dan bukti oleh karenanya diperlukan komitmen yang kuat antar pengambil keputusan serta membangun ekosistem yang berbasis dengan ilmu pengetahuan.

Pentingnya membangun ekosistem pengetahuan dan inovasi untuk kebijaan publik di Indonesia seperti yang disampaikan Dewi Fortuna. Untuk menyonsong Indonesia emas tahun 2045 Indonesia tentu tidak dapat lagi mengandalkan kemampuan komparatif sumber daya saja, baik itu sumber daya alam maupun sumber daya manusia. Akan tetapi kita harus bergerak berdasarkan produktivitas berdasarkan inovasi secara berkelanjutan melalui penguasaan ilmu pengetahuan dan tegnologi.

Fokus penguasaan IPTEK juga ditujukan untuk pembangunan manusia. Capaian dari IPTEK terlihat pada bukti impiris yang telah direplikasi atau dikomersialsisakan. Perubahan kebijakan untuk pembangunan yang berkeadilan dalam jangka menegah dan panjang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun