Mohon tunggu...
Siti Nurjamilah
Siti Nurjamilah Mohon Tunggu... Mahasiswa

Hunting

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Masuknya Hindu-Buddha ke Lombok serta adaptasi Kebudayaan Hindu-Buddha dengan Kebudayaan Asli Lombok

2 November 2023   10:24 Diperbarui: 3 November 2023   06:20 505
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Masuknya agama Hindu ke Lombok erat kaitannya dengan migrasi masyarakat Bali ke pulau tersebut. Banyak pendatang Bali menetap di Lombok dan membawa serta tradisi Hindu. Namun saat ini agama Hindu hanya dianut oleh sebagian kecil orang di Lombok, akan tetapi agama tersebut telah meninggalkan warisan budaya dan sejarah yang penting.

3. Percampuran Agama

Masuknya agama Buddha dan Hindu ke Lombok bukan merupakan proses sepihak, melainkan hasil pertukaran budaya dan sinkretisme. Misalnya, agama Hindu Bali di Lombok dipengaruhi oleh budaya lokal Sasak, sehingga menciptakan perpaduan unik antara tradisi dan kepercayaan. Demikian pula bentuk agama Budha yang diperkenalkan oleh Danhyang Dwijendra dikaitkan dengan agama Hindu dan dipengaruhi oleh kepercayaan lokal.

Adaptasi Budaya Hindu-Buddha dan Kebudayaan Asli di pulau Lombok

Sekitar 95% mayoritas penghuni pulau Lombok adalah suku Sasak. Bukti lainnya adalah Prasasti tong-tong yang ditemukan di Pujungan, Bali, suku Sasak sudah menghuni pulau Lombok sejak abad ke-9 hinga abad ke-11 Masehi.

Berikut adalah adaptasi Budaya Hindu-Buddha dengan kebudayaan asli di pulau Lombok :

1. Kasta Sosial

Kita tahu bahwa dalam budaya India ada kasta sosial seperti Brahmana, Ksatria, Waisya, dan Sudra, keempat kasta sosial ini bersifat tertutup. Kemudian berkembang ke nusantara, khususnya setelah Kerajaan Besar secara tidak langsung sebagai Kerajaan Hindu dan Budha di wilayah ini juga memasukkan keberadaan kasta sosial ke ruang lingkup Kerajaan.

2. Adat Istiadat dalam Sistem Perkawinan

Kawin lari ( Melaian ), acara ( ngiring ) penganten ke rumah orang tuanya dengan menggunakan gendang belek atau kecimol ( semacam kesenian rakyat yang di adaptasi dari kebudayaan Hindu Bali ). Serta beberapa adat prosesi dalam sistem perkawinan lainnya tidak jauh berbeda dengan sistem perkawinan Bali. Hingga saat ini, adaptasi budaya perkawinan tersebut masih menjadi salah satu ciri khas masyarakat Sasak.

3. Sapuk

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun