Selain itu, hasil pengukuran sifat magnetik menunjukkan adanya korelasi positif antara nilai suseptibilitas magnetik sedimen dengan peningkatan konsentrasi logam berat. Fenomena ini memperkuat hasil penelitian Pratiwi dan Nugroho (2020) yang menyebutkan bahwa partikel magnetik sering berasosiasi dengan logam berat antropogenik dan dapat dijadikan indikator cepat dalam mendeteksi pencemaran. Dengan demikian, metode magnetik memiliki potensi besar sebagai alternatif pemantauan lingkungan yang efisien, cepat, dan tidak merusak sampel.
Dampak dari tingginya kandungan logam berat tidak hanya terbatas pada kualitas sedimen, tetapi juga berimplikasi pada kesehatan ekosistem dan manusia. Logam berat dapat mengalami remobilisasi dari sedimen ke kolom air, masuk ke dalam jaringan organisme akuatik, dan terakumulasi dalam rantai makanan. Kondisi ini berisiko menyebabkan gangguan kesehatan seperti kerusakan organ, gangguan saraf, dan efek toksik jangka panjang pada manusia (Wulandari & Sari, 2021). Oleh karena itu, sedimen bukan hanya indikator pasif, tetapi juga faktor aktif dalam dinamika pencemaran yang perlu mendapatkan perhatian dalam strategi pengelolaan air bersih.
Secara keseluruhan, hasil penelitian ini menguatkan konsep bahwa peningkatan aktivitas antropogenik secara signifikan memengaruhi distribusi logam berat dalam sedimen. Pendekatan analisis magnetik dan perhitungan indeks geoakumulasi menjadi alat penting dalam memahami tingkat pencemaran dan membantu merumuskan kebijakan pengelolaan sumber daya air yang lebih tepat sasaran. Temuan ini sekaligus mendukung pentingnya pengawasan aktivitas manusia dan penerapan teknologi pemantauan lingkungan sebagai langkah preventif dalam menjaga ketersediaan air bersih dan keberlanjutan ekosistem.
Penelitian ini menunjukkan bahwa aktivitas antropogenik memiliki pengaruh signifikan terhadap peningkatan kandungan logam berat pada sedimen perairan. Unsur logam seperti Fe, Mn, Cu, Zn, dan Hg ditemukan dalam konsentrasi yang bervariasi tergantung intensitas kegiatan manusia di sekitar sungai, di mana kawasan dengan aktivitas industri dan permukiman padat menunjukkan tingkat pencemaran yang lebih tinggi. Sedimen terbukti berperan penting sebagai media penyimpan partikel logam berat dan dapat memberikan gambaran historis mengenai kondisi pencemaran suatu perairan.
Selain itu, hasil pengukuran sifat magnetik sedimen menunjukkan korelasi positif dengan peningkatan kadar logam berat, sehingga metode magnetik dapat dijadikan alternatif yang cepat dan efisien untuk memantau tingkat pencemaran lingkungan. Temuan ini memperkuat hasil penelitian sebelumnya bahwa kontaminasi logam berat tidak hanya mengancam kesehatan organisme akuatik, tetapi juga dapat berdampak jangka panjang pada kesehatan manusia melalui bioakumulasi dalam rantai makanan.
Secara keseluruhan, penelitian ini menegaskan pentingnya pengawasan terhadap aktivitas manusia di sekitar perairan dan penerapan strategi pengelolaan lingkungan yang tepat. Upaya pengendalian pencemaran dan pemantauan kualitas sedimen menjadi langkah strategis dalam menjaga ketersediaan air bersih dan memastikan keberlanjutan ekosistem perairan di masa depan.
Oleh:
1. Amelia Dwi Yu Shinta
2. Siti Maysyaroh
REFERENSI
Arikesi, J. (2024). Penyuluhan tentang pentingnya air bersih dan standar air minum yang sehat. Jurnal Natural, 2(1).