Mohon tunggu...
Siti Mahara Br
Siti Mahara Br Mohon Tunggu... Guru - Guru

Berenang

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Peran Guru Dalam Menerapkan Nilai-nilai Kearifan Lokal di Era Revolusi Industri 4.0 Pada Peserta Didik

30 November 2022   16:42 Diperbarui: 1 Desember 2022   22:15 610
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Mahasiswa Pascasarjana Universitas Negeri Medan_Semester III

Siti Mahara Br Ginting, S.Pd. dan Dr. Edy Surya, M.Si

Guru merupakan model yang  ditiru oleh peserta didiknya, kini bahkan sebaliknya. Karena sebagian guru tidak mampu lagi menjadikan dirinya sebagai pribadi yang patut diteladani oleh peserta didiknya, dikarenakan lunturnya ketulusannya sebagai pendidik yang berhati nurani.  Peran guru tidak dapat tergantikan sepenuhnya oleh teknologi. 

Peran guru yang tidak dapat digantikan tersebut antara lain: telat dan dalam tindakan, sikap ataupun karakter dan inspiratif serta pasion/gaya. Apalagi di zaman milenial seperti saat ini orang-orang begitu cepat mengikuti perkembangan teknologi informasi dan komunikasi, akibatnya dapat membawa dampak yang beragam ada yang bernilai positif dan ada juga yang bernilai negatif. 

Dampak positifnya mengetahui berita dan ilmu pengetahuan dengan sangat mudah. Namun dengan ini juga menimbulkan dampak yang negatif salah satunya adalah derasnya arus kebudayaan asing yang masuk ke Indonesia yang menyebabkan mulai terkikisnya nilai-nilai kearifan budaya lokal masyarakat Indonesia. Dan untuk tetap mempertahankan nilai-nilai kearifan lokal maka guru  memiliki peran penting terutama dalam menumbuhkan nilai-nilai kearifan lokal. Agar nilai-nilai keraifan lokal tidak terkikis dengan perkembangan zaman yang semakin maju. 

Saat ini perkembangan zaman semakin maju, menyebabkan membawa perubahan yang signifikan diberbagai sektor khususnya dibidang pendidikan. Pendidikan juga dituntut untuk mengikuti perkembangan zaman yang semakin maju, agar tidak tertinggal oleh perkembangan zaman. Tentunya tuntutan  perkembangan zaman ini membawa perubahan yang lebih baik dari sebelumnya. 

Perubahan ini  juga membawa nilai-nilai dasar yang diserap oleh masyarakat sehingga meninggalkan nilai- nilai tradisional budaya bangsa sebagai dampak berkembangnya teknologi dan informasi. Nilai-nilai budaya yang dianggap baik oleh masyarakat dapat dengan mudah digantikan oleh nilai-nilai baru yang belum tentu sesuai dengan budaya masyarakat. Yang terpenting untuk diperhatikan yaitu bagaimana cara kita menempatkan pendidikan sebagai sesuatu kekuatan  bangsa. Maka pendidikan berfungsi untuk  menerapkan nilai-nilai kearifan lokal. 

Kearifan lokal   sebagai salah satu nilai-nilai yang luhur yang dapat bahwa kearifan lokal dapat menjadi media bagi masyarakat untuk menghadapi perkembangan global, nilai-nilai kebijaksanaan bagi perwujudan cita-cita yang seimbang, baik secara lahir maupun batin. Pendidikan tidak hanya sebagai wadah untuk menyalurkan ilmu sesuai tuntutan zaman namun juga sebaiknya mengacu pada pengembangan pendidikan dengan  mengintegrasikan nilai-nilai kearifan lokal, agar peserta didik kita tidak meninggalkan dan  melupakan budaya lokal daerah nya. Pendidikan berbasis kearifan lokal perlu dilaksanakan ditingkat sekolah dasar, karena sangat penting bagi peserta didik di tingkat dasar sudah dapat memahami potensi daerahnya masing-masing.

Pembelajaran yang berorientasi dengan kearifan lokal memang harus benar-benar diterapkan sejak dini mengingat negara Indonesia merupakan negara yang terdiri dari berbagai suku bangsa dan etnis yang tentunya memiliki budaya yang berbeda-beda. 

Perkembangan teknologi dapat menyebabkan perubahan budaya pada masyarakat Indonesia. Jika pembelajaran yang berorientasi pada nilai-nilai kearifan lokal tidak diterapkan sejak dini, maka dimasa yang akan datang globalisasi dan perkembangan teknologi yang sangat pesat ini dapat lambat laun akan menggeser nilai-nilai kearifan lokal dalam masyarakat. Penyebab pergeseran ini dikarenakan karena sejak awal peserta didik kita tidak diimbangi dengan pengetahuan kearifan lokal daerahnya.

Peserta didik sudah mulai terkontaminasi dengan nilai nilai budaya asing, menurunnya tingkat kepedulian antar sesama, anak anak lebih bersifat individualistik, Minat terhadap budaya Indonesia semakin berkurang dan beralih ke budaya barat, sebagai contoh anak-anak muda lebih berminat dengan tarian modern (dance) daripada tari-tarian tradisional (tari tor tor). Dan anak-anak Indonesia lebih sudak bermain game online daripada mainan-mainan tradisional seperti main kelereng, gangsingan, dan lain sebagainya. Melihat hal ini maka sangat perlu sekali bagi guru dalam proses belajar mengajar mengorientasikan kearifan lokal didalamnya agar nilai-nilai kearifan budaya lokal masyarakt tidak semakin hari semakin terkikis.

Perilaku generasi muda yang oleh Renald Kasali (2018) disebut sebagai generasi stawberry, generasi cantik menarik kosmopolitan namun rapuh karena tidak memiliki mentalitas dan nilai-nilai yang kuat untuk menghadapi tantangan (ketahan malangan). Kita bisa berpikir dan bervisi global tetapi tetap bertindak lokal. Nah disinilah salah satu peran yang dapat mendukung hal tersebut adalah peranseorang guru sebab seorang guru dapat memasukan pembelajaran dengan mengintegrasikan nilai-nilai kearifan budaya lokal daerahnya sehingga walaupun sudah mengikuti budaya modern tapi tidak meninggalkan budaya lokal daerahnya.

Salah satu masalah yang perlu mendapat perhatian khusus di era revolusi 4.0 adalah masalah identitas kebangsaan. Arus globalisasi dikhawatirkan membawa dampak pada anak yakni mulai terkikisnya rasa kecintaan terhadap kearifan lokal daerahnya. Kearifan lokal yang selalu dianggap sebagai tradisi yang berulang-ulang dan tradisi yang selalu diterapkan secara turun-temurun dianggap sebagai warisan yang baik dan perlu disampaikan pada anak cucu karena mengandung nilai-nilai sebagai pegangan hidup. Sehingga berangkat dari penjelasan diatas kearifan lokal yang digunakan pada pembahasan ini adalah kearifan lokal gotong royong. 

Gotong royong merupakan nilai kearifan lokal yang sudah sejak lama menjadi tradisi masyarakat. Nilai yang terkandung dalam gotong royong itu sendiri yang paling menonjol adalah nilai kebersamaan, tolong menolong, kekeluargaan, kesatuan, persatuan, sosialisasi dan suka rela. 

Nilai-nilai ini dirasa sudah mulai menurun apalagi pada masyarakat yang tinggal didaerah perkotaan. Hal ini sering terjadi karena orang lebih banyak mementingkan diri sendiri atau kerja secara individu, ditambah lagi dengan berkembangnya teknologi yang semakin maju yang turut mempengaruhi eksistensi budaya yang mengutamanakan kebersamaan dan kerukunan. Maka untuk tetap mempertahankan eksistensi nilai-nilai kearifan lokal yang mulai tergerus dengan perkembangan zaman, baiknya dimulai dari tingkat dasar terlebih dahulu. 

Sekolah dasar merupakan lembaga formal yang meletakan dasar pendidikan kepada peserta didik sebelum menempuh ke jenjang pendidikan yang berikutnya. Oleh karena itu peserta didik ditingkat sekolah dasar harus di beri wawasan pengetahuan yang jelas agar tidak mengaburkan pengetahuanya di jenjang selanjutnya.

Nilai-nilai kearifan lokal yang ada disekolah dapat dimanfaatkan untuk pembelajaran di Sekolah Dasar. Dengan mengintegrasikan nilai-nilai kearifan lokal dalam pembelajaran di Sekolah Dasar diharapkan peserta didik akan memiliki pemahaman tentang kearifan lokalnya sendiri, sehingga menimbulkan kecintaan terhadap budayanya sendiri. 

Di sini peran guru sangat dominan dalam menyesuaikan dengan tingkat perkembangan anak. Salah satu aplikasi pengintegrasian nilai-nilai kearifan lokal di sekolah misalnya dengan selalu rutin mengajarkan siswa untuk bergotong royong dan kerja bakti dalam membersihkan sampah-sampah yang ada di sekolah sehingga tertanam dalam diri mereka jiwa kebersamaan dan kekeluargaan, meskipun terihat sederhana tetapi hal ini jika ditanamkan secara terus menerus akan tertanam didalam diri peserta didik bahwa kita dapat bertindak global tetapi tidak meninggalkan nilai kearifan lokal yang akan membawanya melangkah kejenjang berikutnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun