Mohon tunggu...
Siti khadijah lubis
Siti khadijah lubis Mohon Tunggu... Mahasiswi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Haii, aku mahasiswi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,, Fakultas Dakwah dan Ilmu Komuikasi, Program Study Manajemen Dakwah. Selain fokus di bidang akademik, aku juga mengikuti pelatihan vokal sholawat dan gambus, karna itu hobi ku, selain itu aku juga mengisi waktu luang ku dengan memasak hihihi. SELAMAT MEMBACA TULISAN KU TEMAN-TEMAN 🙌🏻😉

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Relasi Anak dan Orangtua Dalam Keluarga-Kajian Surat Al Isra/17:23-27

23 Mei 2025   08:35 Diperbarui: 23 Mei 2025   22:51 196
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Al-Isra' secara etimologi berarti berjalan pada waktu malam, sedangkan secara terminologi berarti perjalanan Nabi Muhammad SAW pada malam hari dalam waktu yang relatif singkat dari Masjidil Haram di Mekah menuju ke Masjidil Aqsha di Yerussalem. Surat Al-Isra merupakan surat ke-tujuh belas setelah surat an-Nahl dalam al-qur'an dan terdiri dari 111 ayat. Dan termasuk golongan surat Makkiyah yang di turunkan di kota Makkah, Nama popular lainnya pada masa Nabi adalah surat Bani Israil, karena di dalam surat ini membahas tentang pembibingan dan penghancuran bani israil. Dan nama popular yang terakhir adalah Surat  Subhan, karena pada awal ayat surat al-isra' ini di awali dengan lafal subhan.

Pada ayat 23-27 dalam surat al-isra' menerangkan tentang kita sebagai hamba allah tidak boleh menyembah kepada selain-Nya, di samping itu juga terdapat perintah untuk berbuat baik kepada orang tua  (birrul walidaini) dan hormat kepada mereka. Jika diantara kedua orang tua atau salah seorang dari mereka berdua sampai berusia lanjut jangan memperdengarkan kepada kepada salah satu dintara keduanya dengan kata-kata kasar meskipun dengan perkataan kasar paling ringan sekalipun


وَقَضٰى رَبُّكَ اَلَّا تَعْبُدُوْٓا اِلَّآ اِيَّاهُ وَبِالْوَالِدَيْنِ اِحْسٰنًاۗ اِمَّا يَبْلُغَنَّ عِنْدَكَ الْكِبَرَ اَحَدُهُمَآ اَوْ كِلٰهُمَا فَلَا تَقُلْ لَّهُمَآ اُفٍّ وَّلَا تَنْهَرْهُمَا وَقُلْ لَّهُمَا قَوْلًا كَرِيْمًا۝

ayat 23 ini, bahwasannya Tuhan Allah swt itu sendiri yang menentukan, yang memerintah dan memutuskan bahwasannya Dialah yang mesti di sembah, di puji dan dipuja. Dan tidak boleh, dilarang keras menyembah yang selain Dia.

Dalam lanjutan ayat ini, berdampingan dengan perintah berbuat baik (berkhidmat) kepada kedua orang tua, menunjukan adanya penekanan terhadap perintah islam, yang dimana kewajiban yang ke dua sesudah beribadah kepada allah swt. Al-qur'an merujuk pada salah satu contoh kebaikan terhadap kedua-orangtua, dengan mengatakan jika salah satu dari mereka atau keduanya-duanya mencapai usia lanjut dan hidup Bersama kita, yakni jika mereka memerlukan perawatan terus-menerus, janganlah kita sampai mengabaikan kebaikan budi mereka (selama itu) dan menunjukan sikap tidak suka, mencela, apalagi menghina mereka. Artinya, jangan sampai mengeluarkan kata-kata yang menunjukan perasaan tidak suka kepada mereka. Janganlah sampai kita berteriak kepada mereka, melaimkan berbicaralah kepada mereka dengan santun dan sikap hormat.

Dalam hal merawat orangtua, jika keduanya telah lanjut usia, sehingga tidak kuasa lagi hidup sendiri, dan sudah bergantung kepada Putera-puterinya, hendaklah kita sabar berlapang hati memelihara mereka. Bahkan bertambah tua, mereka bertambah seperti anak-anak, dia minta di bujuk, dia minta belas kasihan anak. Maka janganlah terlanjur dari mulutmu satu kalimat pun yang mengandung rasa tidak sopan bahkan sampai melukai hati mereka.

وَاخْفِضْ لَهُمَا جَنَاحَ الذُّلِّ مِنَ الرَّحْمَةِ وَقُلْ رَّبِّ ارْحَمْهُمَا كَمَا رَبَّيٰنِيْ صَغِيْرًاۗ ۝

Dalam kata-kata dan perbuatan, usahakanlah sebaik-baiknya untuk bersikap rendah hati terhadap orang tua. Sedangkan yang dimaksud pada Q.S Al- Isra ayat 24 adalah: Hendaklah sifat merendahkan diri itu, dilakukan atas dorongan sayang kepada kedua orang tua, bukan karena sekedar mematuhi perintah atau khawatir tercela saja.

Buya Hamka mengatakan berbahagialah orang yang cepat-cepat mengambil kesempatan berkhidmat kepada kedua ayah-bundanya, sebelum kesempatan itu hilang karena mereka terburu mati. Maka menyesallah dia berlarat-larat bahwa dia belum sempat membalas guna. Maka nistalah orang yang tidak peduli kepada kedua orang tuanya apalagi jika perintah ini telah diketahuinya.

Imam Ahmad juga meriwayatkan dari abu Usail, yakni malik bin Rabi’ah as-Sa’idi, ia bercerita:

“Ketika aku sedang duduk di samping rasullullah, tiba tiba didatangi seseorang dari kaum Anshar, lalu ia bertanya: ‘ya Rasulullah, masikah ada sesuatu dari bakti kepada orang tuaku yang harus kulakukan setelah keduanya wafat?’ Beliau menjawab: ‘Ya, masih, ada empat perkara, yaitu menshalatkan keduanya, memohonkna ampunan untuk keduanya, melaksanakan janji keduanya, dan menghormati sahabat keduanya serta menyambung tali silaturahmi yang engkau tidak akan mempunyai hubungan silaturahmi kecuali melalui keduanya. Dan demikian itulah yang masih tersisa dari bakti kepada orang tua yang harus kamu lakukan setelah keduanya wafat.” (HR. abu Dawud dan Ibnu Majah)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun