Sistem kapitalis yang mengikuti kemilikan sendiri-sendiri dengan pemikiran positivisme pada kelompok ini telah melepaskan pokok pemikirannya dari gerakan nilai dan norma sehingga dapat menimbulkan ketidak adilan pendapatan dan kecemburuan sosial. Hal ini telah menyebabkan terjadinya ketidak adilan distribusi pendapatan. Ases distribusi yang ditetapkan akhirnya berdampak pada realitas yang menjadi penguasa yang sebenarnya yakni pemilik modal dan konglomerat.
Di beberapa negara kapitalis telah berkembang suatu pandangan skeptis terhadap sistem yang dianutnya, terutama mengenai kecukupan dibidang distribusi dari semua mekanisme pasar dan persaingannya yang bebas. Kapitalisme memiliki kelemahan-kelemahan yang sangat menonjol adalah pertama, kapitalisme mementingkan segala kepentingan social, yang kedua, kapitalisme menganggap sangat penting adanya kebebasan sendiri-sendiri dalam aktualisasi kepentingan dan kepemilikan kekayaan. Ketiga, mengonsumsikan isiasi individu untuk pembuatan keputusan yang didestralisasi.
Dari paparan diatas dapat dipahami bahwa kritik Chapra terhadap kapitalisme lebih diorientasikan pada sebuah sistem ekonomi. Sebagai perbandingan, jika aktivitas ekonomi umat islam yang ditandai oleh masuknya ajaran agama islam dan praktek generasi. Chapra juga kurang jeli dalam melihat terjadinya penyimpangan-penyimpangan Kapitalisme yang dilakukan individu. (Sri-EdiSwasono, Ekspose Ekonomika: Mewaspadai Globalisme dan Pasar Bebas, (Yogyakarta, PUSTEP-UGM, 2005)), hal 12 (Pascasarjana IAIN Sumatera Utara, 19 Juni 2004)