Mohon tunggu...
Financial

Perhubungan antara Ekonomi Islam dan Ekonomi Konvensial

5 Maret 2019   18:21 Diperbarui: 5 Maret 2019   18:38 141
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Finansial. Sumber ilustrasi: PEXELS/Stevepb

Perdebatan ekonomi islam dan ekonomi konvensional

Tanpa sadar, sejarah perjalanan pembangunan ekonomi berlangsung panjang. Perjalanan yang panjang tentunya mencatat lembaran demi lembaran catatan sejarah tentang pasang surut pembangunan ekonomi dunia. Berbagai macam aliran pemikiran (school of thought) muncul dengan latar belankang dan dialektika masing-masing yang tentunya bermuara pembangunan ekonomi. Dari banyaknya aliran menghasilkan perbedaan yang tidak dapat lagi dihindari, walaupun menyoroti persoalan yang sama. Perdebatan sistem ekonomi dalam rangka pembangunan ekonomi dunia seperti tidak akan usai, dari banyaknya aliran ekonomi dan semakin kompleks perubahan dunia.

Sebelum masuk dalam perdebatan sistem ekonomi, ada hal yang perlu didiskusikan dalam persoalan ekonomi yang mana akan membentuk ilmu ekonomi itu sendiri. Pembahasan tentang sejarah ilmu ekonomi menjadi penting karena kita akan mengetahui permasalahan inti ekonomi yang mendasari kenapa ilmu ekonomi terus berkembang.

Definisi Ilmu Ekonomi sebagai ilmu yang mempelajari bagaimana agar masyarakat dapat mengelola sumberdaya yang langka. Kelangkaan ini kemudian bertolak belakang dengan naluri manusia untuk memenuhi seluruh kebutuhan yang diinginkannya, eksistensi ilmu ekonomi untuk membantu masyarakat mengoptimalkan pemenuhan kebutuhannya dengan sumberdaya yang terbatas.

Meskipun ilmu ekonomi memiliki banyak perbedaan definisi, perbedaan tersebut kemudian dipersatukan oleh beberapa pemikiran mendasar yaitu sepuluh prinsip ekonomi. Yang mana sepuluh prinsip ekonomi ini terbagi menjadi tiga bagian pertama, Bagaimana masyarakat mengambil keputusan yang terdiri dari orang menghadapi tradeoff, orang rasional yang berfikir pada batas-batas, dan orang tanggap terhadap intensif. kedua, Bagaimana masyarakat berinteraksi, terdiri dari perdagangan menguntungkan semua pihak, pasar adalah tempat yang baik untuk mengorganisasikan kegiatan ekonomi. ketiga, Bagaimana perekonomian secara keseeluruhan bekerja, terdiri dari: Standart hidup suatu Negara yang bergantung pada kemampuannya menghasilkan barang dan jasa. (N. Gregory mankiw, principles of economic: Pengantar Ekonomi Mikro, (Jakarta:Salemba Empat, 2009)). Hl 1-2

1.2 KETIDAKSEPAHAMAN EKONOMI

Para ekonom mencoba menjelaskan subjek mereka dengan objektivitas seorang ilmuan. Hasil kajian antar ekonom dalam menyelesaikan persoalan sering terjadi perbedaan. Perbedaan inilah yang menjadi sebab ekonom memiliki 2 (dua) peranan yaitu ekonom bertindak sebagai ilmu dan bertindak sebagai penasehat kebijakan.

Peran ganda ekonom dapat dijelaskan melalui dua jenis pernyataan yaitu pernyataan positive statement bersifat deskriptif. Pernyataan positif berbicara mengenai bagaimana dunia yang sebenarnya. Yang kedua, seperti pernyataan norma, bersifat normatif (normative statements) bersifat memberikan petunjuk. Ketika para ekonom membuat pernyataan normative, mereka bertinak sebagai penasehat kebijakan. Sebaliknya ketika membuat pernyataan positif, ekonom bertindak sebagai ilmuan. (N. Gregory Mankiw, Principles of Economics:Pengantar Ekonomi Mikro, (Jakarta:Salemba Empat)). Hlm 2-3

1.3 PERJALANAN DAN PERDEBATAN SISTEM EKONOMI

Dalam kurun waktu yang sekian lama banyak sekali fakta-fakta sejarah pembangunan ekonomi sebagai pijakan pembangunan ekonomi yang lebih baik di masa mendatang.

Pemikiran-pemikiran ekonomi Yunani kuno sering sekali dikaitkan dengan etika moral dan aliran skolastik yang menghubungkan nilai-nilai ekonomi dengan ajaran gereja. Dua aliran ini belum memberikan kontribusi yang besar dalam perokonomian modern.

Pemikiran-pemikiran ekonomi sudah sangat berkembang pada abad ke-XV, saat terjadi revolusi pertanian di Eropa. Namun, pengakuan terhadap ekonomi sebagai cabang ilmu tersendiri baru diberikan pada abad ke_XVIII, setelah Adam Smith (1729-1790) menulis buku ysng sangat fenomenal: An inquiry into the Nature and Cause of The Wealth of Nations. Buku yang ditulis pada tahun 1776 mentahbiskan Smith sebagai " Bapak Ilmu Ekonomi ". Selanjutnya, Smith ini pemikir yang merepresentasikan mazhab klasik.

Smith berpendapat bahwa perekonomian itu akan berkembang sangat baik jika dibiarkan sendiri dan tidak usah mengatur atau merencanakan, sesuai faham laissez-faire, laissez passer. Dalam sistem sosialis tidak ada perbedaan yang terlihat antara yang kaya dan yang miskin. Hal itu alat produksi merupakan milik negara. (Munawar Ismail, dkk., Sistem Ekonomi Indonesia: Tafsiran Pancasila dan UUD 1945,(Jakarta:Penerbit Erlangga, 2014)) hal 3-4 (Deliarnov, Perkembangan Pemikiran Ekonomi: Edisi Ketiga, (Jakarta: Rajawali Pers, 2015)) hal 3-4

SISTEM EKONOMI KONVENSIONAL

Sistem ekonomi adalah sebuah konsep fundamental sekaligus mekanisme melakukan kegiatan ekonomi. Sistem ini dapat mempengaruhi keinginan aspirasi masyarakat, sehingga dapat menentukanideal seseorang. Nampaknya sistem ekonomi dapat memperlihatkan pola fikir, budaya dan peradaban yang berkembang dalam kemasyarakatan.

2.1. SISTEM EKONOMI KAPITALIS

Harus diakui bahwa sampai saat ini beberapa negara masih menganut dan menggungkan sistem ekonomi konvensional di bawah dominasi Kapitalisme. Sampai saat ini pun Kapitalisme telah mengalami perubahan terus menerus selama beberapa abad. Bahkan secara konvergen dan virtual, hamper seluruh negara mengadopsi sistem ekonomi yang market-oriented dan terintegrasi menuju ekonomi Kapitalisme global.

Ciri utama sistem Kapitalisme merupakan tanpa adanya perencanaan ekonomi sentral. Semua ini merupakan hasil dari kekuatan pasar. Dan tidak adanya perencanaan terpusat maka memberi kebebasan dan kekuasaan yang mutlak kepada pemilik modal untuk mendapatkan keuntungan yang besar.

Bagi kapitalisme, solusi yang baik untuk dapat menyelesaikan masyarakat yakni dengan meningkatkan produksi. Kapitalis berusaha meningkatkan produksi dalam negeri dan mampu memberikan kebebasan penduduk untuk mengambil hasil produksi yang banyak. Dengan cara ini kapitalisme berasumsi dalam sistem terdapat distribusi pendapatannya dan kekayaannya yang merata dan fair.

Dengan sistem pasar bebas telah membantu kapitalisme untuk mampu berkembang berdasarkan kepentingan pribadi pelaku ekonomi. Asumsi yang selama ini dijadikan acuan dalam sebuah perkembangan ekonomi konvensional yakni paradigma yang bersumber dari mitos Kapitalisme Smith. Asumsi ini meliputi kebutuhan manusia, sumber ekonomi relative terbatas merupakan maksimaliasi keputusan pribadi.

Hingga saat ini ekonomi konvensional yang bersumber dari pemikiran Smith mendapatkan wibawa intelektual yang besar. Bahkan tidak dipungkiri bahwa kapitalisme ini telah memberikan begitu banyak hasil-hasil positif berbagai peradaban umat manusia. 

Terlepas dari itu semua dibalik kesuksesan kapitalisme memberikan kemajuan bagi masyarakat, ternyata disitu ada kekacauan dan bahkan kotradiktif. Kondisi ini menjadi semakin parah, ketika negara-negara kapitalis menggunakan kekuasaan ekonomi untuk mempengarui prikehidupan internasional dalam segala aspek politik dan budaya. Kapitalis sekarang telah menjadi imperialis bagi negara-negara berkembang.

Sistem kapitalis yang mengikuti kemilikan sendiri-sendiri dengan pemikiran positivisme pada kelompok ini telah melepaskan pokok pemikirannya dari gerakan nilai dan norma sehingga dapat menimbulkan ketidak adilan pendapatan dan kecemburuan sosial. Hal ini telah menyebabkan terjadinya ketidak adilan distribusi pendapatan. Ases distribusi yang ditetapkan akhirnya berdampak pada realitas yang menjadi penguasa yang sebenarnya yakni pemilik modal dan konglomerat.

Di beberapa negara kapitalis telah berkembang suatu pandangan skeptis terhadap sistem yang dianutnya, terutama mengenai kecukupan dibidang distribusi dari semua mekanisme pasar dan persaingannya yang bebas. Kapitalisme memiliki kelemahan-kelemahan yang sangat menonjol adalah pertama, kapitalisme mementingkan segala kepentingan social, yang kedua, kapitalisme menganggap sangat penting adanya kebebasan sendiri-sendiri dalam aktualisasi kepentingan dan kepemilikan kekayaan. Ketiga, mengonsumsikan isiasi individu untuk pembuatan keputusan yang didestralisasi.

Dari paparan diatas dapat dipahami bahwa kritik Chapra terhadap kapitalisme lebih diorientasikan pada sebuah sistem ekonomi. Sebagai perbandingan, jika aktivitas ekonomi umat islam yang ditandai oleh masuknya ajaran agama islam dan praktek generasi. Chapra juga kurang jeli dalam melihat terjadinya penyimpangan-penyimpangan Kapitalisme yang dilakukan individu. (Sri-EdiSwasono, Ekspose Ekonomika: Mewaspadai Globalisme dan Pasar Bebas, (Yogyakarta, PUSTEP-UGM, 2005)), hal 12 (Pascasarjana IAIN Sumatera Utara, 19 Juni 2004)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun