Mohon tunggu...
Financial

Perhubungan antara Ekonomi Islam dan Ekonomi Konvensial

5 Maret 2019   18:21 Diperbarui: 5 Maret 2019   18:38 141
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Finansial. Sumber ilustrasi: PEXELS/Stevepb

Sistem kapitalis yang mengikuti kemilikan sendiri-sendiri dengan pemikiran positivisme pada kelompok ini telah melepaskan pokok pemikirannya dari gerakan nilai dan norma sehingga dapat menimbulkan ketidak adilan pendapatan dan kecemburuan sosial. Hal ini telah menyebabkan terjadinya ketidak adilan distribusi pendapatan. Ases distribusi yang ditetapkan akhirnya berdampak pada realitas yang menjadi penguasa yang sebenarnya yakni pemilik modal dan konglomerat.

Di beberapa negara kapitalis telah berkembang suatu pandangan skeptis terhadap sistem yang dianutnya, terutama mengenai kecukupan dibidang distribusi dari semua mekanisme pasar dan persaingannya yang bebas. Kapitalisme memiliki kelemahan-kelemahan yang sangat menonjol adalah pertama, kapitalisme mementingkan segala kepentingan social, yang kedua, kapitalisme menganggap sangat penting adanya kebebasan sendiri-sendiri dalam aktualisasi kepentingan dan kepemilikan kekayaan. Ketiga, mengonsumsikan isiasi individu untuk pembuatan keputusan yang didestralisasi.

Dari paparan diatas dapat dipahami bahwa kritik Chapra terhadap kapitalisme lebih diorientasikan pada sebuah sistem ekonomi. Sebagai perbandingan, jika aktivitas ekonomi umat islam yang ditandai oleh masuknya ajaran agama islam dan praktek generasi. Chapra juga kurang jeli dalam melihat terjadinya penyimpangan-penyimpangan Kapitalisme yang dilakukan individu. (Sri-EdiSwasono, Ekspose Ekonomika: Mewaspadai Globalisme dan Pasar Bebas, (Yogyakarta, PUSTEP-UGM, 2005)), hal 12 (Pascasarjana IAIN Sumatera Utara, 19 Juni 2004)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun