Di antara detak jam yang perlahan renta,
aku masih menyimpan namamu
seperti doa yang tak pernah usai,
meski langit telah berganti warna.
Kita pernah muda dalam janji,
mengeja cinta di antara hujan dan tawa,
lalu hidup berjalan tanpa janji abadi,
meninggalkan kita di simpang yang berbeda.
Kini, aku belajar mencintaimu
bukan dengan memiliki,
tapi dengan menerima,
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!