Mohon tunggu...
Siti Fatimah
Siti Fatimah Mohon Tunggu... Mahasiswa

Menulis membaca dan menonton

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Pagi yang tak pernah menunggu

6 Oktober 2025   04:45 Diperbarui: 6 Oktober 2025   04:45 6
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Pagi datang tanpa janji,

menyibak tirai malam yang rapuh,

mimpi-mimpi terputus di ujung mata,

ditinggal waktu yang bergegas pergi.

Matahari merangkak dengan tegas,

menyulam cahaya di sela resah,

sementara hati masih terjerat,

antara ingin tinggal atau melangkah.

Burung-burung terbang tanpa ragu,

menorehkan arah pada langit muda,

sedang kita masih terbata,

menggenggam sisa tidur yang enggan lepas.

Pagi tak pernah menunggu,

ia hanya singgah memberi terang,

dan kita, harus memilih,

menjadi langkah atau bayangan.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun