Mohon tunggu...
Siti Fadhilah
Siti Fadhilah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Negeri Jakarta

Mahasiswa S1 Teknologi Pendidikan, Universitas Negeri Jakarta

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Mengapa Model Pendidikan Finlandia Belum Tepat untuk Diterapkan di Indonesia?

16 April 2024   21:20 Diperbarui: 16 April 2024   21:24 161
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Pendidikan merupakan hal yang penting dalam membentuk masa depan suatu bangsa. Ia adalah tonggak utama yang menentukan arah dan kualitas perkembangan sebuah masyarakat. Melalui pendidikan, generasi muda diberi landasan pengetahuan, keterampilan, serta nilai-nilai yang akan membimbing mereka dalam menghadapi berbagai tantangan dan peluang di masa depan.

Finlandia, sebuah negara kecil di Eropa Utara, sering dianggap sebagai model pendidikan yang sangat sukses. Jika berbicara mengenai negara Finlandia, seringkali tidak bisa dilepaskan dari predikatnya sebagai salah satu negara dengan sistem pendidikan terbaik di dunia. Finlandia secara konsisten menduduki peringkat tinggi dalam berbagai indeks pendidikan global. Namun, apakah model pendidikan Finlandia yang dianggap sebagai salah satu yang terbaik di dunia ini dapat dengan mudah diterapkan di Indonesia?

Implementasi model pendidikan Finlandia di Indonesia menjadi pertanyaan yang kompleks mengingat perbedaan signifikan dalam aspek sosial, ekonomi, budaya, dan infrastruktur pendidikan kedua negara. Meskipun model tersebut telah terbukti sukses dan menginspirasi banyak negara, seperti Indonesia, implementasi langsung di Indonesia mungkin tidaklah mudah atau sesuai.

Berikut beberapa alasan mengapa model pendidikan di Finlandia belum bisa diterapkan di Indonesia :

Perbedaan Budaya dan Latar Belakang 

Perbedaan budaya dan latar belakang antara Finlandia dan Indonesia memengaruhi sistem pendidikan di kedua negara tersebut. Finlandia, masyarakatnya cenderung homogen, dengan mayoritas penduduk memiliki kesamaan dalam budaya, bahasa, dan nilai-nilai. Kehomogenan ini turut memengaruhi pendekatan pendidikan di negara tersebut. 


Dengan mayoritas populasi yang memiliki latar belakang budaya serupa, sistem pendidikan Finlandia dapat dirancang dengan lebih terarah dan inklusif. Kurangnya keragaman budaya yang signifikan mempermudah penyusunan kurikulum dan strategi pembelajaran, memungkinkan penekanan pada kesetaraan dalam pendidikan serta penghargaan terhadap individualitas setiap siswa.

Indonesia dengan keanekaragaman budaya, bahasa, dan agama yang sangat besar, memiliki tantangan yang berbeda dalam merancang sistem pendidikan yang inklusif. Dalam masyarakat yang terdiri dari berbagai suku, agama, dan tradisi, pendidikan harus mempertimbangkan dan menyesuaikan kebutuhan serta nilai-nilai yang beragam. 

Hal ini bisa menjadi tantangan dalam menyusun kurikulum yang relevan dan strategi pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan setiap kelompok budaya. Selain itu, dalam lingkungan yang beragam ini, penekanan pada kesetaraan dan penghargaan terhadap individualitas siswa juga dapat lebih rumit karena adanya perbedaan nilai dan pandangan antar-kelompok budaya.

Perbedaan Status Negara 

Perbedaan status negara menjadi salah satu faktor utama yang memengaruhi kesesuaian penerapan model pendidikan Finlandia di Indonesia. Finlandia dikenal sebagai negara maju dengan sejumlah faktor kunci yang mendukung kesuksesan sistem pendidikannya, termasuk tingkat pendapatan per kapita yang tinggi yang menempatkannya di antara negara-negara dengan pendapatan tertinggi di dunia. 

Tingkat pendapatan yang tinggi ini memberikan akses yang lebih besar terhadap sumber daya untuk diperuntukkan pada sektor pendidikan, seperti pengembangan infrastruktur, pelatihan guru, dan pengembangan kurikulum yang inovatif. Selain itu, Finlandia memiliki infrastruktur pendidikan yang unggul, dilengkapi dengan fasilitas modern, memastikan siswa di Finlandia memiliki lingkungan pembelajaran yang optimal.

Sistem kesehatan dan jaminan sosial yang kokoh menjadi penopang penting bagi kemajuan pendidikan di Finlandia. Akses mudah dan terjangkau terhadap layanan kesehatan membebaskan anak-anak Finlandia dari kekhawatiran akan masalah kesehatan yang bisa mempengaruhi kinerja akademik mereka. Selain itu, sistem jaminan sosial yang menyeluruh memberikan perlindungan ekonomi bagi keluarga, sehingga anak-anak dapat fokus pada pendidikan tanpa beban keuangan yang berat.

Berbeda dengan Finlandia, Indonesia sebagai negara berkembang memiliki sejumlah tantangan yang mempengaruhi sektor pendidikan dan kesehatan. Meskipun telah ada kemajuan yang signifikan dalam bidang ini, tetapi ketimpangan sosial tetap menjadi masalah yang meresahkan. 

Ketimpangan ini dapat terlihat dalam akses terhadap layanan pendidikan dan kesehatan yang tidak merata di seluruh negeri. Daerah-daerah terpencil atau pedalaman seringkali mengalami kesulitan dalam akses terhadap fasilitas pendidikan yang memadai, seperti sekolah yang terlalu jauh atau infrastruktur yang tidak memadai. Ini menyebabkan kesenjangan antara pendidikan perkotaan dan pedesaan, serta antara wilayah yang lebih makmur dan yang kurang berkembang di Indonesia.

Infrastruktur pendidikan di Indonesia masih perlu ditingkatkan secara signifikan. Meskipun telah ada upaya untuk memperbaiki infrastruktur pendidikan, terutama di daerah-daerah terpencil, namun masih banyak tantangan yang harus diatasi. Fasilitas pendidikan yang kurang memadai, seperti ruang kelas yang sempit, kurangnya buku pelajaran, dan kurangnya fasilitas penunjang seperti laboratorium atau perpustakaan, menjadi masalah yang sering dihadapi di banyak sekolah di Indonesia.

Populasi 

Perbedaan dalam jumlah penduduk antara Finlandia dan Indonesia berdampak besar pada manajemen dan pengelolaan peserta didik di kedua negara. Finlandia, dengan populasi yang jauh lebih kecil daripada Indonesia, memiliki keuntungan dalam hal manajemen pendidikan karena skala yang lebih kecil. 

Dengan populasi yang relatif kecil, pemerintah Finlandia dapat lebih mudah mengatur sistem pendidikan mereka. Mereka dapat mengalokasikan sumber daya dengan lebih efisien, mengawasi perkembangan pendidikan secara lebih langsung, dan merespons perubahan lingkungan pendidikan dengan lebih fleksibel. Karena skala yang lebih kecil, implementasi kebijakan pendidikan dapat dilakukan dengan lebih cepat dan efektif.

Hal ini tentu saja berbeda dengan Indonesia yang mana memiliki populasi yang jauh lebih besar, menghadapi tantangan yang lebih kompleks dalam manajemen dan pengelolaan pendidikan. Tantangan utama adalah memastikan akses pendidikan yang merata, konsistensi kualitas pengajaran di seluruh wilayah, dan pengawasan yang efektif terhadap lembaga pendidikan. 

Dengan populasi yang besar, distribusi sumber daya pendidikan seperti tenaga pengajar, fasilitas, dan anggaran menjadi lebih rumit. Pemerintah Indonesia perlu mengembangkan strategi pengelolaan yang cermat untuk memastikan efisiensi, keadilan, dan kualitas dalam sistem pendidikan yang heterogen ini.

Perbedaan dalam skala populasi antara kedua negara ini juga berdampak pada pengembangan kebijakan pendidikan. Finlandia mungkin dapat mengambil keputusan dengan lebih cepat dan langsung merasakan dampaknya karena ukuran populasi yang lebih kecil. Sementara itu, Indonesia memerlukan proses pengambilan keputusan yang lebih kompleks dan membutuhkan waktu lebih lama untuk melaksanakan kebijakan karena ukuran dan keragaman populasi yang besar.

Perbedaan Persepsi terhadap Profesi Guru 

Finlandia, sebagai negara maju, telah menetapkan standar yang tinggi untuk pendidikan guru. Guru di Finlandia dihormati sebagai profesi yang penting, sehingga pendidikan untuk menjadi seorang guru di sana dianggap setara dengan pendidikan kedokteran atau hukum. Standar yang ketat ini memastikan bahwa anak-anak Finlandia diajar oleh para profesional terbaik yang tidak hanya menguasai materi pelajaran, tetapi juga memiliki pemahaman mendalam tentang ilmu pedagogi dan keterampilan berpikir kritis. Mereka terlatih untuk melakukan penelitian ilmiah dan menerapkan praktik pengajaran terbaik dalam setiap kelas.

Kualitas guru di Indonesia sering kali dipengaruhi oleh fakta bahwa profesi menjadi guru sering dianggap sebagai pilihan terakhir atau pilihan alternatif bagi banyak individu. Hal ini terutama disebabkan oleh persepsi masyarakat bahwa menjadi guru tidak memberikan imbalan finansial atau status sosial yang tinggi. Akibatnya, orang-orang yang memiliki potensi untuk menjadi guru sering kali memilih karier lain yang dianggap lebih menguntungkan.

Persepsi ini dapat mengakibatkan kurangnya minat dan motivasi dalam mendapatkan pendidikan dan pelatihan yang diperlukan untuk menjadi guru yang berkualitas. Dalam banyak kasus, individu yang menjadi guru mungkin tidak memiliki latar belakang pendidikan yang memadai atau keterampilan yang diperlukan untuk mengajar secara efektif. Kurangnya minat ini juga dapat mempengaruhi investasi pribadi dalam pengembangan profesional, seperti mengikuti kursus atau pelatihan tambahan.

Melihat perbandingan antara kondisi pendidikan Finlandia dan Indonesia, serta tantangan yang dihadapi oleh masing-masing negara, menjadi jelas bahwa model pendidikan Finlandia tidak dapat secara langsung diterapkan di Indonesia. Meskipun Finlandia telah berhasil menciptakan sistem pendidikan yang diakui secara internasional karena kualitas peserta didiknya, kondisi Indonesia yang berbeda membutuhkan pendekatan yang lebih sesuai dengan konteks lokal. 

Model pendidikan Finlandia dapat menjadi sumber inspirasi bagi upaya reformasi pendidikan di Indonesia, tetapi implementasinya harus disesuaikan dengan konteks lokal dan memperhatikan kebutuhan serta tantangan yang ada di Indonesia. Dengan demikian, upaya untuk meningkatkan sistem pendidikan di Indonesia harus memperhatikan kondisi, kebutuhan, dan potensi yang ada di dalam negeri, sambil tetap memperoleh pelajaran berharga dari pengalaman negara-negara lain, termasuk Finlandia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun