Mohon tunggu...
Siti Asiyah
Siti Asiyah Mohon Tunggu... Seniman - Pendiri https://www.pesanggrahan.de/

Pendiri "Pesangrahan Indonesia e.V https://www.pesanggrahan.de/ Pendiri Bonnindo Band 2016, Siti And Band 2017 https://www.facebook.com/siti.musik/ Pencetus Interkultureller Musik Projekt di Bonn sejak 2017 Pendiri Global Heroes Band 2019 Manager Matahari Band 2021 Penyanyi / Pencipta lagu 2021

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Cinta yang Tak Terbatas Alam

15 September 2022   11:01 Diperbarui: 15 September 2022   11:57 343
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Aku bilang lagi kau ini udah mati juga masih lucu, aku tertawa kecil sambil menuangkan sayuran satu persatu di wajan tempat masakku. Tiba-tiba muncul satu idee untuk menuliskan artikel ini di #Komasiana? dia dia saja dan tersenyum, silahkan Siti mau apa aku kan sudah tiada, here I am ? aku sudah ada disini dan bisa menemani kamu, mau nulis aku temenin, mau main gitar aku temenin, mau masak juga aku temenin. Aku tersenyum, kau ini mati saja masih bisa bercanda. Dia seperti biasa ikut tersenyum, ya kan kau tahu aku ini bagaimana, dari dulu kan aku juga begitu. Aku melanjutkan masak sayur kangkungku dan tahu yang tadi sore aku beli di toko Asia. Sambil masak aku sambil geleng-geleng kepala mmmmm lucu juga ya kalau aku tuliskan cerita ini dengan judul #cintakutakterbatasalam. Dia bilang ingat ngak dengan lagu cintaku tak terbatas waktu?  itu kan normal, dan kalau kau tulis cintaku tak terbatas alam kan itu baru oye.... wkkkk. Duh ini orang udah meninggal masih bisa ketawa juga. Aku masih bisa tersenyum karena geli juga. Tapi tak terasa air mataku bercucuran, sungguh sedih sekali aku. 

Dia bilang jangan menangis, aku bahagia, jangan kau menangis.    

(Dok. pribadi)
(Dok. pribadi)

Aku menangis karena haru, kenapa sudah mati saja dia setia, dulu pas hidup dia ngak mau kontak sama aku, karena tidak ingin istrinya cemburu. Dia bener lelaki yang sangat setia. Memang kini dia sudah bebas, tapi kenapa harus mati dulu. Aku juga bertanya, apa kau ngak ada kerjaan lain selain nungguin aku? Dia menjawab. Aku kan emang sekarang ya mau menemani kamu sesuai dengan janji aku dulu? suatu hari kita akan bersama walau umur kita sudah 60 tahun alias sudah tua. Aku bilang kau ini emang edan dan gila ya?  kau udah meninggal aku masih hidup bicaranya ngawur saja. Dia menjawab emang kenapa?. Aku sekarang kan malah bebas ngak kerja, aku bisa menemani kamu setiap saat, aku ngak perlu  bekerja, aku mau duduk kek, aku mau disini, atau aku mau kemana itu ngak ada lagi yang melarang, ngak ada lagi yang akan marah padaku, apa lagi cemburu, atau aku harus tugas kemana, ya biarkan aku disini bersamamu, opo ngak seneng kau aku temenin?.

Aku tersenyum, ya seneng seneng aja Mas, kataku.

Enak bener hidup kamu? dia tersenyum, apa lagi yang aku cari, hidup di dunia sudah selesai tugasnya, sekarang tugas aku menepati janjiku untuk hidup bersamamu kan udah pas, Aku ngak harus kerja, aku mau apa lagi? aku ngak banyak dosa, aku selama hidup banyak beribadah, tidak pernah macem-macem. Aku menjalankan tugas aku dengan benar sebagai hamba Allah. Aku tidak pernah menyeleweng, aku setia, Aku lakukan apa saja buat mencukupi keluarga. Jadi sekarang begini kan ya karena emang harus begini.

Tak tertahan air mataku mengalir menetes di pipi. Ya Allah masya Allah bener juga dia. Aku bahagia karena ada dia dan dia mengatakan apapun yang selama ini dia tidak pernah katakan saat dia masih hidup. Saat aku tanya apa dulu dia cinta padaku, dia menjawab , ya ialah aku dulu seneng kamu, tapi kalau aku ngak acuh, kau ngak akan seperti ini sampai keluar negri. Kau tega banget padaku Mas. Tega bagaimana kan akhirnya kita pun bersama, aku juga ngak pernah membohongi kamu, kau aja yang ngak faham bahasaku?. Debat sama kamu emang aku kalah Mas dari dulu, mati saja kau masih seperti dulu.

Dia tersenyum, kan kau tahu aku ini dari dulu ya begini? 

Dia bilang sudah lah jangan di bahas, enjoy sekarang, aku ada disini, aku menepati janji, kau mau tanya apa saja aku akan jawab, kau mau marah pun tidak masalah, asal kau jangan menangis saja, ayune dak ilang. 

Bagaimana aku ngak tersenyum lagi, melihat dia bercanda begitu?.

Aku punya pertanyaanku terakhir pada dia, bagaimana selanjutnya kalau kau mau menepati janjimu? 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun