Mohon tunggu...
Siti Asiyah
Siti Asiyah Mohon Tunggu... Seniman - Pendiri https://www.pesanggrahan.de/

Pendiri "Pesangrahan Indonesia e.V https://www.pesanggrahan.de/ Pendiri Bonnindo Band 2016, Siti And Band 2017 https://www.facebook.com/siti.musik/ Pencetus Interkultureller Musik Projekt di Bonn sejak 2017 Pendiri Global Heroes Band 2019 Manager Matahari Band 2021 Penyanyi / Pencipta lagu 2021

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Cinta yang Tak Terbatas Alam

15 September 2022   11:01 Diperbarui: 15 September 2022   11:57 343
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cintaku tak terbatas Alam.

Seperti biasa aku sibuk di dapur karena masak-masak bersama anak ku yang no dua. Dia hobby nya masak. Dia mau mencoba masak masakan Mochi, tapi ngak jadi, akhirnya aku turun tangan, aku bikin adonan jadi jenang lot ala jenang jawa.

Anakku prustasi dan capek masaknya ngak jadi, dia meninggalkan dapur dan mau tidur saja. Aku terpaksa memberesin dapur sendiri.

Hari pertama:

Tiba-tiba aku merasa ada di belakang ku pocong. Siapa yang ngak takut. Tapi aku coba terus beresin dapur, sampai semua beres. Rasa takut dan ngak nyaman merasa semakin menekanku. Akhirnya aku coba buka PCku untuk coba dengerin lagu-lagu dan nulis sana sini, check E-mail dan menulis WhatsApp. Untuk menenangkan hati dan pikiran, ada apa gerangan? Setelah perasaan terasa nyaman aku mengambil air wudhu, untuk melakukan sholat malam dan kirim doa untuk Orangtua yang sudah tiada. Tak terasa aku ketiduran saat berdzikir. Tak terasa pagi sudah tiba, aku terbangun dan langsung melihat Hpku untuk check WA, rupanya ada  kabar duka bahwa Mantanku itu meninggal. 

Aku masih tidak percaya, tapi aku ingat akan pertemuan aku sama pocong semalam itu. Ternyata pocong itu lah dia yang sudah tiada.  

Selamat jalan (Dok. pribadi)
Selamat jalan (Dok. pribadi)

Hari kedua:

Seperti biasa aku masak, menyibukkan diri dengan urusan rumah tangga. Kerjaanku sebagai penyanyi tentu tak lupa sibuk mempersiapkan lagu-lagu dan kebutuhan buat konzert yang akan datang yaitu tgl 16.September bulan ini di acara #Indonesiafestivalfrankfurt.

Hari kedua aku di temuin Pocong kembali, tapi aku sudah tahu siapa dia itu, aku bertanya apa ini kamu? kenapa terlalu pagi kau tinggalkan kita semua? Dia menjawab iya ini aku, mau minta pamit dan minta maaf padamu. Akhirnya kita saling maaf memaafkan. Dia akhirnya minta diri untuk pamit karena masih harus kembali ke kuburan dia yang masih belum ada 24 jam. Aku mengihlaskan kepergian dia dan mendoakannya #Alfathekhah. 

Hari ketiga :

Aku sebenarnya sudah tidak memikirkan dia, karena sudah pamitan, sudah saling maaf memaafkan, dan sudah saling mengihlaskan kepergian dia. Hari ini di waktu yang sama yaitu sekitar jam 02.00 malam menjelang waktu untuk sholat malam. Dia datang lagi di saat aku posisi di dapur sedang masak seperti biasa. 

Aku bilang kau lagi datang padaku, tapi kali ini kau berpakaian rapi, pakai kopyah yang biasa kau pakai saat dulu, dengan baju putih biasa kalau kau main ke rumah dan menjenguk ayahku. Aku bertanya apa urusan mu sudah beres?

Dia menjawab iya, urusanku lancar dan sudah beres semua. Sambil tersenyum dia bercerita. Aku bilang lagi kenapa kau ada disini? dia bilang ya mau nemenin kamu sesuai janji aku dulu. Aku bilang , aku pikir kau lupa akan janjimu, katanya ngak cinta kok ingat janji segala kau ini gemana si?.  Dia bilang, tugasku di dunia kan sudah selesai? anak sudah besar, istri sudah kaya dan punya segala, anak sudah kuliah, sudah punya tabungan dan hidup sudah aman. Ya jangan begitu kau ini gemana si? 

Dia menjawab dengan santai, ini kehendakNya siti, jadi ngak usah banyak tanya dan jalani saja hidup ini seperti kodratnya.  

La terus kenapa kau santai-santai saja meninggal dunia?

dia menjawab, ya kan aku sudah bilang tugas aku di dunia sudah selesai, tinggal aku mau menepati janji aku padamu, dimasa tua aku ingin hidup bersamamu, dan ini lah janji aku. Kau ini bagaimana sih, kenapa harus mati dulu baru kita bisa ketemu? Dia tersenyum dan menjawab emang kenapa? Aku bilang dasar wong edan, pas hidup ngak mau kontak, udah meninggal datang? 

Dia menjawab, sekarang aku sudah mati aku sudah terbebas dari beban apapun, dan aku sudah lega, aku mau sama siapa saja , mau apa, aku sudah putus hubunganku dengan alam dunia. Alamku sudah beda, aku bebas mau kemana saja. Mau jalan-jalan, atau mau menengok saudara, atau mau menemani kamu pun bebas atau mau bersama kamu pun tidak ada yang bisa melarang dan cemburu, aku sudah mati bagi mereka. 

Waduh, kau ini mati saja bisa bercanda. Dia jawab, ya kan kau tahu siapa aku? emang dari dulu begitu.

Terus kamu bagaimana apa ngak bosan nungguin aku masak begini? ya enggak lah, kan dari dulu biasa begitu juga, nungguin kamu pas mandi, pas mau berangkat kerja, nungguin kamu kalau kau pas libur, dan pas kau mencuci baju. Bahkan aku nungguin kamu pas tidur biar ngak ngluyur kemana-mana (kebiasaan pura-pura tidur usai itu kau kabur).   

Iya si jawab aku.

Aku bilang lagi kau ini udah mati juga masih lucu, aku tertawa kecil sambil menuangkan sayuran satu persatu di wajan tempat masakku. Tiba-tiba muncul satu idee untuk menuliskan artikel ini di #Komasiana? dia dia saja dan tersenyum, silahkan Siti mau apa aku kan sudah tiada, here I am ? aku sudah ada disini dan bisa menemani kamu, mau nulis aku temenin, mau main gitar aku temenin, mau masak juga aku temenin. Aku tersenyum, kau ini mati saja masih bisa bercanda. Dia seperti biasa ikut tersenyum, ya kan kau tahu aku ini bagaimana, dari dulu kan aku juga begitu. Aku melanjutkan masak sayur kangkungku dan tahu yang tadi sore aku beli di toko Asia. Sambil masak aku sambil geleng-geleng kepala mmmmm lucu juga ya kalau aku tuliskan cerita ini dengan judul #cintakutakterbatasalam. Dia bilang ingat ngak dengan lagu cintaku tak terbatas waktu?  itu kan normal, dan kalau kau tulis cintaku tak terbatas alam kan itu baru oye.... wkkkk. Duh ini orang udah meninggal masih bisa ketawa juga. Aku masih bisa tersenyum karena geli juga. Tapi tak terasa air mataku bercucuran, sungguh sedih sekali aku. 

Dia bilang jangan menangis, aku bahagia, jangan kau menangis.    

(Dok. pribadi)
(Dok. pribadi)

Aku menangis karena haru, kenapa sudah mati saja dia setia, dulu pas hidup dia ngak mau kontak sama aku, karena tidak ingin istrinya cemburu. Dia bener lelaki yang sangat setia. Memang kini dia sudah bebas, tapi kenapa harus mati dulu. Aku juga bertanya, apa kau ngak ada kerjaan lain selain nungguin aku? Dia menjawab. Aku kan emang sekarang ya mau menemani kamu sesuai dengan janji aku dulu? suatu hari kita akan bersama walau umur kita sudah 60 tahun alias sudah tua. Aku bilang kau ini emang edan dan gila ya?  kau udah meninggal aku masih hidup bicaranya ngawur saja. Dia menjawab emang kenapa?. Aku sekarang kan malah bebas ngak kerja, aku bisa menemani kamu setiap saat, aku ngak perlu  bekerja, aku mau duduk kek, aku mau disini, atau aku mau kemana itu ngak ada lagi yang melarang, ngak ada lagi yang akan marah padaku, apa lagi cemburu, atau aku harus tugas kemana, ya biarkan aku disini bersamamu, opo ngak seneng kau aku temenin?.

Aku tersenyum, ya seneng seneng aja Mas, kataku.

Enak bener hidup kamu? dia tersenyum, apa lagi yang aku cari, hidup di dunia sudah selesai tugasnya, sekarang tugas aku menepati janjiku untuk hidup bersamamu kan udah pas, Aku ngak harus kerja, aku mau apa lagi? aku ngak banyak dosa, aku selama hidup banyak beribadah, tidak pernah macem-macem. Aku menjalankan tugas aku dengan benar sebagai hamba Allah. Aku tidak pernah menyeleweng, aku setia, Aku lakukan apa saja buat mencukupi keluarga. Jadi sekarang begini kan ya karena emang harus begini.

Tak tertahan air mataku mengalir menetes di pipi. Ya Allah masya Allah bener juga dia. Aku bahagia karena ada dia dan dia mengatakan apapun yang selama ini dia tidak pernah katakan saat dia masih hidup. Saat aku tanya apa dulu dia cinta padaku, dia menjawab , ya ialah aku dulu seneng kamu, tapi kalau aku ngak acuh, kau ngak akan seperti ini sampai keluar negri. Kau tega banget padaku Mas. Tega bagaimana kan akhirnya kita pun bersama, aku juga ngak pernah membohongi kamu, kau aja yang ngak faham bahasaku?. Debat sama kamu emang aku kalah Mas dari dulu, mati saja kau masih seperti dulu.

Dia tersenyum, kan kau tahu aku ini dari dulu ya begini? 

Dia bilang sudah lah jangan di bahas, enjoy sekarang, aku ada disini, aku menepati janji, kau mau tanya apa saja aku akan jawab, kau mau marah pun tidak masalah, asal kau jangan menangis saja, ayune dak ilang. 

Bagaimana aku ngak tersenyum lagi, melihat dia bercanda begitu?.

Aku punya pertanyaanku terakhir pada dia, bagaimana selanjutnya kalau kau mau menepati janjimu? 

Dia menjawab, iya seperti dulu aku menemanikamu dong? Cuma bedanya sekarang aku jadi imam kamu, kita bisa sholat bersama, kau ini sholate ngak genah kan? La sekarang kita mulai atur dengan baik, aku lah imammu, seperti janji aku, dan kini aku baru bisa disini, sebelumnya aku ngak bisa, dan kau tahu juga kenapa?

Sekarang aku bisa menemani kamu main main musik, menemani kau menulis, kau masak, kau ngaji, ah iya, sekarang kita bisa sholat bareng ya gitu-gitu aja si? Aku bertanya lagi, apa kau ngak bosan begitu? ah ya enggak lah, kan hidup emang begitu? . Mmmmm kata-kata dia bener juga, asik si kalau ada kamu, aku bisa banyak semangat melakukan apa saja, aku tidak lagi sendiri.

Selamat jalan kasihku moga kau bahagia disana. Silahkan kau mau datang atau pergi, tidak ada yang perlu di sesali, ini lah hidup dan senang kau mau datang padaku. Walau kedatanganmu itu adalah kepergiamu juga.

Beginilah kisah cintaku tak terbatas Alam. RIP rest in peace saudaraku, mantanku, dan kekasihku. Terima kasih atas semuanya. Mudahan kau bahagia di alam sana. Aku ihlaskan kepergiamu, aku maafkan segala kesalahanmu dan mudah-mudahan kau juga memaafkan aku. #Alfathekah.    

Selamat jalan. 

Moga kau bahagia disana, amin. 

15 September 2022 

Siti Asiyah.  

            

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun