Menumbuhkan rasa cinta terhadap bahasa nasional – semakin sering digunakan, semakin dekat rasanya.
Memperkaya kosa kata dan gaya ekspresi – penggunaan bahasa informal, gaul, atau lokal menambah warna dalam komunikasi.
Menghidupkan bahasa dalam berbagai ruang – dari ruang belajar, media sosial, hiburan, hingga bisnis.
Bahasa Indonesia tidak kaku. Justru karena fleksibel, ia bisa hadir dalam berbagai nuansa: lucu, romantis, tegas, atau santai.
Tantangan Penggunaan Bahasa Indonesia di Era Modern
Meski kaya dan fleksibel, Bahasa Indonesia menghadapi tantangan yang tidak sedikit. Di antaranya:
Stigma negatif terhadap bahasa sendiri – banyak yang merasa malu atau tidak percaya diri menggunakan Bahasa Indonesia secara penuh.
Terlalu mendewakan bahasa asing – dalam banyak kasus, bahasa Inggris dianggap lebih modern dan “keren”.
Minimnya pembelajaran yang kontekstual – di sekolah, pelajaran Bahasa Indonesia cenderung fokus pada kaidah tata bahasa dan kurang memberi ruang untuk eksplorasi ekspresif.
Pengaruh media sosial – tren penggunaan bahasa campuran secara ekstrem bisa mengaburkan identitas bahasa.
Tantangan ini tidak berarti buruk, justru menjadi peluang untuk memperkenalkan kembali Bahasa Indonesia dengan cara yang lebih relevan dan dekat dengan generasi muda.