Mohon tunggu...
Siti Aisyah S.Pd M.Pd.
Siti Aisyah S.Pd M.Pd. Mohon Tunggu... Mahasiswa - Penulis

Pegiat Literasi, Seorang Pengajar di Kampus Swasta, Menjadi Abdi Desa, Ibu rumah Tangga dan Pegiat Literasi dengan CItati Google schoolar, dan Penulis Artikel Ilmiah

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Pena Pereda Kesepianku "Di kala Waktu Itu" Part 12: Fase Pemulihan Mental

8 Januari 2024   19:34 Diperbarui: 8 Januari 2024   19:58 89
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Ketika orang-orang semua keluar, tinggal keluarga yang ada di dalam rumah, kini tinggal keluarga yang ada didalam rumah, tapi aku masih dalam keadaan meringkuh tangan dan mata seperti menghayal. Ibukupun menangis melihat keadaanku yang seperti orang gila ini, tapi nenekku mendekatiku memberikan penjelsaan kepadaku," bahwa aku harus bersabar, pasti ada sesuatu yang ingin ALLAH berikan untukku" ungkapnya. 

Disini baru mereka tahu tentang apa yang kurasakan selama ini, derita batin yang kuderita, inilah salah satu alasan kenapa selama ini mereka melihatku sering menangis, dan menghayal, tidak memperdulikan mereka, hal ini juga yang membuatku ketika dibentak, walaupun itu biasa saja membuatku melawan dan setelah mereka mengatakan kepadaku bahwa aku orang yang jahat, disitulah aku semakin menyesali tentang keadaaanku selama ini.

Tapi setelah mereka memberikan pemahaman kepadaku, disatu sisi semakin membuatku menangis, karena kecewa terhadap apa yang selam ini aku pertaruhkan dengan sekuat tenaga , sirna entah kemana, dan jatuh kedalam jurang yang sangat dalam, yang tidak ada jalan keluar, tidak ada sebercak cahaya yang kulihat, hanya hitam padam yang mewarnai hidup ini.
Tapi ada juga keluarga, yang bilang bahwa aku tidak usah menempuh pendidikan lagi karena akan semakin memperburuk keadaanku saja, karena akan semakin berfikir lagi, sebaiknya aku tinggal dirumah saja, layaknya seperti wanita lain hanya tinggal dirumah, menunggu seseorang melamar dan menjadi ibu rumah tangga sejati.

Hal Ini membuatku semakin menangis menjerit, tapi disinilah mereka membuatku untuk berfikir, keputusan apa yang harus aku ambil, berusaha untuk menempuh pendidikan lagi, ataukah mengubur dalam-dalam mimpi itu lagi, dan menjadi wanita desa seperti yang lain, yang hanya membantu orang tua saja di rumah.

Setelah yang semua terjadi padaku itu membuat diri ini malah menjadi-jadi..., bukan dalam hal bahwa banyak pengalaman akan membuat kita semakin tegar kuat dan semacamnya.

Tapi berbeda denganku malah membuat ku semakin cengeng malah membuat ku ketika dimarahi  atau ditegur atau malah tidak bisa melAKUKAN SESUATU DENGAN percobaan 1 malah membuatku  tak ingin mencoba lagi  malah membuatku menangis di hadapan semua urang seperti anak-anak yang merengek belas kasihan.

Aku tak tahu apa yang telah membuatku seperti ini seakan jiwa ini sudah tak ada jiwa lagi sudah tak ada semangat lagi yang membuat jiwa ini musnah membuat hati ini hancur  dan malah membuat semakin sedih, sedih  dan menANGIS, MENAnGIS, MENANGIS... DAN ITULAH KEGIATAANKU SELAMA INI.

Sudah sekian lama aku mengalami hal seperti ini yang membuatku ditertawai membuat diriku menjadi bahan pembicaraan orang lain... dan malah membuatku tak mau mendengarkan ucapan mereka kareena itu aku anggap sebagai xcemooohan''' yang makin memperburuk keadaanku.

Pada saat ini sebenarnya aku hanyalah ingin  mendapatkan motivasi dan semangat untuk bangkit lagi dari keterpurukan ku yang selama ini terjadi yang selama ini terjadi ketika mulai dari menginjak universitas yang ada disana mulai dari itu.....lah sampai sekarang tak ada hari-hari yang membuatku gembira tak ada hari yang membuatku bersyukur kepadaku aku sadar sikap ku ini sangatlah bertolak belakang dengan sifat ku dulu pada waktu menginjak bangku sekolah sungguh bertolak belakang..

Dulu diri ini yang tidak pernah menyerah ketika ingin mendapatkan sesutau menjadi  inilah diriku yang sekarang.. seoreang yang hina dina   yang tak memiliki sedikitpun keinginan.  tak lagi menginginkan mimpi itu  datang lagi karena semua itu hanya membuatku menangis
Sungguh dalam hati yang paling dalam I dont believe atas apa yang terjadi padaku atas apa yang mereka berikan kepadaku,
Hari ini semua orang sudah menganggapku sebagai orang ang sangat keras kepala orang yang sangat cerewet. dan orang yang paling jelek akhlaknya seduni tapi jujur   itulah yang terjadi kepadAKU.
INI SEMua TERJADI KaRENA KEBOBROKANKU DI MASA INI KETIDAK TERIMANYA DIRIKU TERHADAP SEMUA INI.

Bersambung ...

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun