Mohon tunggu...
Siti Rohmah
Siti Rohmah Mohon Tunggu... Penulis - Penulis buku Derai Hujan Tak Lerai dan Bukan Sekadar Nama.

Menulislah karena dirimu bukan karena orang atau hal lainnya. Maka, kamu akan menemukan hal-hal yang menakjubkan.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Perihal Melupakanmu Tak Pernah Mudah

1 Agustus 2020   21:54 Diperbarui: 1 Agustus 2020   21:57 370
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Kau bilang "hati-hati, salah sedikit nyawa taruhannya" belum pernah ada yang menggenggam tanganku sebelumnya. Sungguh, saat itu aku sangat bahagia. Aku berharap, semoga malam jangan segera berakhir. 

Salain teringat segala keindahan itu, aku juga teringat segala hal yang menyakitkan. Belakangan aku tahu saat bersamaku kamu juga bersama lainnya. Ketika di taman kamu beberapakali sibuk dengan HP mu dan mengabaikan omonganku.

Saat kita makan siang kamu juga sibuk memandang hp mu, apa mungkin ada pesan yang kamu tunggu? Ah iya, beberapakali kamu juga bertanya tentang teman-temanku. Sarah, Zaskia, Aurora dan entah siapa saja, aku sudah lupa. Aku juga tidak tahu darimana kau mengenal teman-teman ku. Kau memang tidak mudah untuk terbuka.

Sudah pukul jam dua belas lewat, tapi tak semenitpun terlewat tanpa teringat tentangmu. Sejak perpisahan kita aku selalu dihantui saat-saat kita bersama. Belum lagi beberapa fakta tentang mu yang aku tak mau tahu. Temanku sudah tertidur karena ceritaku yang begitu panjang. 

Seharusnya, aku sudah menemukan jawabannya. Jika aku memilih resaign maka aku harus siap dengan segala konsekwensinya. Kehilangan pekerjaan dan bisa jadi itu mengancam karir ku. Jika aku memaksa bertahan, selamanya aku akan hidup dalam keraguan. Ah, aku tidak sanggup melihat mu setiap hari dan mendengar tentangmu yang bergonta-ganti pasangan. 

Aku mencintaimu, sangat mencintai hingga tidak punya cara untuk melupakanmu.. kamu memang tidak harus dilupakan cukup diikhlaskan. Tapi itu tidak mudah, ini semua menyakitkan.

"Ta, Kamu harus lebih bijak. Jangan tenggelam karena patah hati. Laki-laki bukan hanya dia"

"Aku sudah berusaha untuk lebih bijak Nama. Tapi semakin aku berusaha bijak itu hanya semakin membuat aku sekarat. Kamu benar, laki-laki bukan hanya dia. Tapi, orang yang ku cintai bisa jadi hanya dia"

Dua bulan tanpamu membuat aku banyak belajar. Aku tidak harus mengeluh dan tealu berlebihan dalam bersikap. Aku juga belajar agar tak gegabah dalam mengambil keputisan. Malam ini aku kembali menangis lagiidam kuat menahan luka dan perih ini seoarang diri. Dasar lemah! Kenapa juga aku harus menagisimu yang bahkan tidak pernah perduli denganku. 

Perihal tentangmu tak pernah mudah. Melupakan namamu, melupakan tanggal lahirmu dan melupakan segalanya tentang kita. Semuanya seperti telah mengakar. Aku lelah, sangat lelah. Semoga kamu tidak akan pernah merasakannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun