Mohon tunggu...
KKN 135 Tanggul Wetan
KKN 135 Tanggul Wetan Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa KKN Kolaboratif Jember

Hallo guys, Semoga kalian suka dengan tulisanku ya dan semoga bermanfaat, aamiin.. Sangat menerima kritik dan saran dari kaliaaannnn... Thank you

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Atasi Kelangkaan Lahan dalam Peningkatan Produksi Padi Guna Menjaga Ketahanan Pangan Nasional

19 Juni 2020   16:39 Diperbarui: 19 Juni 2020   16:35 1125
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Alih fungsi lahan pertanian menjadi lahan non pertanian akan menimbulkan beberapa dampak negatif, seperti kebutuhan pangan yang sulit dipenuhi, pendapatan petani menurun, serta lingkungan yang akan terancam rusak (Ivoni dkk., 2019). Kenyataannya, ketersediaan lahan menjadi tolak ukur seberapa besar kegiatan usahatani padi berlangsung, sehingga dapat dikatakan kegiatan pertanian mengalami penurunan akibat ketersediaan lahan yang semakin langka. Banyak fator yang menyebabkan semakin pesatnya laju intervensi lahan pertanian di Indonesia.

Padi merupakan komoditas yang dipelihara oleh pemerintah, sehingga pemerintah selalu berupaya agar tanaman padi terus diproduksi dalam pemenuhan kebutuhan pangan masyarakat Indonesia. Menurut Yulianah (2016), secara garis besar faktor yang menjadi penyebab alih fungsi lahan terus terjadi yaitu kebututuhan akan lahan non pertanian akibat populasi penduduk yang semakin membludak dan tuntutan mutu kehidupan yang semakin besar.

Tidak hanya lahan yang semakin sempit, tapi tanah yang rusak juga menjadi faktor penghambat dalam usahatani tanaman padi. Petani cenderung memberikan bahan-bahan kimia pada tanah secara berlebihan, sehingga mikroorganisme dalam tanah akan mati dan tanah menjadi kehilangan kesuburannya. Petani cenderung menyukai pupuk kimia dengan alasan mekanismenya yang lebih cepat dan mudah diperoleh.

Penggunaan pupuk kimia yag berlebihan tentunya akan memberikan dampak yang tidak baik bagi tanah maupun tanaman. Penggunaan pupuk kimia secara intensif akan berdampak pada menurunnya produksi tanaman karena bahan organik tanah akan sangat rendah (Gusmiatun dan Marlina, 2018).

Kendati demikian, kegiatan usahatani tanaman padi harus terus dilakukan dan pemerintah membawahi komoditas unggulan ini, artinya pemerintah akan selalu berupaya untuk memproduksi padi secara berkelanjutan. Padi merupakan barang inelastis, artinya padi akan selalu dibutuhkan oleh masyarakat. Permintaan akan padi tidak bergantung pada harga barang, karena sejatinya padi merupakan barang utama yang dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia. Padi akan selalu diminati oleh masyarakat, meskipun terkadang jumlahnya sedikit menurun. Petani Indonesia juga terus melakukan kegiatan produksi pangan guna memenuhi kebutuhan masyarakat, sehingga penawaran padi ini akan selalu berlangsung.

Permasalahan-permasalahan di atas yang menjadi titik perhatian pemerintah yaitu mengenai kelangkaan dan kesuburan tanah. Tanah menjadi media tanam yang paling cocok di Indonesia, sehingga keberadaan dan kesuburannya sangat penting untuk diperhatikan. Menurut berita yang dilansir oleh kompasiana.com (14/01/2019), mengenai kelangkaan lahan akibat alih fungsi lahan pertanian menjadi lahan non pertanian, pemerintah telah mengeluarkan UU No. 41 Tahun 2009 tentang Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan. UU ini akan menekan laju konversi lahan sawah yang berpotensi untuk menjaga ketahanan pangan nasional. Akan tetapi, UU ini tidak berjalan sebagaimana mestinya.


Menurut Mulyani dkk. (2017), kegiatan alih fungsi lahan dapat diatasi dengan melakukan kerjasama antara kementerian dengan lembaga terkait, serta antara pihak pemerintah dengan pihak swasta untuk mengerti bahaya akan intervensi lahan, sehingga pihak-pihak tersebut dapat menekan laju intervensi lahan di Indonesia.

Semakin sempitnya lahan pertanian, seharusnya masyarakat juga semakin berpikir untuk melakukan budidaya padi dengan menggunakan varietas unggul dan metode yang sesuai (SRI/Jajar Legowo), sehingga dengan lahan sempit padi yang dihasilkan akan melimpah dan memiliki kualitas yang unggul. Peran kelembagaan sangat penting untuk memberikan penyuluhan terkait bagaimana melakukan inovasi pada lahan yang semakin sempit dan terus melakukan kegiatan produksi pangan. Tujuannya adalah agar ketersediaan pangan bisa mencukupi kebutuhan pangan masyarakat Indonesia.

Lahan yang ada seharusnya dijaga dengan baik melalui kegiatan pengelolaan tanah yang bak pula. Tidak menggunakan pupuk kimia atau pestisida secara berlebihan merupakan cara yang dilakukan untuk tetap menjaga kesuburan tanah. Penggunaan pupuk yang baik yaitu apabila tepat jenis, tepat dosis, tepat waktu, tepat tempat, dan tepat cara.

Penggunaan pupuk organik lebih disarankan dalam melakukan budidaya tanaman. Pupuk organik lebih ramah lingkungan, sehingga tidak akan merusak ekosistem yang ada. Pertanian berkelanjutan dapat tercapai dengan pemanfaatan pupuk organik yang ramah lingkungan ini. Pembuatan pupuk organik sangat mudah dilakukan, serta bahan baku pembuatan pupuk organik ini pun mudah didapatkan.

Bahan baku pupuk organik berupa kotoran ternak atau jerami (limbah pertanian). Peran penyuluh pertanian sangat dibutuhkan untuk mensosialisasikan pembuatan pupuk organik. Praktik langsung di lapang merupakan cara yang paling efektif untuk mensosialisasikan pembuatan pupuk organik. Semakin banyak petani yang menggunakan pupuk organik, maka hasil panen yang diperoleh akan semakin melimpah dengan kualitas unggul.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun