Mohon tunggu...
Darwin KangGURU
Darwin KangGURU Mohon Tunggu... Dosen - Pembelajar dan Pesiar; Serious Yet Casual

PEMBELAJAR yang menjelajah seraya mencerdaskan = A LEARNER who explores while enhancing

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno Pilihan

Meningkatkan Kualitas Pascapanen Brokoli Menuju Ketahanan Pangan

25 Mei 2024   10:15 Diperbarui: 25 Mei 2024   10:24 87
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Dokumen pribadi (Tri Agus Setiya Wati, 2024) 

Penulis:  Tri Agus Setiya Wati dan Darwin H. Pangaribuan
Mahasiswa Pascasarjana dan Dosen Jurusan Agronomi Hortikultura
Fakultas Pertanian Universitas Lampung

 "Brokoli kaya akan vitamin, mineral, dan fitokimia. Kandungan ini memberikan banyak manfaat kesehatan, termasuk kemampuan anti-kanker dan perlindungan dari kerusakan akibat radikal bebas"

Brokoli merupakan sayuran yang berasal dari Italia dan telah berhasil dibudidayakan di Indonesia. Brokoli memiliki nilai ekonomi tinggi dan terkenal kaya akan nutrisi serta manfaat kesehatan. Hal ini dikarenakan brokoli mengandung berbagai vitamin, mineral, serta fitokimia seperti glukosinolat dan antioksidan fenolik (El-Mogy, et.al., 2019). Kandungan nutrisi pada brokoli dipengaruhi oleh faktor prapanen dan pascapanen.

Kandungan glukosinolat pada brokoli menghasilkan isothiocyanate yang memiliki aktivitas biologis, seperti sulforaphane, indole-3-carbinol, dan phenethyl isothiocyanate, saat jaringan tanaman rusak dan bereaksi dengan enzim mirosinase. Senyawa-senyawa ini berperan penting dalam kemampuan anti-kanker brokoli. Senyawa fitokimia, seperti senyawa fenolik dan vitamin C, juga memiliki aktivitas antioksidan yang membantu melindungi tubuh dari kerusakan akibat radikal bebas dan spesies oksigen reaktif, sehingga dapat membantu mengurangi risiko penyakit kronis (Moreno, et.al., 2007).

Budidaya dan panen

 Brokoli merupakan tanaman yang cocok ditanam di musim dingin dengan berbagai jenis tanah. Penanaman di tanah liat kaya bahan organik dengan pH 5,5-6,5 menghasilkan panen terbaik. Benih brokoli ditanam di persemaian seluas 150 m² dengan 250-300gram benih per hektar dan siap dipindahkan ke lahan utama setelah 30-45 hari. Pada kondisi ideal, brokoli menghasilkan bunga padat dengan batang besar dan bercabang.

Brokoli secara visual dan botani mirip dengan kembang kol, meskipun keduanya adalah kultivar yang berbeda dari spesies yang sama. Brokoli kaya akan vitamin, mineral, dan fitokimia. Kandungan ini memberikan banyak manfaat kesehatan, termasuk kemampuan anti-kanker dan perlindungan dari kerusakan akibat radikal bebas. Penting untuk memanen brokoli sebelum bunga pada kepala berubah warna menjadi kuning cerah untuk mendapatkan manfaat kesehatan yang optimal.


Brokoli merupakan sayuran yang mudah mengalami kerusakan dan penuaan. Hal ini menyebabkan penurunan kualitas, seperti perubahan warna, rasa, aroma, dan tekstur. Suhu penyimpanan, varietas, metode pengolahan, dan pengemasan dapat memengaruhi kualitas brokoli pasca panen. Memasak merupakan pengolahan pascapanen yang paling mempengaruhi kadar glukosinolat, dimana kehilangan glukosinolat ke dalam air masak menjadi salah satu penyebab utama kerugian kandungan ini.

Proses penuaan pada brokoli menyebabkan kehilangan protein dan gula dengan cepat. Kandungan gula yang tinggi tidak hanya penting dari segi nutrisi, tapi juga dalam proses penuaan karena fungsi fisiologis gula tersebut. Kehilangan gula memainkan peran dalam mempercepat proses penuaan brokoli setelah panen. Metode yang dapat memperlambat pengurangan gula, atau pendekatan yang melibatkan pemberian glukosa atau sukrosa, berpotensi menghambat proses penuaan pascapanen brokoli.

Faktor yang mempengaruhi kualitas brokoli

 Brokoli menunjukkan pertumbuhan vegetatif lebih baik pada tanah yang diperkaya pupuk organik, ditandai dengan peningkatan jumlah daun. Brokoli yang ditanam dengan pupuk organik memiliki bobot segar dan kering yang lebih tinggi. Pupuk organik menghasilkan produksi brokoli yang lebih banyak dan ukuran kepala yang lebih besar. Memahami faktor-faktor yang memengaruhi kualitas pasca panen brokoli dapat membantu menjaga kesegaran dan memaksimalkan manfaatnya bagi konsumen.

Kondisi penyimpanan memengaruhi kadar glukosinolat brokoli yang dapat menurun selama panen dan penyimpanan. Penyimpanan pada 1°C selama 7 hari atau 15°C selama 3 hari menurun sekitar 71-80%. Di suhu 20°C, kadar glukoraphanin menurun 55% setelah 3 hari penyimpanan dalam kotak terbuka dan 56% dalam kantong plastik pada hari ketujuh. Pengemasan dalam film polietilen (ketebalan 4 µm, ukuran 20 cm x 30 cm) tanpa lubang terbukti efektif menjaga kualitas visual dan kadar glukosinolat brokoli.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun