Mohon tunggu...
Siti Nur Ajijah
Siti Nur Ajijah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Pelajar STEI BINA MUDA BANDUNG

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Invalidate

1 April 2021   09:10 Diperbarui: 1 April 2021   09:30 72
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

Dewa Pradipta merupakan pewaris tunggal dari keluarga Pradipta dan merupakan cucu pemilik Pradipta university tempat ia berkuliah. Ia terkenal dengan keahliannya dalam meremehkan orang lain dan sangat suka berkelahi. Kelakuan dewa yang seenaknya kepada orang lain adalah bentuk kekecewaan kepada kakeknya yang tidak percaya pada Dewa bahwa orang tuanya meninggal karena dibunuh tetapi kakeknya memanggapnya itu hanya halusinasi Dewa saja dan kakek Dewa mengatakan bahwa orang tua Dewa meninggal karena kecelakaan.

Nilai Dewa sangat buruk dalam perkuliahan dan  ditunjuklah seorang gadis untuk membimbing Dewa belajar,  gadis berkacamata tebal, memakai rok panjang dan rambutnya yang dikepang membuat penampilan nya terkesan kuno, serta ditambah lagi dua tongkat yang selalu diapitnya sehingga membuat ia dipandang sebelah mata oleh orang lain, dia adalah Pelita Senja.

Semua orang takut kepada Dewa tetapi tidak dengan Pelita, meskipun Dewa menatapnya dengan tajam ia membalasnya dengan senyuman. Itu membuat dua teman Dewa menjadi heboh karena baru kali ini ada seorang gadis yang berani kepada Dewa. Pada awalnya Dewa menolak keras kehadiran Pelita tetapi seiring berjalannya waktu hidup Dewa menjadi berubah karena kehadiran Pelita, ia menjadi lebih baik. Hingga tanpa disadari mereka mulai menyukai satu sama lain, dari Dewa yang selalu ingin dekat dengan Pelita dan pelita yang merasa diperlakukan sangat luar biasa oleh Dewa.

Namun pada suatu hari ketika Dewa melihat wajah ayah Pelita ia sangat terkejut karena ia teringat dengan kejadian orang tuanya yang dibunuh dan salah satu pembunuhnya adalah ayah Pelita. Hal itu membuat Dewa bingung karena ia dihadapi pilihan yaitu jika menegakkan keadilan untuk orang tuanya ia akan menyakiti gadisnya. Namun jika tidak ia akan selamanya dihantui rasa bersalah.

Hingga ia memilih keputusannya sendiri dan memperlakukan Pelita dengan sangat buruk dan membuatnya menangis karena sangat sakit hati. Hal itu sebenarnya tidak ingin dilakukan oleh Dewa karena selain menyakiti Pelita hati ia pun sangat lebih tersakiti. Dewa bepikir sudah cukup ia menyakiti gadisnya itu, ia berniat meminta maaf kepada Pelita atas perlakuannya karena Dewa tidak bisa tanpa pelita. Bagi Dewa, Pelita adalah penerang bagi hidup dewa yang gelap.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun