Mohon tunggu...
Siska Fajarrany
Siska Fajarrany Mohon Tunggu... Penulis - Lecturer, Writer

Suka menulis.

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Review Film "Ali Topan", Perlawanan Anak Skena yang Merdeka

17 Februari 2024   06:30 Diperbarui: 18 Februari 2024   19:06 458
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Film Ali Topan (2024). (Sumber: imdb.com)

Nama Ali Topan sudah sering terdengar sejak tahun 90-an. Seperti tokoh si Boy dalam Catatan Si Boy, Ali Topan pun menjadi salah satu karakter iconic yang banyak mendapatkan simpati publik.

Sebenarnya, antara Boy dan Ali sama-sama memiliki kesamaan. Di mana keduanya merupakan anak orang kaya yang bisa melakukan apapun dengan mudah. Namun berbeda dari sisi penerimaan.

Boy menerima dengan baik atas segala keberuntungannya dalam hidup. Tak hanya modal tampang dan anak orang kaya, Boy memanfaatkan dengan baik hak istimewa yang ia punya.

Sedangkan Ali, ia memang kurang beruntung dibandingkan Boy. Boy hidup dengan keluarga lengkap yang harmonis dan kaya raya. Sedangkan Ali Topan harus hidup dengan kondisi keluarga yang tidak harmonis. Membuat dirinya meninggalkan semua hak istimewa yang bisa ia dapatkan dengan sangat mudah.

Kisah Ali Topan memiliki sejarah panjang. Bagi kamu yang tumbuh di erah 90-an, pasti tahu betul bagaimana perjalanan Ali Topan. Diawali dari sebuah novel yang berjudul Ali Topan Anak Jalanan karya Teguh Esha.


Sosok Ali Topan yang nyentrik menyita perhatian para seniman film. Tahun 1997, berlanjut lah ke adaptasi layar lebar dengan judul yang sama seperti novelnya.

Tak usai sampai di situ saja, dua tahun kemudian kembali hadir film Ali Topan. Berjudul Ali Topan Detektif Partikelir Turun ke Jalan.

Belum lengkap rasanya jika tidak hadir setiap hari di televisi. Tahun 1990-an, Ali Topan hadir dalam versi sinetron.

Melihat sejarah dan perjalanan sosok Ali Topan yang kuat, membuktikan bahwa karakter ini memang memiliki fans sejati yang setia. Hampir setiap era, karakter Ali Topan hadir dengan gayanya yang nyentrik.

Di tahun 2024 kembali menghadirkan karakter Ali Topan dalam versi Gen Z di bawah arahan sutradara ternama Sidharta Tata. Sebelumnya berhasil menyutradarai film Waktu Maghrib yang tayang di tahun 2023.

Tak mau menghilangkan unsur yang sudah melekat pada film sebelumnya. Film Ali Topan kembali melibatkan Ari Sihasale yang berperan di sinetron Ali Topan. Penonton setia sinetron Ali Topan seperti disuguhi keajaiban karena kembali melihat suguhan akting dari sang legenda Ali Topan.

Menghadirkan Ali Topan dalam versi Gen Z, membuat Sidharta Tata harus menggaet aktor-aktor muda. Apalagi yang terberat adalah memilih karakter Ali Topan yang memang paling nyentrik dan unik. 

Sejumlah aktor ternama tampil dalam film Ali Topan. Mulai dari aktor kesayangan anak muda khususnya remaja perempuan, Jefri Nichol. Lalu ada Lutesha, Omara Esteghlal, Axel Matthew Thomas, Onadio Leonardo, dan aktor lainnya.

Rilis pada tanggal 14 Februari 2024. Sudah dapat disaksikan di seluruh bioskop Indonesia kesayangan penonton.

Seperti biasa, sebelum memberikan review terkait film, penulis akan memberikan sinopsis singkat terkait film Ali Topan. Simak di bawah ini!

Film Ali Topan (2024). (Sumber: Instagram/alitopanfilm)
Film Ali Topan (2024). (Sumber: Instagram/alitopanfilm)

Ali Topan adalah sosok anak muda yang hidup dengan bergelimang harta. Namun itu semua sama sekali tidak membuat dirinya bahagia.

Ali Topan yang diperankan oleh Jefri Nichol, harus menyaksikan perselingkuhan Ayahnya. Kekecewaannya semakin menjadi-jadi karena setiap hari ia harus menyaksikan Ibunya mabuk berat karena stres menghadapi suaminya.

Sedari kecil, Ali Topan hanya merasa diberikan kasih sayang oleh pembantunya saja. Sampai dewasa, ia merasa hanya pembantunya lah satu-satunya keluarga yang ia miliki. Ali memang memiliki kakak perempuan. Namun sayangnya, sang kakak memilih pergi dari rumah imbas dari tekanan keluarga yang berantakan.

Meski mendapatkan hak istimewa sebagai anak orang kaya, Ali tak mau bergantung dengan kekayaan sang Ayah yang tukang selingkuh itu. Ia memutuskan untuk tidak kuliah karena merasa kuliah hanyalah dikhususkan bagi orang-orang yang memiliki validasi.

Sosok Ali Topan memang berbeda. Ia adalah manusia merdeka yang ingin melakukan apapun sesuai dengan keinginannya. Tidak suka diatur, dan tidak suka terkekang pada sebuah sistem.

Ali kerap nongkrong bersama teman-temannya di sebuah Warung Seni yang berada di kawasan Blok M. Warung Seni itu adalah kumpulan anak muda yang tidak suka dan melawan sistem. Kerap mengadakan konser amal sebagai bentuk perlawanan kepada pemerintah yang tidak mau peduli pada rakyat kecil.

Jefri Nichol pemeran Ali Topan. (Sumber: DOK. Visinema Pictures via kompas.com) 
Jefri Nichol pemeran Ali Topan. (Sumber: DOK. Visinema Pictures via kompas.com) 

Suatu hari, Ali terpana pada sosok perempuan dengan dress mencolok yang ada di Warung Seni. Ternyata ia adalah Anna yang sedang menemani temannya.

Anna hampir bernasib sama dengan Ali. Ia tumbuh di keluarga terhormat yang menuntutnya untuk selalu sempurna. Namun bedanya, Ali lebih memiliki keberanian untuk melawan. Sedangkan Anna hanya terbelenggu pada sangkar yang dibuat oleh orang tuanya.

Pertemuan pertama mereka terus berlanjut pada pertemuan selanjutnya. Membuat keduanya saling mengenal satu sama lain. Termasuk perlahan saling mencintai.

Tidak mudah bagi Anna dan Ali untuk terus bersama. Mengingat Ali di cap sebagai preman pasar dan Anna adalah anak konglomerat. Apalagi Anna sedang dikejar oleh anak menteri yang ingin menjadi pacarnya.

Suatu malam, terjadi kericuhan di acara konser amal yang digelar Warung Seni. Perkelahian dan pertumpahan darah terjadi. Polisi menyelidiki dan malah menemukan sejumlah bukti berupa minuman terlarang. Tak hanya itu, uang amal yang dikumpulkan malah diambil oleh salah satu anggota dari Warung Seni.

Orang tua Anna mengetahui keterlibatan Anna pada Warung Seni. Mereka pun memberikan peringatan untuk tidak kembali ke Warung Seni itu, apalagi sampai berteman dengan anak-anak itu.

Anna mencoba melakukan perlawanan. Seperti yang selama ini Ali lakukan. Mereka akhirnya memutuskan melakukan perjalanan menuju Yogyakarta untuk mencari Kakak Anna yang sudah dihapus dari daftar nama keluarga.

Semuanya semakin runyam saat orang tua Anna menyimpulkan bahwa Anna diculik oleh Ali. Mereka memanggil kedua orang tua Ali dan mengancam akan membuat keluarga Ali bangkrut.

Mudah bagi orang tua Anna menggerakkan polisi ataupun media demi menemukan keberadaan Anna. Media menyiarkan bahwa Ali menculik Anna. Ali resmi menjadi buronan polisi.

Perjalanan Ali dan Anna ke Yogyakarta begitu mereka nikmati. Ali mengajak Anna untuk singgah ke beberapa komunitas yang sama seperti Warung Seni. Anna mendapatkan pengalaman baru sekaligus membuka mata hatinya. Ia bisa menyaksikan sendiri bagaimana perusahaan keluarganya sangat memperlakukan tidak adil pada rakyat kecil hanya untuk kepentingan bisnis.

Ali dan Anna pun sampai ke rumah Kakak Anna yang bernama Ika. Ika memilih hidup bahagia dengan laki-laki pilihannya. Hidup penuh kesederhanaan dengan merawat berbagai binatang yang mereka rawat.

Tak mau mengganggu kebahagiaan sang Kakak, Anna mengajak Ali melanjutkan perjalanan entah ke mana. Yang terpenting, mereka harus terus sembunyi dari kejaran polisi, media, ormas, dan anak menteri yang mencari keberadaan mereka.

Film Ali Topan (2024). (Sumber: imdb.com)
Film Ali Topan (2024). (Sumber: imdb.com)

Mulanya, saya sama sekali tidak tertarik untuk menonton film Ali Topan. Meski saya tahu bahwa karakter Ali Topan sangat iconic pada masanya. Saya rasa, film ini hanya film romansa anak muda yang menye-menye saja.

Di luar ekspektasi, saya malah menikmati sampai akhir film Ali Topan. Salah satu faktor yang paling menarik perhatian adalah sosok karakter Ali Topan sebagai anak muda yang mencari kemerdekaan.

Ali Topan adalah sosok perlawanan yang  mau menolong orang kecil tanpa pandang bulu. Meski tampil urakan, Ali dan teman-temannya sering menolong orang-orang yang sedang kesusahan. Vokal membela rakyat yang tertindas dan tak berdaya.

Tampil sebagai generasi Z, Ali Topan memberi warna baru dan relate di kalangan muda saat kini. Di mana kini banyak konser amal serupa yang digelar seperti di Warung Seni. Menggambarkan anak skena zaman sekarang yang melakukan perlawanan terhadap penguasa.

Karakter Anna juga hadir sebagai generasi z yang mencari kebebasan. Masalah keluarga Anna ataupun Ali yang sering terjadi dan dikeluhkan oleh anak muda.

Tak hanya tokoh utama, karakter Boy yang diperankan oleh Axel Matthew memberikan sisi lain. Sebagai anak menteri, ia menerima seluruh hak istimewa yang dia dapatkan. Bahkan cenderung menyalahgunakan demi kepentingan pribadinya. Persis seperti fenomena anak pejabat yang saat ini tingkahnya sering ramai menjadi perhatian publik.

Jefri Nichol memang selalu tampil cemerlang membawakan karakter anak laki-laki nakal yang urakan. Ibaratnya, jika bukan Jefri Nichol, siapa lagi yang akan pantas membawakan karakter Ali Topan?

Mulanya saya cukup pesimis dengan Lutesha yang berperan sebagai Anna. Namun justru ternyata kekhawatiran saya tidak terjadi. Lutesha tampil cemerlang dan dapat mengimbangi Jefri Nichol dengan sempurna. Keduanya begitu piawai menghidupkan alur yang membuat penonton merasa ikut dalam perjalanan Ali dan Anna.

Film Ali Topan (2024). (Sumber: imdb.com)
Film Ali Topan (2024). (Sumber: imdb.com)

Perlu diingat bahwa film Ali Topan bukanlah film bucin semata. Dalam melakukan road trip ke Yogyakarta, Ali dan Anna beberapa kali singgah ke daerah-daerah. Saat itulah adegan pelengkap yang menggambarkan realitas masalah sosial di daerah. Seolah menjadi kritikan untuk pemerintah.

Soundtrack yang digunakan dalam film Ali Topan sangat mendukung identitas anak skena. Penonton disajikan lagu-lagu dari band indie Indonesia yang selaras dengan alur cerita. Pemilihan soundtrack sangat tepat dan membuat film Ali Topan semakin nyata. Kehadiran Warung Seni diperkuat berkat pemilihan latar audio yang tepat.

Saking menikmati film Ali Topan, saya kebingungan kekurangan apa yang paling mencolok dan patut untuk dikritik. Memang, ada saja beberapa elemen yang tidak sempurna. Namun selama tidak menggangu atau memberikan efek yang signifikan, menurut saya tidak jadi masalah.

Mungkin hanya ada satu alur yang kurang realistis saja. Ketika Ali dan Anna mencari kediaman Ika di Yogyakarta. Begitu mudah dan lancar tanpa hambatan. Padahal sebelumnya, Anna sama sekali tidak mengetahui lokasi pasti keberadaan Ika di Yogyakarta.

Well, dengan durasi 1 jam 54 menit, film Ali Topan adalah paket kumplit dengan berbagai bumbu masalah. Mulai dari percintaan, pencarian jati diri, kebebasan, perlawanan, kemerdekaan, keluar, solidaritas, sampai politik. 

Film Ali Topan bukan hanya sekadar film bucin semata. Tetapi sebagai bentuk perlawanan generasi z pada sistem-sistem yang tajam ke bawah, tetapi malah tumpul ke atas. Ali memang tidak sempurna. Namun Ali menggambarkan anak muda yang berani membela kebenaran.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun