Mohon tunggu...
Siska Fajarrany
Siska Fajarrany Mohon Tunggu... Penulis - Lecturer, Writer

Suka menulis.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Review Film Penyalin Cahaya: Suryani Sosok Alpha Female Melawan Kekerasan Seksual

13 Maret 2023   12:56 Diperbarui: 13 Maret 2023   12:58 759
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Judul: Penyalin Cahaya (Photocopier)
Sutradara: Wregas Bhanuteja
Produser: Adi Ekatama dan Ajish Dibyo
Pemeran: Shenina Cinnamon, Chicco Kurniawan, Lutesha, Jerome Kurnia, Dea Panendra, Giulio Parengkuan, Lukman Sardi, Ruth Marini, Mian Tiara, Landung Simatupang, Rukman Rosadi
Durasi: 130 Menit
Tanggal Rilis: 8 Oktober 2021 di Festival International Film Busan dan 13 Januari 2022 di Netflix

Film yang sempat ramai menghebohkan sosial media instagram setelah pemeran utama wanita yaitu, Shenina Cinnamon pamer foto selfie dengan pemeran Drama Korea Vincenzo, Song Joong-ki. Postingan instagram yang mendapat respon 1,6 juta like dari netizen memperlihatkan bahwa Shenina sedang ada di acara Opening Ceremony Busan International Film Festival 2021. Film Penyalin Cahaya ditayangkan perdana secara internasional pada 8 Oktober 2021 di Festival Film Internasional Busan 2021. Festival film tersebut diselenggarakan pada tanggal 6 sampai 15 Oktober 2021 di Busan, Korea Selatan. Film ini juga berkompetisi di program kompetisi utama bernama 'New Currents', yang merupakan satu-satunya program kompetisi internasional film panjang di Festival Film Internasional Busan. Tak hanya menarik perhatian di kancah internasional, tentunya film ini memborong penghargaan nasional. Penyalin Cahaya berhasil membawa pulang 12 piala citra pada Festival Film Indonesia 2021.

Lewat Penyalin Cahaya, kekasih Angga Yunanda berhasil menunjukkan kemampuan aktingnya sebagai pemeran utama wanita. Kerap kali Shenina terlihat diberbagai judul film dan series Indonesia, namun hanya menjadi pemeran wanita pendukung. Shenina keluar dari zona nyamannya, seolah mengeluarkan segala bakatnya untuk memerankan Suryani.

Sumber: Netflix
Sumber: Netflix

Suryani, mahasiswi baru yang hidup sangat sederhana. Berusaha mempertahankan beasiswa yang ia dapatkan dengan mengikuti berbagai kegiatan kemahasiswaan di kampusnya. Sebagai mahasiswi jurusan komputer, Sur memanfaatkan kemampuannya mengotak-atik komputer dengan men-support pentas seni teater kampusnya dalam pembuatan website. Keahliannya mengundang banyak penonton untuk Teater Matahari. 

Peristiwa tidak menyenangkan harus ia alami usai pulang party bersama teman-teman teaternya. Ia tak mampu mengingat apapun kejadian malam itu. Menurut penuturan dari Bapaknya, Sur pulang dalam keadaan teler dan diantar laki-laki jam 3 subuh dengan mengetuk pintu rumah satu persatu dari depan gang sampai ujung gang karena tidak tahu rumah Sur. Imbas dari kejadian itu, Bapaknya langsung mengusirnya dari rumah sedangkan Ibunya tak bisa berbuat apa-apa tanpa adanya pembelaan atas perbuatan Suryani yang melanggar aturan keluarga.

Naasnya, Suryani harus berhenti menjadi penerima beasiswa dari alumni kampus setelah foto selfie mabuk diposting di akun pribadinya. Tak ingat telah melakukan tindakan sembrono itu, Suryani menanyakan ke teman-teman teaternya apa yang terjadi malam itu. Kecurigaan semakin menjadi, saat Suryani sadar akan baju mangset yang ia kenakan malam itu ternyata terbalik ia pakai.

Film Penyalin Cahaya begitu relevan dengan kasus kekerasan seksual yang hampir setiap hari menjadi headline media online. Setiap hari kita disuguhkan dengan perilaku biadab para pelaku terhadap penyintas pelecehan seksual dengan berbagai aksinya. Teringat akan kasus Agni, mahasiswi UGM yang mendapatkan kekerasan seksual dari teman satu KKNnya menjadi salah satu kasus kekerasan seksual di lingkungan kampus yang ramai diperbincangkan. Penyelesaian dari kasus Agni juga tidak membuahkan kepuasan kepada kita sebagai penentang kasus kekerasan seksual. Lingkungan kampus yang dikelilingi para akademisi nyatanya bukan menjadi ruang aman bagi siapapun. Tidak memandang kamu perempuan atau laki-laki. Tertutup ataupun terbuka.

Kegiatan positif yang Suryani lakukan selama menjadi keluarga besar teater Matahari ternyata tidak menutup kemungkinan terjadinya pelecehan. Bahkan ia nyaris tak mengingat sedikitpun kejadian tersebut. Niat ingin menambah pengalaman, mencari ilmu dan mempeluas relasi, Suryani malah mendapatkan kekeresan seksual saat dia berada dalam lingkungan dan kegiatan positif.  Tak hanya Suryani, Tariq yang diperankan Jerome Kurnia juga mendapatkan kekerasan seksual oleh teman teater yang paling dipercayai. Film ini mempertegas bahwa laki-laki juga bisa saja terkena pelecahan seksual oleh siapapun bahkan oleh teman sesama jenisnya. Pakaian tertutup ataupun terbuka juga tak menjamin akan rentan atau terjauh dari kekerasan seksual. Malam itu, Suryani mengenakan kebaya tangan panjang bahkan dirangkap dengan mangset hitam. Rok yang ia kenakan juga panjang. Berbeda dengan teman-temannya yang lain, terlihat lebih terbuka bak ala-ala kebaya modern kekinian. Namun tetap saja, Suryani-lah yang mendapatkan perlakuan tidak menyenangkan dari kakak tingkatnya.

Sindiran keras bagi perguruan tinggi dalam menangani kasus kekerasan seksual yang terjadi pada mahasiswanya. Respon pihak kampus cuek dan tak mengindahkan privasi korban. Tak mau nama baik kampus tercemar, mereka memilih bungkam agar cari aman. Penyalin cahaya secara gamblang mempertontonkan kebobrokan pihak kampus yang tidak sedikitupun berpihak pada korban.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun