Memandang jalanan basah akibat hujan semalaman
Ditemani secangkir teh tanpa gula yang masih hangat
Dari balik kaca jendela yang begitu bening menentramkan
Uap yang menguarkan aroma melati, mengguratkan seraut wajah yang kukenal dekat
Ah, kenapa ia tetiba hadir di saat rinai sedang menari
Tanpa basa basi menyapaku di sini
Apakah ia berucap matra kepada alam agar bisa berkelana
Lalu singgah di lamunanku yang sedang lena merona
Seraut wajah yang kukenal dekat
Erat melekat pada kaca jendela yang penuh embun
Tapi mengapa tampak pucat
Bahkan senyum tipis tak tersemat sekalipun
Sepagi ini rinai belum usai
Bagai balerina yang mengayun dari ranting ke ranting
Seraut wajah itu telah terburai
Hilang ditelan embun yang luruh berdenting
Kota Tepian Mahakam, Jum'at, 7 Februari 2025, 14.16 WITA
***
Puisi ke-3 2025
Artikel ke-6 2025
#Tulisanke-601
#PuisiSiskaArtati
#SerautWajahdiKacaJendela
#TehAromaMelati
#NulisdiKompasiana
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI