Anak-anak bisa jadi merasa gerah dengan bahasa Inggris karena bukan mata pelajaran yang disukai. Ia mengikuti kursus belajar pun karena kemauan orangtua, bukan keinginan dari dirinya untuk bisa menguasai bahasa asing ini.Â
Begitu juga dengan para pekerja di lingkungan perusahaan asing, mereka pun berusaha menguasai bahasa Inggris untuk keperluan penunjang pekerjaan dan sebagai keterampilan tambahan dalam hal berbahasa.
Kedua hal di atas (persepsi dan motivasi) dalam praktiknya akan berinteraksi seiring dengan berjalannya waktu.
***
Saya memiliki pengalaman hampir menjadi joki pada sebuah test toefl. Beruntungnya, kawan yang meminta saya menjadi joki, terpisah ruangan saat detik-detik terakhir memasuki ruang ujian. Pun kartu identitas harus diletakkan di atas meja selama test berlangsung, karena petugas memeriksanya secara berkala. Syukurlah kawan saya legowo, akhirnya, justru saya mengikuti test sesuai atas nama saya sendiri, meski awal niatnya jadi joki.Â
Tuhan masih melindungi kami agar tak melakukan kecurangan. Alhamdulillaah, saya mendapatkan nilai lulus dalam satu kali test tersebut. Sedangkan kawan saya lulus setelah melakukan test ulang dua kali. Bisa jadi, kelulusan saya tersebut karena bahasa Inggris menjadi bahasa aktif yang saya gunakan di lingkungan kerja saat menjadi sekretaris perusahaan asing, sehingga saya tidak memiliki beban ketika mengikuti test tersebut dan tetap mempersiapkan diri dengan bekal kemampuan yang saya miliki.
Saya mungkin termasuk orang yang berpandangan bahwa belajar bahasa Inggris itu mengasyikkan sehingga terasa biasa-biasa saja.Â
Pengalaman masa kecil saya tentang bahasa Inggris yang kala itu masih usia pra-sekolah sungguh berkesan hingga saat ini.Â
Pengalaman berkesan pertama adalah ketika ayah mengajak saya untuk melihat kegiatan pabrik gula, mulai dari proses tebu digiling hingga menjadi gula.Â
Pada saat ayah mengecek mesin, beliau mengobrol dengan beberapa karyawan, dan diselingi dengan menggunakan bahasa yang tidak saya mengerti waktu itu -- yang akhirnya saya ketahui setelah saya SD bahwa itu adalah bahasa Inggris -- ketika berbincang-bincang dengan karyawannya.
Pengalaman berkesan kedua adalah pada suatu saat ayah mengajak saya ke bengkel pabrik yang penuh dengan kendaraan dinas sedang direparasi, beliau mengobrol bersama beberapa karyawan menggunakan bahasa Inggris.Â