Bagi siapa yang tak sengaja menggunakan bahasa Indonesia, maka ia akan dikenakan denda antara 10 -- 25 rupiah per kata.Â
Uang denda yang terkumpul dari hasil latihan berbahasa Inggris hari itu, digunakan untuk makan soto bersama-sama di kantin pabrik. Saya pun ikut dapat jatah 1 botol minuman ringan kala itu!
Pengalaman berkesan ketiga adalah ketika ayah saya menjamu tamu dari Belanda dan Jerman. Administratur Pabrik Gula mengenalkan mereka kepada ayah untuk membicarakan tentang perawatan dan perbaikan mesin-mesin (maintenance).Â
Berhubung ayah menguasai bahasa Belanda dan Inggris, maka pak administratur mengantar mereka ke rumah kami. Namun,obrolan utama mereka tetap menggunakan bahasa Inggris.Â
Saya sering mengintip di balik pintu lorong penyambung antara ruang tamu dan ruang keluarga. Saya sembunyi dari balik korden besar di depan pintu, mencuri dengar pembicaraan yang saya tidak mengerti artinya.Â
Sesekali saya bolak-balik ke ruang tengah -- pintu ruang tamu, untuk bertanya pada ibu, "Bu, iku bapak ngendiko opo tho Bu? Cepet sini, Bu!", tanya saya sambil menarik-narik tangan ibu. "Iku boso Inggris, nduk! Ya kamu memang ndak ngerti! Ibu aja ndak ngerti kok!"Â
Pengalaman tersebut membuat saya bangga bahwa bapak bisa ngobrol dengan bule!
***
Seiring berjalan waktu dengan mempelajari bahasa Inggris dari sejak sekolah menengah pertama hingga sekarang aktif mengajar privat, saya menularkan kepada anak didik dengan cara sederhana menikmati, memperlajari dan berusaha menguasai bahasa asing ini.
Pertama, kuasai kosa kata sebanyak mungkin (vocabulary)
Bagi saya pribadi, kunci utama belajar bahasa asing ya tahu artinya dari gudang kata yang kita punya. Baik itu kata benda (noun), kata sifat (adjective), kata kerja (verb), kata keterangan (adverb), sebagai awal belajar.Â
Ucapkan dengan lantang di sesi pelafalan dan mengeja (spelling and pronunciation). Lalu membaca teks sederhana untuk memahami isi cerita (reading).