Mohon tunggu...
SISCA A SIANTURI
SISCA A SIANTURI Mohon Tunggu... Mahasiswa

Saya adalah seorang Mahasiswa jurusan Manajemen Keuangan Negara yang tertarik dengan perkembang ilmu pengatahuan dan teknologi terutama di bidang keuangan dan bisnis di masa depan.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Dana Cadangan Darurat: Tameng Tebal saat Dunia Terasa Runtuh

17 Oktober 2025   22:23 Diperbarui: 17 Oktober 2025   22:23 19
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Setelah telepon ditutup, aku duduk di depan laptop, membuka file excel-ku, dan semua angka warna-warni itu tiba-tiba jadi cemoohan. Uang kos, makan, internet, listrik... semua masih ada. Tapi sumber daya utama buat bayar itu tiba-tiba berkurang. Yang aku rasain bukan panik. Rasanya lebih kayak... hampa. Campur aduk antara khawatir buat diri sendiri dan, yang lebih berat, khawatir buat kondisi keluarga di rumah.

Aku cek P3K-ku, dana daruratku. Aku hitung-hitung... ini mungkin cukup buat nutupin kekurangan uang saku selama dua atau tiga bulan. Tapi, lalu setelah itu? Apa kalau kondisi ini berlanjut? Apa aku harus terus-terusan minta ke orang tua lagi, padahal aku tahu mereka lagi kesulitan?

Di situlah aku sadar. Ini bukan "luka gores" yang bisa ditutup plester. Ini adalah "patah tulang" yang bikin fondasi kehidupanku goyah. P3K-ku sama sekali nggak cukup buat menangani ini.

Bedanya Antara Plester dan Rumah Sakit

Dari situ, aku akhirnya ngerti banget bedanya antara satu lapisan pertahanan dengan yang lain. Coba aku jelasin pakai bahasa yang mungkin lebih gampang.

Dana Darurat itu plester di tas kita. Fungsinya buat nutupin luka kecil yang tiba-tiba: motor kena paku, harus bayar praktikum dadakan, atau laptop rusak ringan. Tugasnya: selesaikan masalah kecil, cepat, lalu lanjut hidup.

Sedangkan Dana Cadangan Darurat... ini adalah rumah sakit. Ini adalah seluruh fasilitas, dokter, perawat, dan obat-obatan yang kita butuhkan untuk menjalani operasi besar dan pemulihan yang panjang. Tugasnya buat nutupin biaya operasi, memastikan kita tetap bisa makan, bayar kos, dan hidup layak selama kita "patah tulang" dan nggak punya sumber nafkah.

Jadi, kalau dana darurat itu buat nutupin biaya tak terduga, dana cadangan darurat itu buat menggantikan hidup kita sementara waktu.

Nah, Gimana Cara Membangun "Rumah Sakit" Ini?

Ini pertanyaan yang paling penting. Dan jawabannya jauh dari "nyisihkan sisa uang jajan". Membangun rumah sakit butuh perencanaan yang serius.

Pertama, kita harus ngobrol sama diri sendiri yang paling jujur. Berapa sih "uang makan" minimal kamu per bulan buat hidup dengan sangat-sangat sederhana? Hitung yang bener-bener penting aja: kos, makan, transportasi, pulsa. Itu adalah "biaya perawatan" per bulan. Kalikan dengan 6 sampai 12. Itu adalah target total "biaya rumah sakit" kamu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun