Mohon tunggu...
SISCA A SIANTURI
SISCA A SIANTURI Mohon Tunggu... Mahasiswa

Saya adalah seorang Mahasiswa jurusan Manajemen Keuangan Negara yang tertarik dengan perkembang ilmu pengatahuan dan teknologi terutama di bidang keuangan dan bisnis di masa depan.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Back Up Plan Keuangan: Saat Dana Daruratmu Ternyata Masih Kurang

16 Oktober 2025   17:35 Diperbarui: 16 Oktober 2025   17:35 14
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Hai teman-teman semua, kembali lagi bersama aku untuk membahas seputar keuangan mahasiswa. Kita kan udah pernah bahas soal dana darurat, kan? Dan rasanya, punya dana darurat itu udah kayak punya pedang di tengah hutan. Kita merasa siap, merasa aman, dan merasa sudah cukup bertanggung jawab. Aku juga dulu berpikir begitu. Aku bangga dengan rekening khusus yang aku isi pelan-pelan, dan aku bilang pada diri sendiri, "Aku udah siap menghadapi apa pun."

Ternyata, "apa pun" itu ternyata punya level yang berbeda-beda. Dan aku baru sadar kalau pedang yang aku pegang itu cuma bisa lawan iblis kecil, bukan untuk melawan naga.

Saat Satu Klik Menghancurkan Rasa Aman

Ceritanya berawal dari sebuah laptop. Ini terjadi beberapa bulan lalu, di malam yang seharusnya biasa-biasa saja. Aku lagi kebut-kebutan ngerjain tugas akhir mata kuliah yang deadline-nya besok pagi. Semua data, semua riset, semua referensi yang udah aku kumpulkan selama berminggu-minggu ada di sana. Aku udah di fase finishing, tinggal sedikit lagi lagi.

Sekitar jam 11 malam, aku mau save file. Tiba-tiba, layarnya berkedip sekilas. Lalu, hitam. Total.

Aku bengong. "Apaan nih?" Aku coba nyalain lagi. Nggak ada reaksi sama sekali. Aku lepas pasang baterai, tekan tombol power dalam waktu lama. Masih sama. Mati. Pingsan. Meninggal dunia.

Panas dingin aku rasakan. Jantungku langsung dag-dig-dug nggak karuan. Bukan karena tugasnya, tapi karena sebuah pertanyaan yang tiba-tiba muncul di kepala: "Sekarang... apa yang harus aku lakukan?"

Aku coba pinjam laptop teman sekosan, tapi ternyata spec-nya nggak kuat buat buka software yang aku pake. Panik. Aku mulai telepon teman-teman lain, tapi pada udah pada tidur. Di tengah kepanikan itu, satu-satunya orang yang bisa aku hubungi adalah Ayahku.

Dengan tangan gemetar, aku menelponnya. "Pa... laptopku mati."

Ayah langsung sadar ini darurat. "Lho, gimana? Ada tugas penting?"

"Iya, Pa. Buat besok. Dan... kayaknya harus dibawa ke servis."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun