Mohon tunggu...
siroj wijaksono
siroj wijaksono Mohon Tunggu... Wiraswasta - Membaca Mendengarkan dan Menulis

Menulis adalah hal yang menyenangkan

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Mas Kawin Pot Bunga

28 Juli 2021   22:07 Diperbarui: 28 Juli 2021   22:26 232
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Kakek mu terdiam sejenak mendengar maksudku, beliau malah menanyakan pot bunga mawar kecil yang ada disebalah. Langsung saja ku jawab: "Begini pak, tanaman mawar dalam pot kecil ini ibarat cinta ku pada putri bapak, Aku memberikannya utuh bukan setangkai-tangkai yang akan menjadikannya layu begitupun cinta ku pada putri bapak yang utuh bukan setengah-setengah. 

Akan ku berikan semuanya-seutuhnya apapun yang menjadikannya bahagia. Dari sekian pemuda yang pernah datang ke rumahnya memang bapaklah yang beruntung apalagi setelah mengetahui kalau bapakmu ini adalah santrinya Kyai Husen hubungan kami menjadi lebih erat dan harmonis menjadi wasilah terkabulnya niat mulia bapakmu ini yaitu menikahi ibumu. Tepat pada hari kamis 17 Juli 1989 terlaksanakanlah upacara sakral itu lengkap dengan rukun, syarat, dan segala ketentuan yang berlaku. 

Dan setelah ucapan "Saya terima nikah dan kawinya Ratna Dewi binti Imam Bukhori dengan Mas Kawin seperangkat Alat Shalat dan Pot Bunga Mawar di bayar tunai." ditambah sorak hadirin mengatakan "SAH" disaat itulah amanat mulia dan tanggung jawab besar berpindah kepadaku. Seketika itu juga ku ikrar kan dalam hatiku sedalam-dalam "Kekasih kualah Bunga Mawar itu dan akulah Potnya tempat engaku tumbuh dan  berkembang dalam Kebahagiaan. Kekasih Kita adalah sepasang yang telah disatukan ikatan suci itu seperti halnya aku tanah dan engkau tanaman itu. Tumbuh subur di atas Cinta dan Kasih sayang."

Mendengar cerita  bapak panjang lebar tak ada ujungnya sama halnya dengan seorang anak kecil yang sedang mendengarkan dongeng sebelum tidur dan memang setelah kejadian itu aku tertidur pulas, bangun-bangun sudah berada di kamar. Suara kicauan burung dan ayam jantan berkokok riuh saling bersahutan  membuatku terbangun segeralah ku ambil air wudhu dan ku tunaikan ibadah shubuh dalam sujud ku berdoa semoga ibu segera di beri kesembuhan dan semoga kami di beri kesabaran atas cobaan ini, dan aku berharap hari ini adalah awal kami akan merasakan kebahagiaan kembali sampai seterusnya.

Sebelum berangkat sekolah aku melihat bapak duduk sendiri di teras rumah, ku hampiri dan diajaklah aku ke suatu tempat yang tidak lain adalah taman bunga dan tanaman-tanaman itu. Ketika telah sampai bapak menunjukkan ku pada pot bunga mawar yang berada di tengah taman itu, lalu berpesan: " Anak ku jika kau mencintai seseorang jadikanlah kekasihmu itu layaknya bunga yang selalu engkau rawat dengan setulus hati sehingga cintamu menjadi mekar indah berseri-seri, Abadi!".

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun