Mohon tunggu...
Berliana Siregar
Berliana Siregar Mohon Tunggu... Penulis - Daulat Hati, tubuh dan Rasa

Do your job Pikirkan hal-hal ringan @@##Kreatiflah@!!!

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Pertanian Berkelanjutan dan Terintegrasi, Alternatif Kesejahteraan Petani

17 Mei 2019   16:29 Diperbarui: 17 Mei 2019   16:36 568
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto di salah satu training centre pertanian, Berastagi-Sumatera Utara tahun 2018(Sumber Foto: Dokumen BITRA Indonesia)

Empat tahun lalu saya melamar di lembaga ini. Betapa senangnya  diterima menjadi salah satu staf. Walau hanya staf clerical pada fungsi supporting sistem, saya sangat bangga terlibat dan bekerja di lembaga ini. Salah satu lembaga besar dan  sudah puluhan tahun mengabdi mendampingi petani di Sumatera Utara. Namanya  Bina Keterampilan Pedesaan (BITRA) Indonesia. Visi besarnya adalah turut berkontribusi  membangun pertanian yang lebih baik di Indonesia.

Bahwa bidang pertanian menjadi nafas perjalanan masyarakat Indonesia. Tercatat luas lahan pertanian tahun 2015 menurut BPS di Indonesia sebesar 8,8 juta hektar (Sumber https://www.bps.go.id/linkTableDinamis/view/id/895 ).  Namun dari tahun ke tahun konsidi pertanian ini terus menurun. Karenanya perlu dijaga dengan sistim bertanian berkelanjutan dan terintegrasi. Dalam proses perjalanannya, BITRA tempat saya bekerja fokus pertanian yang berkelanjutan dan terintegrasi.

Kenapa harus Berkelanjutan dan Terintegrasi?

Dua kata kunci ini diterjemahkan Bitra dalam proses pendampingan terhadap petani. Berbagai aktivitas bersama petani, lembaga terkait, swasta, masyarakat luas dibangun atas dua nilai prinsip di atas. Nilai-nilai berkelanjutan dan terintegrasi dilakukan dengan berbagai program antara lain:

Pertanian Selaras Alam

 Bekerja di desa-desa pada beberapa kabupaten di Sumatera Utara, Bitra bersama petani belajar membuat pupuk alami. Disamping sehat untuk manusia baik petani pelaku produksi pangannya maupun kita semua sebagai konsumen hasil produksi petani, begitu juga dengan alam lingkungan yang semakin membaik, karena pertanian alami akan memperbaiki segala kondisi buruk sebelumnya, saat masih menggunakan bahan kimia. Harga yang dipeloleh petani dari hasil penjualan produksinya juga lebih tinggi, sementara modal produksi hampir 90% diambil dari bahan alami yang ada di alam sekitar kita dengan murah, bahkan tanpa membeli karena merupakan kreasi petani sendiri.

Pertanian selaras alam merupakan proses pertanian berkelanjutan karena alam diperlakukan dengan sangat ramah dan baik. Komitmen untuk melakukan pertanian sehat, berdampak baik bagi lingkungan, terus menerus digelorakan baik dalam kegiatan training, diskusi di tingkat petani, seminar, booklet, sekolah lapang, dan praktek-praktek lapangan. Setiap bulan BITRA mendampingi petani untuk melakukan berbagai upaya pertanian yang selaras alam. Misalnya dengan praktek pembuatan pupuk kompos. Tahun 2017 hingga 2020 nanti, BITRA berkonsentrasi mendampingi petani di kabupaten Langkat, Serdang Bedagai, Deli Serdang, Samosir, Simalungun dan Karo, Sumatera Utara.

Masyarakat mengaku kehadiran BITRA sangat membantu  memahami bagaimana model pertanian yang selaras dengan alam. Salah satu petani di Serdang Bedagai, pak Udin kini menjadi salah satu petani yang hidupnya sejahtera dengan bertani padi organik.

"Dulu awal-awal bersama dengan BITRA, kami mencoba belajar untuk menerapkan sistim pertanian organik. Nama produk beras organiknya adalah beras Ciherang produksi kelompok Subur di desa Lubuk Bayas, Serdang Bedagai, Sumatera Utara. Harganya tidak begitu mahal, disamping  murah, lezat dan juga sehat." Demikian Pak Udin mengisahkan awal mulanya berorganik.

Produk beras organik, salah satu dampingan BITRA (Sumber: Dokumentasi BITRA Indonesia)
Produk beras organik, salah satu dampingan BITRA (Sumber: Dokumentasi BITRA Indonesia)

Sekolah Lapang untuk Petani

Sekolah tidak hanya menjadi milik generasi muda. Lembaga ini sangat menganut prinsip setiap tempat adalah sekolah dan alam dan pengalaman adalah guru terbaik. Bersekolah sepanjang usia menjadi komitmen untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan petani akan komoditi yang dihasilkannya. Mengembangkan Sekolah lapang padi, sekolah lapang kakao, sekolah lapang kopi menjadi kebiasaan yang harus menjadi kegemaran dan kesenangan bagi masyarakat dampingannya.

sekolah-lapang-padi-di-tanah-merah-tahun-2016-serdang-bedagai-5cd53cda6db8437ffc571b6a.jpg
sekolah-lapang-padi-di-tanah-merah-tahun-2016-serdang-bedagai-5cd53cda6db8437ffc571b6a.jpg
Sekolah lapang dilakukan di tengah ladang dan sawah milik petani. Mengamati langsung hama dan mengatasinya. Belajar bersama melakukan panen yang baik. 

Sejak tahun 1990-an, bersama petani di kabupaten Serdang Bedagai (sebelum pemekaran, Deli Serdang), Langkat dan Deli Serdang (kini), BITRA rutin melakukan Sekolah Lapang Pertanian Organik (SLPO). Petani dilatih bagaimana menanam dan mengembangkan padi organik yang lezat, sehat dan murah. Kenapa organik? Karena pertanian konvensional dengan menggunakan bahan-bahan kimia, menimbulkan berbagai dampak yang kurang baik bagi tanah, lingkungan dan petaninya juga orang yang memakan hasilnya. Kemudian padi yang dihasilkan juga tidak sesehat padi organik. Oleh karena itu di setiap tahun, BITRA selalu menggagas program sekolah lapang padi organik. Walau tidak begitu luas, tetapi tetap konsisten belajar dan membagi pengetahuan ini kepada para petani yang ada di Sumaetra Utara.

Polikultur: Upaya memperbaiki Ekosistem lingkungan

Poli artinya lebih dari satu. Kultur artinya budaya. Secara keseluruhan dari 2 kata yang digabungkan menjadi polikultur ini, diartikan sebagai budidaya menanam tanaman yang bukan satu jenis (lawan dari monokultur = tanaman sejenis dalam satu hamparan yang luas). Mempertahankan prinsip pertanian berkelanjutan, BITRA bersama petani mempraktekkan pertanian polikultur. 

Berikut adalah catatan tentang pola pertanian Polikultur:

1. Sangat sesuai dengan model pertanian di Indonesia sebagai negara yang kaya dengan keanekaragaman hayati.

2. Mempertahankan keragaman flora dan fauna tidak tergantung bahan input dari luar.

3. Petani dapat memaksimalkan ekonomi lewat berbagai tanaman di lahannya.

Agar pemahaman itu semakin meluas, lembaga menerbitkan modul/buku tentang pertanian polikultur. Buku tersebut diharapkan akan memperluas praktek-praktek pertanian polikultur di Sumatera Utara. Pertanian polikultur lengkap dibahas dalam  buku ini (foto terlampir).

Buku terbitan BITRA Indonesia, modul cara berpraktik pertanian tanaman campuran polikultur (Sumber dokumentasi BITRA Indonesia)
Buku terbitan BITRA Indonesia, modul cara berpraktik pertanian tanaman campuran polikultur (Sumber dokumentasi BITRA Indonesia)

Buku modul polikultur, stok masih memadai. Berminat bisa kontak kami (BITRA Indonesia. Website: www.bitra.or.id).
Buku modul polikultur, stok masih memadai. Berminat bisa kontak kami (BITRA Indonesia. Website: www.bitra.or.id).

Sinergisitas Berbagai Pihak untuk Saling Belajar dan Mendukung 

Jika di awal tahun 1970an hingga 1990an, masing-masing pihak bekerja sendiri-sendiri, masyarakat sipil bersama lembaganya bekerja, pemerintah sendiri dan swasta sendiri. Tetapi pada era tahun 2000an ke atasnya, semua menyadari bahwa untuk menuju dunia yang sejahtera  semua pihak harus dilibatkan. Kolaborasi semua pihak harus sinergis satu dengan yang lain. Termasuk dalam hal memajukan pertanian di Sumatera Utara khususnya dan Indonesia umumnya. Pada tahun 2017, BITRA bekerjasama dengan berbagai aliansi melakukan seminar nasional tentang program pemerintah di bidang pertanian, yakni 1000 desa organik.

seminar-nasional-desa-organik-5cdd075f3ba7f72f207ae873.jpg
seminar-nasional-desa-organik-5cdd075f3ba7f72f207ae873.jpg

Seminar Nasional tentang Ketercapaian 1000 Desa Organik, tahun 2017 , di Medan (Sumber Dokumentasi BITRA Indonesia)

Integrasi dengan memajukan Pertanian melalui Website Desa (SID), Mina Padi, Konservasi Sungai, bagi kemajuan desa

Bagaimana dengan integrasi? Kerja-kerja pertanian disambungkan dengan hal lain. BITRA punya program membangun Sistem Informasi Desa (SID) yang terintegrasi online dengan website desa, program mina padi, program peternakan, konservasi Daerah Aliran Sungai (DAS) dan hal lain yang  memajukan masyarakat desa dan dunia pertanian . Konsep ini diluncurkan secara terintegrasi untuk memperbaiki kondisi desa, masyarakat, lingkungan dan dunia pertanian yang lebih baik dan berkelanjutan.

Sistim Informasi Desa (SID) adalah  sebuah sistem informasi yang berisi data kependudukan valid dan lengkap  digunakan  merancang rencana pembangunan desa.Terintegrasi dengan website desa yang dapat dijadikan sistem publikasi,transparansi , maupun ajang promosi potensi desa dan produk unggulan pertanian. Sebagai upaya dari implementasi UU nomor 6 tahun 2014 tentang Desa, SID menjadi salah satu fokus kerja BITRA. Melingkan dengan program pemberdayaan petani. Misalnya di sebuah desa, apa keunggulan/produk yang mau dipromosikan. Contohnya produksi usaha kelompok perempuan dari desa Tanjung Harap, Kec Serbajadi, Serdang Bedagai, Sumatera Utara, yakni keripik pisang gosong. Dapat dilihat di website SID desa Tanjung Harap pada alamat: https://www.tanjungharap.web.id.

Foto produk pertanian desa (gula aren) yang dipajang atau ditampikan dalam SID terintegrasi dengan website desa.
Foto produk pertanian desa (gula aren) yang dipajang atau ditampikan dalam SID terintegrasi dengan website desa.

BITRA bersama masyarakat dan pemerintahan desa, membangun SID desa-desa pada wilayah dampingan di Sumatera Utara. Manfaat promosi online yang dimuat website SID desa sudah teraa. Produk mereka mulai laku di pasaran dan permintaan langsung ke desa pun mulai mengalami peningkatan. Berbagai informasi penting seperti luas lahan, kondisi lahan, masalah pertanian juga dapat diketahui dari website desa.

Integrasi dalam bentuk lain adalah perpaduan atau kombinasikan sistem pertanian gabungan antara padi dan ikan dalam model mina padi. Proses pertanian mina padi yang menggabungkan tanaman padi dan ikan mas atau nila. Upaya mendorong ekosistem yang berkelanjutan. Integrasi ini diharapkan akan mendorong pembangunan pertanian akan jauh lebih baik dari segi hasil ekonomis, ekologis, budaya, sosial dan juga kesehatan petani dan konsumen priduk mina padi tersebut. 

Integrasi lain, terkait peternakan. Bagaimana kotoran ternak diolah menjadi pupuk cair dan pupuk padat. BITRA mendorong petani menjadikan kotoran kerbau, sapi, kambing, dan jenis ternak yang lain, menjadi pupuk organik yang sangat bermanfaat bagi pertanian. Terkait konservasi Daerah Aliran Sungai (DAS) dengan kegiatan-kegiatan advokasi terhadap kawasan hutan, penanaman pohon pada lahan kritis di hulu sungai dan sempadan sungai, menjadi prioritas kegiatan pada tahun 1990 hingga tahun 2000an. Pertanian  hanya bisa berkelanjutan jika air tersedia. Air ada karena pepohonan masih banyak yang tegak, maka sungai akan dipenuhi air melimpah.

Proses membuat kompos bersama petani. (Sumber, dokumentasi BITRA Indonesia) 
Proses membuat kompos bersama petani. (Sumber, dokumentasi BITRA Indonesia) 

Menanam pohon, menjaga sungai tetap mengalir berlimpah, untuk pertanian berkelanjutan (Sumber, dokumentasi BITRA Indonesia)
Menanam pohon, menjaga sungai tetap mengalir berlimpah, untuk pertanian berkelanjutan (Sumber, dokumentasi BITRA Indonesia)

Untuk memperluas informasi, kerja-kerja Bitra dapat dilihat di  www.bitra.or.id.  

Diskusi di tingkat desa mendorong partisipasi petani kopi di wilayah Samosir, Sumatera Utara (Sumber, dokumentasi BITRA Indonesia)
Diskusi di tingkat desa mendorong partisipasi petani kopi di wilayah Samosir, Sumatera Utara (Sumber, dokumentasi BITRA Indonesia)

Bagi petani, semua tempat adalah sekolah. Belajar di halaman samping rumah. (Sumber, dokumentasi BITRA Indonesia)
Bagi petani, semua tempat adalah sekolah. Belajar di halaman samping rumah. (Sumber, dokumentasi BITRA Indonesia)

Demi lebih memaksimalkan upaya pengembangan pertanian yang lebih komprehensif,  BITRA juga membangun 2 pusat pelatihan pertanian teritegrasidi  2 kabupaten (Deli Serdang dan Serdang Bedagai). Satu training center bernama TCSS adalah pusat pertanian polikultur dan konservasi. BITRA menanam berbagai jenis tanaman keras mulai dari durian, pinang, duku, petai dan berbagai tanaman lain berkontribusi pada pelestarian wilayah DAS..Disamping untuk menghasilkan buah sebagai keuntungan, tanaman ini juga menghasilkan akar-akar tanaman sebagai media resapan air. Training center juga menyediakan ruangan sebagai tempat belajar masyarakat belajar tentang pertanian, konservasi dan berbagai topik lainnya.

Training Centre Sayum Sabah milik lembaga BITRA Indonesia sebagai pusat kegiatan belajar pertanian (Sumber, dokumentasi BITRA Indonesia)
Training Centre Sayum Sabah milik lembaga BITRA Indonesia sebagai pusat kegiatan belajar pertanian (Sumber, dokumentasi BITRA Indonesia)

Jembatan  yang menghubungkan Training Centre Sayum Sabah, dimana konservasi lingkungan dilakukan (Sumber, dokumentasi BITRA Indonesia)
Jembatan  yang menghubungkan Training Centre Sayum Sabah, dimana konservasi lingkungan dilakukan (Sumber, dokumentasi BITRA Indonesia)

Kunjungan salah satu tamu dari Jepang ke Training Centre, milik Bitra tahun 2016 (Sumber, dokumentasi BITRA Indonesia)
Kunjungan salah satu tamu dari Jepang ke Training Centre, milik Bitra tahun 2016 (Sumber, dokumentasi BITRA Indonesia)

Itulah sekilas tentang tulisan bagaimana  integrasi dan berkelanjutan. Sebuah nilai dasar dalam membangun pertanian yang lebih maju ke depan.

Jayalah petani Indonesia, majulah pertaniannya....

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun