Mohon tunggu...
Muhammad Sendi Siradj
Muhammad Sendi Siradj Mohon Tunggu... -

Seorang mahasiswa yang ingin terus mengembangkan potensi diri dan membuat Indonesia menjadi lebih baik

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

What You See Is Not What I Feel

29 Oktober 2018   23:29 Diperbarui: 29 Oktober 2018   23:49 152
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

9 juta orang di Indonesia mengalami gangguan depresi dan terus meningkat, 1 dari 15 orang di USA menderita dalam gangguan depresi. Namun, sampai hari ini hal ini masih menjadi hal yang tabu untuk didiskusikan. banyak orang yang berjuang melawan depresi ini tidak tahu harus berbuat apa, harus pergi kemana, mereka merasa tidak nyaman untuk membicarakan ini kepada teman-temannya atau keluarganya. 

Dan juga kebanyakan dari kita tidak tahu bagaimana cara menanggapi orang yang sedang depresi. Kadang kita tidak menyadari jawaban kita malah membuat mereka semakin tenggelam hingga merasa tidak bisa diselamatkan lagi. Untuk itu, seharusnya kita sebagai komunitas merasa penting untuk memahami at least at basic level tentang depresi.

Sangat disayangkan kebanyakan dari kita menganggap depresi adalah masalah spiritual, mereka bilang jika kamu masih punya iman maka kamu tidak akan depresi. Mereka bilang jika kamu percaya kepada Allah, kau akan tidak ATAU kau tidak seharusnya butuh pergi ke psikiater, ini adalah masalah imanmu, ini adalah masalah keyakinanmu. 

Mereka salah paham tentang ayat "ladziina aamanuu watathma-innu quluubuhum bidzikri laahi laa bidzikri laahi tathma-innu lquluub" (Al-Ra'du ayat 28) mereka mengasumsi bahwa jika kau tidak mendapatkan ketenangan itu berarti kamu tidak berzikir, jika kamu tidak merasa bahagia maka Imanmu lah yang sedang bermasalah, dan mereka terus berkata masalahnya adalah kamu. 

Ini adalah hal yang buruk untuk dikatakan kepada orang yang sedang merasa depresi, down, khawatir. Malah ini akan membuat mereka merasa 100% lebih depresi dari sebelumnya, mereka mulai yakin bahwa diri mereka lah yang salah. "ternyata benar ini semua salahku" itulah yang ada di benak mereka.

Depresi adalah isu yang multidisiplin, tidak gampang untuk mengkategorisasikannya, memang benar beberapa aspek depresi bisa diselamatkan dengan spiritulitas atau dengan Iman. Tapi merupakan hal yang benar juga bahwa tidak peduli seberapa besar iman seseorang dia tetap harus bertemu dengan psikiatar, praktisi medis.

Terkadang ini merupakan isu psikologis, diluar dari keagamaan, diluar dari bidang medis. Mungkin trauma masa kecil, pelecehan seksual pada masa dini. Jika seperti itu biasanya membutuhkan pendamping, psikiter, atau orang yang terlatih. Bukan hanya ustad, bukan hanya dokter yang memberikan resepsi obat depresi. Tapi kadang membutuhkan terapi dari therapist yang sudah berlisensi. 

Setiap diri kita di masyarakat ini memiliki peran masing-masing, terkadang dokter bisa membantu, terkadang orang pintar bisa membantu, terkadang praktisi medis bisa membantu, atau terkadang keluarga bisa membantu. Kita sebagai komunitas memiliki tanggung jawab untuk saling bantu satu sama lain.

Tulisan ini lebih membahas dari sisi agama dalam melihat ini, tentu saja masalah keimanan tidak akan bisa menyembuhkan semua jenis depresi, tapi bagi beberapa orang masalah keyakinan bisa menjadi mekanisme pertolongan. Ada sebuah studi yang mengatakan bahwa GENERALLY SPEAKING orang-orang yang memiliki agama atau memiliki keyakinan yang dia pegang teguh, mereka lebih sanggup mengatasi stress daripada mereka yang tidak punya keyakinan. 

Generally speaking. Kemudian apa yang Quran katakana tentang kekhawatiran yang berlebihan? Al-Quran dengan jelas mengatakan bahwa merasa khawati atau stress adalah bagian dari manusia. Tidak ada yang salah dengan itu. Lingkungan juga bisa menyebabkan seseorang merasakan stress, 

Dalam Al Hijr ayat 97 "walaqad na'lamu annaka yadhiiqu shadruka bimaa yaquuluun". Hatimu akan sakit karena apa yang orang katakan tentangmu. Al Kahf ayat 6 'fala'allaka baakhi'un nafsaka 'alaaaatsaarihim in lam yu'minuu bihaadzaa lhadiitsi asafaa'. Akan sangat mungkin terjadi jika kegelisahan akan membuatmu merasa mati. Bakhaa berarti mati dalam kesedihan. Bakhaa berarti dalam depression state dimana kau merasa mati rasa, bukan bunuh diri tapi pada dasarnya depresi membuat seseorang merasa mati didalam hati. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun