Mohon tunggu...
Abdul Hakim Siregar
Abdul Hakim Siregar Mohon Tunggu... Guru - guru

Guru

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Corona Bukan Karena Agama Tertentu

19 Maret 2020   22:30 Diperbarui: 19 Maret 2020   22:32 62
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: Dok. CDC/Dr. Fred Murphy via Wikimedia Commons

Saya mengindintifikasi diri saya sebagai agamawan karena latar belakang pendidikan saya dibanding misalnya, saya bukan ahli medis dan jelas tidak tahu banyak tentang coronavirus (Covid-19). 

Tapi, melihat dan berbagai komentar di media sosial, banyak misalnya yang mengatasnamakan seolah agamawan dengan "keimanan yang berbaur kenekatan dengan campuran kesombongan" ingin menghadapkan keyakinan agama pada corona? Seakan dengan ibadahnya yang tampak kurang perhitungan keilmuan dapat saja menaklukkan corona?

Padahal dalam kondisi ini, kita harus bertanya pada ahlinya, terkait dengan corona, ya para ahli yang membidangi itu. Bukan agamawan yang jelas kurang mendalami bidang ini?

Maka agamawan seharusnya menjadi makmun soal ini, mengikuti arahan ahli atau pemerintah. Jangan menghadapkan agama kontan menghadang corona?

Beberapa orang beranggapan agama merupakan solusi dari segala persoalan, termasuk corona? Padahal, agama adalah pengabdian yang membuat pelakunya semakin ikhlas, syukur, sabar, tawaduk, tawakal, dan kualitas baik lainnya. Bukan malah agama dijadikan semacam identitas diri yang berlebihan sampai menjadi lebel mengangkuhkan diri seraya merendahkan pihak lain di luar kelompoknya. 

Klaim keimanan sempit yang dilandasi dengan kesombongan tidak akan mampu mengatasi corona. Apalagi corona itu bukanlah terkait dengan agama tertentu, tetapi dapat mengenai siapa saja, tanpa pilih-pilih.

Oleh karena itu, kita juga tidak perlu lagi misalnya menyalahkan orang China khususnya Wuhan, karena diduga sumber penyebaran corona dari sejenis kelelawar yang bervirus dan berpindah tangan ke manusia di berbagai negara kini. Ini bukan khas bangsa atau suku tertentu, tetapi bisa terjadi dan mengenai bangsa atau negara manapun.

Tugas kita kini berupaya mencegah atau mengobati yang kena dengan upaya maksimal kemanusiaan sekaligus berdoa pada Tuhan dengan kerendahan hati agar corona ini dapat diatasi.

Sebagian kecil oknum agamawan yang menghubungkan corona dengan bangsa, suku, atau keyakinan tertentu, rasanya, ia perlu kembali menghayati imannya yang lebih luas dibanding klaim iman yang berbaur dengan sikap angkuh, yang membuat orang yang kena corona dapat tersinggung?

Untuk saat ini, khusunya kita di Indonesia marilah berupaya mengikuti arahan ahli kesehatan atau otoritas pemerintah terkait dengan penanganan corona daripada mendengar mereka yang mengatasnamakan agama, padahal bahkan kurang menghayati agama secar lebih mendalam. Kecuali, agama dijadikan alat identitas untuk menyombongkan diri yang padahal seharusnya berupa kerendahan hati. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun