Mohon tunggu...
Abdul Hakim Siregar
Abdul Hakim Siregar Mohon Tunggu... Guru - guru

Guru

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Perlu Mendudukkan Masalah Bangsa

5 Mei 2017   08:49 Diperbarui: 5 Mei 2017   09:43 97
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Saya teringat kisah kocok sufi. Seorang miskin jatuh cinta pada wanita kaya. Lewat perantaraan pembantu si majikan kaya, si miskin menyampaikan gejolak cintanya secara pusitis, berbunga-bunga, dan panjang lebar kepada si pembantu seraya berharap agar disampaikan kepada majikannya. Pendek cerita, si pembantu menjumpai majikannya dan secara pendek ia berkata, "si miskin itu bernafsu ke Anda." Si majikan kaget seraya menyelidik, "apakah ia ngomong seterus-terang begitu?" "Oh, tidak," ujar si pembantu. Si miskin bicara sangat panjang lebar, tapi intinya, ia bernafsu ke Anda. Itulah pokok pentingnya. Selebihnya, membuat pening.

Kita mirip dengan kisah cinta si miskin-kaya itu dalam menangani masalah bangsa. Bicara panjang lebar ke sana ke mari, ngelantur. Sampai, kita tak tahu mana pokok pentingnya. Sehingga justru membuat rakyat Indonesia jadi pening. Bukan penting.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun