Mohon tunggu...
Sint Jan
Sint Jan Mohon Tunggu... -

Seorang Pengamat Biasa

Selanjutnya

Tutup

Politik

Mengapa PKS Begitu Membenci Jokowi

2 Agustus 2014   17:21 Diperbarui: 19 Desember 2015   18:31 147860
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Realistis atas keadaan tersebut, para capres hasil pemira melakukan manuvernya masing-masing dengan mendekati capres-capres yang populer. HNW dan Anis Matta tidak terlalu dilirik karena dianggap tidak bonafide. Satu-satunya yang berpeluang adalah Aher, namun melihat perolehan partainya yang kecil ia menurunkan targetnya menjadi cawapres. Aher pun mendekati baik Jokowi maupun Prabowo.

140694740478327164
140694740478327164

Upaya Aher untuk mendekati Jokowi ternyata terhalang oleh kondisi eksternal dan internal. Jokowi maupun kalangan di sekitarnya menolak Aher karena tokoh no.1 di Jawa Barat tersebut berpotensi terkait korupsi, selain itu permintaan mahar dan menteri tentunya tidak akan diakomodir Jokowi. Di kalangan internal PKS sendiri, Fahri Hamzah dan kawan-kawan sudah kadung menghina Jokowi sehingga keputusan merapat dengan Jokowi akan merusak kepercayaan kader terhadap pimpinan partai. Keputusan partai akhirnya mengalihkan dukungan secara total kepada Prabowo.

Prabowo sangat tertolong berkat masuknya PKS dalam barisan mereka. Tapi tentunya tidak ada yang gratis, PKS memilik mesin yang cukup baik untuk menggerakan massa dan melakukan propaganda, Prabowo mau tidak mau harus mensuplai "bahan bakar" untuk mesin tersebut. Prabowo pada awalnya ingin dipasangkan dengan Aher karena menurutnya suara warga Jabar akan sangat menolong kemenangannya. Tapi sayangnya di detik akhir Hatta Rajasa masuk dengan membawa "mahar" yang lebih besar daripada hanya sekadar janji "suara warga Jabar". PKS sempat kecewa atas keputusan Prabowo tapi mereka tidak punya pilihan lain kecuali all out mendukung Prabowo.. Toh mereka sudah menerima "bahan bakar" untuk menjalankan mesinnya.

Pasukan PKS ternyata terbilang sangat militan dibandingkan pendukung Prabowo sendiri. Hal ini bisa dipahami karena pimpinan PKS mendoktrin para kadernya untuk memandang pilpres sebagai pertarungan hitam - putih. Prabowo di satu sisi merupakan harapan umat Islam melawan Jokowi yang mewakili "asing, non muslim, dan freemasonry". Mereka lupa kalau Prabowo didukung oleh organ Kristen yang dipimpin adiknya, mereka lupa kalau keluarga Prabowo adalah non muslim, mereka juga lupa kalau Prabowo bukanlah seorang muslim yang taat. Pokoknya Sami'a watha'na,  perintah pemimpin partai adalah sabda yang harus dipenuhi.  Fitnah pun mengalir dengan derasnya karena para Kader tidak mampu menemukan kesalahan nyata pada Jokowi. Fitnah paling kejam adalah dengan menuduh keluarga Jokowi kafir. Beberapa kali situs propaganda PKS (pkspiyungan) menyuarakan hal ini, yang kemudian disebarkan secara membabi buta oleh para kadernya. Uniknya, seringkali fitnah-fitnah ini tidak konsisten. Satu saat mereka menuduh Jokowi sebagai antek Amerika, di lain waktu Jokowi sebagai antek komunis. Seorang berpikiran sehat tentunya merasa bingung bagaimana seorang antek Kapitalis bisa menjadi antek komunis di waktu yang sama. Tapi begitulah fitnah... Fitnah tidak perlu sejalan dengan logika, fitnah ditujukan untuk meraih simpati 0rang-0rang yang tidak berpikir...

Para pimpinan PKS diam saja menangggapi penyebaran fitnah oleh kader-kadernya. Mereka tidak peduli kalau tindakan ini justru merugikan Prabowo yang sebelumnya memiliki nama baik dan cenderung tidak suka menyerang secara membabi buta. Apabila kita perhatikan, isu yang diangkat Gerindra untuk menyerang Jokowi biasaya berkutat soal pelanggaran amanah, pelanggaran perjanjian batu tulis, dan antek Megawati. PKS di lain pihak mengangkat isu yang lebih liar seperti Jokowi kafir, ibadahnya palsu, menteri agama Syiah, dan lain-lain. Berbagai upaya penipuan lewat media maya pun dilakukan, foto-foto artis dan Jokowi dipalsukan dengan photoshop. Kemampuan ini hanya dilakukan oleh kader PKS karena Gerindra tidak memiliki kemampuan soal itu. Untungnya segala kepalsuan tersebut dengan mudahnya dipatahkan oleh simpatisan Jokowi yang katanya "bodoh-bodoh" itu.

Upaya PKS ini terbukti merusak perolehan suara Prabowo karena kalangan pemilih rasional, minoritas, non muslim, dan santri yang merasa dihina Fahri Hamzah mengalihkan dukungan kepada Jokowi.  Pemilih jenis ini berjumlah puluhan juta, tidak sebanding dengan 8 juta suara yang disumbangkan PKS kepada Prabowo.

14069489561504271563
14069489561504271563

Selain menyebar fitnah, PKS juga berusaha terus meraih kepercayaan Prabowo untuk mempertahankan posisi tawarnya. PKS memberikan hasil-hasil survey yang menggembirakan Prabowo walaupun pada kenyataannya survey tersebut fiktif. Secara tidak langsung, PKS telah menjerumuskan Prabowo dalam suatu kenyataan palsu. Ujung-ujungnya ketika mereka memberika hasil real count abal-abal kepada Prabowo yang dijadikan dasar bagi Prabowo untuk mengundurkan diri dari rekapitulasi. Prabowo menuduh terjadinya kecurangan secara sistematis padahal seluruh saksi yang katanya berasal dari PKS sudah menandatangani berita acara di tingkat TPS.

Aksi PKS telah merusak nama baik Prabowo


Kemenangan Jokowi tentunya merupakan mimpi buruk bagi kader PKS. Mereka yang telah berjibaku secara ikhlas (berbeda dengan pendukung Prabowo lainnya yang dimobilisasi) merasa dikalahkan oleh orang "kafir". Kenyataan ini mengganggu keimanan mereka karena selama ini mereka percaya Tuhan selalu berada di pihaknya. Akibatnya hingga sekarang masih banyak kita temukan kader PKS yang menyuarakan sumpah serapah terhadap Jokowi. Mereka lupa kalau PKS merupakan bagian dari sistem demokrasi dan harus menerima segala keputusan yang dihasilkan sistem itu.

Di tingkat elite, kemenangan Jokowi akan menyulitkan pembiayaan mesin partai. Tanpa menteri di pemerintahan, kas PKS akan berkurang. Mereka tidak bisa selamanya bergantung kepada kepala daerah karena KPK selalu mengawasi. Akhirnya salah satu cara yang akan dijalankan adalah menyandera pemerintahan Jokowi lewat satu-satunya jalur yang masih mereka miliki : legislatif. Menurut prediksi saya, PKS akan terus merongrong pemerintahan Jokowi hingga kepentingan mereka diakomodir. Selama itu pula mereka akan mendekati Prabowo yang bisa menjadi ATM sementara buat mereka...

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun