Mohon tunggu...
Sinta Nuriyah
Sinta Nuriyah Mohon Tunggu... Lulusan Pendidikan Bahasa Arab Unnes

Aku hanya manusia biasa yang tak sempurna dan sering salah.

Selanjutnya

Tutup

Cerbung

Meraih Mimpi - Eps.03

4 Maret 2025   22:00 Diperbarui: 4 Maret 2025   22:00 68
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Eh, engga apa-apa, Bu. Kurnia pengen ketemu sama Om Ade, kangen katanya, iya kan, Dek?" Asih tidak bercerita kalau dirinya dan Kurnia meminta bantuan Om Ade untuk membujuk Pak Amir supaya mau bercerita.
"Iya, betul. Dah lama gak ketemu," jawab Kurnia cepat.
"Oh, gitu.... tadi gimana jawaban Bu Siti?" Bu Mira mengalihkan topik.
Asih mengecek HP nya, "jadinya minta dianter aja, Bu, pesanannya."

Asih langsung bersiap-siap untuk mengantar pesanan.

----

Om Ade meminum habis es tehnya, maklum, hari itu memang terasa terik.
"Gimana, De? Udah nemu solusi?" Tagih Pak Amir.
Om Ade menghela nafas pelan sambil memejamkan mata.
"Begini Mas, gimana kalau kita kembangkan saja dagangan nasi uduk ini supaya lebih rame."
"Caranya?"
"Kita bikin nasi uduk dengan warna yang bervariasi, Mas. Terus kita bikin promosi di media sosial. Nah kan jaman sekarang banyak orang yang malas keluar tuh, kita manfaatin aja aplikasi GercepFood."
"Aplikasi apa tuh, De?"
"Itu lo Mas, aplikasi yang bisa buat pesen makanan tanpa harus keluar rumah dan antre di kedai, jadi ntar bakal dianter kurirnya. Nah, Mas bisa daftarin dagangan Mas ini di aplikasi GercepFood."
"Ide bagus tuh, tapi kan tadi kamu bilang tentang promosi. Siapa kira-kira yang bisa promosi biar penjualan cepat meningkat?"
Om Ade terdiam, masih berpikir tentang hal tersebut.

----
Asih sudah sampai di rumah Bu Siti. Ia ketuk pintu dan mengucapkan salam, namun tak terdengar jawaban, bahkan setelah menunggu 15 menit.

Ting... ada chat masuk dari Bu Siti. Ternyata isinya permintaan maaf, pesanan tersebut dibatalkan tanpa diberikan alasan yang jelas. Badan Asih langsung lemas, ia tak tau apa yang harus dikatakan pada ibunya nanti.

Sambil mengusap air mata, Asih kembali pulang dengan 15 nasi uduknya. Ia mengayuh sepedanya dengan pelan dan tidak fokus. Karena cuaca begitu terik, Asih mampir ke sebuah warung untuk membeli es.
"Mbak, es teh satu ya..."
"Siap, teh," jawab penjual asal sunda itu.

Ting... ada chat lagi, bukan dari Bu Siti melainkan dari Om Ade. Isinya rekaman obrolan Pak Amir dan Om Ade. Setelah mendengarkan rekaman tersebut, Asih makin sedih. Dan menyimpan HP di tas kecilnya.

"Permisi, Mbak. Boleh duduk di sini?" suara itu tak asing di telinga Asih.

BERSAMBUNG....

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun