Mohon tunggu...
Sinta Lestari
Sinta Lestari Mohon Tunggu... Lainnya - Analyst

Seorang yang sedang belajar membuat tulisan, yang sekiranya bermanfaat untuk diri sendiri dan orang banyak. Menyukai bidang Sains, Lyfe, Health, Self-Improvement, Pengembangan Karir dan lainnya.

Selanjutnya

Tutup

Indonesia Sehat Pilihan

Kondisi Kualitas Udara di Ibukota Jakarta Tidak Sehat

2 Juni 2023   17:45 Diperbarui: 2 Juni 2023   22:02 616
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi kondisi polusi udara di jakarta | Sumber gambar : Freepik.com @rawpixel.com

Indeks kualitas udara atau disingkat AQI merupakan pengukuran konsentrasi polutan udara dalam polusi udara ambien dan risiko kesehatan yang terkait (IQAir, 2018).

Udara ambien merupakan udara bebas di permukaan bumi pada lapisan troposfer (lapisan yang paling dekat Bumi, berada pada ketinggian 0 sampai 10 kilometer di atas permukaan Bumi), yang dibutuhkan dan berpengaruh pada kesehatan makhluk hidup, termasuk diantaranya manusia serta unsur lingkungan hidup lainnya (DLH Bengkulu, 2022).

Dilansir dari website  Lingkungan  ITATS (2017), Indeks standar pencemar udara atau Indeks Kualitas Udara  ditetapkan dengan cara mengubah kadar pencemar udara yang terukur menjadi suatu angka yang tidak berdimensi.

Menurut World Air Quality Index WAQI (2023), Indeks Kualitas Udara atau disingkat AQI dihitung berdasarkan partikulat (PM 2.5 dan PM 10), Ozon, Nitrogen dioksida, Sulfur dioksida, dan Emisi karbon monoksida. Pengukuran pembacaan data dilakukan per-jam. Sebagai contoh, AQI yang dilaporkan pada pukul 8 pagi, berarti pengukuran dilakukan dari pukul 7 pagi hingga pukul 8 pagi.

Apa yang harus kita lakukan dengan hasil kualitas udara “Tidak Sehat”

Jika dari hasil data pengukuran dan analisa kualitas udara di suatu tempat dikategorikan “tidak sehat”, maka langkah pertama yang harus kita lakukan yaitu jangan panik. Karena jika kita terlalu panik justru akan membuat kita terasa parno/ ketakutan yang berlebih.

Hal sederhana yang dapat kita lakukan saat kondisi udara di lingkungan kita “tidak sehat”, diantaranya :

  • Memakai masker jika akan pergi keluar untuk beraktifitas. Minimal pakailah masker kain.
  • Sementara tutuplah ventilasi, nyalakan "air purifier" jika tersedia di rumah.
  • Setelah sampai di rumah, segera lepas masker, cuci muka dengan sabun pencuci muka, cuci hidung mirip seperti wudhu, bila perlu mandi dan berganti pakaian. Agar debu yang menempel di muka, hidung, baju dan tubuh dapat bersih.
  • Minum air putih yang cukup, jika memungkinkan makan atau minum yang mengandung antioksidan agar meminimalisir radikal bebas dan racun dalam atau di luar tubuh.
  • Tidak berada berlama-lama diluar ruangan, jika Anda tidak memiliki kegiatan yang urgen (penting dan mendesak).

Lantas, apa saja pola hidup minim polusi yang dapat kita lakukan ?

Pola hidup minim polusi yang dapat kita lakukan diantaranya :

  • Hemat penggunaan listrik. Karena sebagian besar sumber utama listrik RI (sebanyak 61 Persen, menurut IDX Channel.com) berasal dari Pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) dengan batubara sebagai sumber bahan bakarnya, dan masih menghasilkan gas buang pada cerobong asap di PLTU nya.
  • Hindari merokok dulu, karena dari sedikit asap rokok yang Anda hisap dan hasilkan akan menambah indeks penilaian polutan di udara. Hitung-hitung beramal untuk diri Anda sendiri dan udara di lingkungan ya.
  • Jangan membakar sampah. Pilah sampah organik dan anorganik. Sampah anorganik terutama kertas dan plastik jangan dibakar.
  • Kurangi penggunaan bahan yang sulit terurai. Jika sudah terlanjur, gunakanlah prinsip recycle (daur ulang) untuk wadah yang sulit terurai di alam.
  • Kurangi dahulu penggunakan kendaraan pribadi, agar sedikit mengurangi beban polusi di udara sekitar.
  • Beralihlah sementara ke kendaraan umum, untuk mengurangi polusi di udara sekitar.
  • Berjalan kaki, Jika tempat yang dituju jaraknya dekat dari tempat tinggal Anda.
  • Menanam pohon atau tumbuhan untuk dapat mengurangi emisi gas karbon.

Dampak Polutan PM 2.5 yang tinggi bagi Kesehatan

Dilansir dari laman Instagram @nafasidn, dampak jangka pendek terpapar polutan PM 2.5 yaitu :

  • Otak mengalami ADHD, yaitu otak mengalami kesulitan untuk fokus, bahkan dapat menyebabkan perilaku impulsif dan hiperaktif.
  • Hidung menjadi pilek, influenza, dan bahkan rhinitis
  • Jantung dapat mengalami serangan jantung dan aritmis
  • Paru-paru dapat menyebabkan asthma, dan bronkiolitis (ISPA).
  • Kulit dapat mengalami atopic dermatitis (eksim), jerawat, bahkan menyebabkan penuaan dini.

Untuk dampak jangka panjangnya jika kita terpapar polutan PM 2.5, yaitu :

  • Otak dapat menyebabkan Alzheimer, parkinson, stroke, serta penurunan kognitif.
  • Paru-paru dapat menyebabkan Pneumonia, kanker paru-paru, bahkan jadi penderita Asthma.
  • Rahim dapat mengalami kelahiran prematur pada bayi.
  • Seluruh tubuh dapat menyebabkan penyumbatan darah, karena supply oksigen di dalam darah kurang.

Semoga Ibukota Jakarta dan bahkan kota-kota lainnya di Indonesia memiliki kualitas udara yang baik ya. Agar kita dapat menikmati kualitas udara yang sehat dan aman. Sehingga kita terhindar dari penyakit ISPA dan lainnya. 

Selain itu, Semoga kita pun sebagai warga Bumi dapat terus meminimalisir dampak pencemaran udara ya, dengan menerapkan pola hidup yang minim polusi. Sehingga, tercipta lingkungan yang sehat, serta dapat membangun lingkungan peradaban yang baik nan sehat untuk generasi akan datang.

Referensi :

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Indonesia Sehat Selengkapnya
Lihat Indonesia Sehat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun