Mohon tunggu...
Khoirun Nizam
Khoirun Nizam Mohon Tunggu... Jurnalis - Menulis untuk dikenang dan abadi

Writer

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Asa Mengobati Defisit BPJS Kesehatan

7 Januari 2020   10:16 Diperbarui: 7 Januari 2020   10:25 106
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dok. BPJS Kesehatan

Sejak 1 Januari 2020 iuran BPJS Kesehatan dipastikan akan naik sebagai solusi menstabilkan neraca keuangan. Kenaikan iuran memang langkah cepat agar defisit dapat teratasi. Namun, tidak menutup kemungkinan kenaikan iuran BPJS justru memicu peserta menunggak iuran.

Ketika iuran seharga kopi kekinian atau minuman boba saja masih banyak yang menunggak, bagaimana jika iuran dinaikkan? Dengan kata lain, kenaikan iuran BJPS Kesehatan bukan solusi satu-satunya untuk mengobati defisit. Dari sisi manajemen dan internal BPJS Kesehatan juga mesti berbenah.

Mengantisipasi peserta yang keberatan membayar iuran, pihak BPJS Kesehatan sendiri mempersilakan peserta untuk mengajukan turun kelas. Bagi peserta yang menunggak iuran rencananya bakal mendapatkan sanksi berupa tidak bisa mengurus SIM, paspor dan layanan administratif lain. Sanksi tersebut menuai pro kontra sehingga masih perlu dikaji kembali.

Alternatif Metode Pembayaran Iuran

Menyoroti kenaikan iuran BJPS Kesehatan tersebut, saya mencoba mengambil perspektif lain. Ada yang luput dari BPJS Kesehatan berkaitan dengan metode pembayaran. Memang secara teknis pembayaran bisa dilakukan melalui ATM, Alfamart, Indomaret, Ovo dan sebagainya. Namun bukan itu maksudnya.

Saya lebih ingin mengupayakan bagaimana peserta mampu membayar atau setidaknya meringankan iuran bulanan tanpa mengeluarkan uang. Di sini saya menawarkan tiga alternatif metode pembayaran selain menggunakan uang. Berikut uraiannya:

Pertama, bayar menggunakan sampah. Bukankah Indonesia menjadi salah satu penyumbang sampah terbesar di dunia? Jangan salah, ini potensi luar biasa karena bisa bernilai rupiah andai setiap orang mau memilah sampah. Daripada sampah dibuang sembarang yang justru bikin masalah (banjir, mencemari laut dan sebagainya) lebih baik disetorkan sebagai iuran BPJS Kesehatan.

Pembayaran menggunakan sampah ini dapat ditawarkan di daerah-daerah seperti perkampungan yang cenderung punya sampah melimpah. BPJS Kesehatan dapat bekerja sama dengan bank sampah setempat untuk mendata tabungan sampah sebagai iuran bulanan.

Meskipun hasil tabungan sampah belum tentu menutupi iuran BPJS, namun opsi pembayaran menggunakan sampah ini setidaknya punya dua manfaat: meningkat kesadaran lingkungan dan meringankan tanggungan iuran.

 Kedua, bayar dengan menjadi pasukan ASIK (Anti Skip Iklan). Pada saat sebagian orang benci iklan, justru pasukan ASIK datang membawa keuntungan. Pasukan ASIK adalah orang yang berkomitmen menonton video tanpa skip (melewati) pada bagian iklan.

Dampak dari pasukan ini membuat penghasilan Youtuber naik berkali lipat. Sejalan dengan itu, konsep pasukan ASIK ini dapat diadopsi oleh peserta BPJS Kesehatan agar mereka mampu menghasilkan uang sendiri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun