Mohon tunggu...
Simon Sutono
Simon Sutono Mohon Tunggu... Guru - Impian bekaskan jejak untuk sua Sang Pemberi Asa

Nada impian Rajut kata bermakna Mengasah rasa

Selanjutnya

Tutup

Diary

Peruntungan

6 Juni 2021   16:24 Diperbarui: 6 Juni 2021   16:31 145
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://www.popmama.com/

"Apakah karena itu pula engkau memutuskan mencoba seleksi pegawai di tempat ini? Benarkah engkau akan bisa membagi waktu kuliah dan kerja? Bagaimana reaksi sponsormu kalau tahu engkau bekerja?" Aku berbisik. Ruangan terasa hening. Peserta test serius mengerjakan test masuk. Aku berkeyakinan Tuanku akan lolos test ini. Dan itu benar adanya. Sekian hari setelahnya surat itu datang ke kost-an yang menyatakan Tuanku lolos test dan mencantumkan jadwal wawancara. Aku ingat begitu girang engkau, Tuanku, mendapatkan kabar tersebut. Sampai tiba hari itu.

 "Dituliskan bahwa Anda ini adalah mahasiswa. Bagaimana nanti Anda bisa bekerja untuk kami?"

"Saya pasti mengusahakan untuk bisa membagi waktu dengan sebaik-baiknya. Atau kalau memungkinkan saya bisa fokus di shift siang sampai malam," ujar Tuanku mengulang kata-kata yang ia latih dan gumamkan setelah mendapatkan surat wawancara. Aku turut berdebar dengan proses ini yang berakhir dengan jabat tangan. 

Namun, aku merasakan nada yang berbeda. Tuanku mengajakku melangkah gontai menuruni tempat wawancara. Harapan yang semula membuncah menyemangati aku dan kembaranku untuk menaiki tangga yang sama ke lantai test tertulis meredup. Kelak kutahu Tuanku menangkap dan mengartikan tarikan bibir pewawancara saat mendengar jawaban Tuanku. Namun, ia menjadi lebih siap ketika menerima surat yang menyatakan ia tidak diterima bekerja di toko buku tersebut.

"Kok diam? Sebentar lagi sampai." Kembaranku menyenggolku. Angkot sudah melewati sekolah tinggi pariwisata di Bandung utara. Dalam hitungan menit angkot akan berhenti di pertigaan Gerlong Girang dan kami mesti bersiap menopang Tuanku menyusuri jalan menuju kostan.

Aku tersenyum.

"Untuk yang satu ini semoga lancar." Aku membatin mengingat pekerjaan yang akan dijalani Tuanku. (Bandung, 5 Juni 2021)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun