Mohon tunggu...
Simon Sutono
Simon Sutono Mohon Tunggu... Guru - Impian bekaskan jejak untuk sua Sang Pemberi Asa

Nada impian Rajut kata bermakna Mengasah rasa

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Lala

18 Februari 2021   22:42 Diperbarui: 18 Februari 2021   22:52 164
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

             "Mau ikut lomba tidak?" kataku kesal. Gadis berambut ikal di depanku tidak lantas menjawab. Ia malah menjatuhkan pantatnya ke sofa dan menghembuskan nafas panjang. 

            "Lima hari lagi lho, pertandingannya dan kamu belum hafal satu baitpun." keluhku.

            "Saya banyak PR dan ulangan. Mana sempat menghafal puisinya," bantah gadis itu.

            Aku berpaling pada Candy yang sedang mempelajari pidatonya. 

            "Kamu ada PR dan ulangan tidak, minggu-minggu ini?" tanyaku. 

            "Lha, saya kan sama-sama kelas 8, Pak. Gurunya sama. PR-nya sama. Ulangannya sama," terangnya.

           "Tapi kamu kok sudah hafal pidatomu? Pidato lho, bukannya puisi," timpalku sambil menoleh pada Lala.

           "Tidak bisa dibandingkan, Pak, anak rajin dan anak... aduuuh!" jerit Candy. Bantal sofa telak mengenai kepalanya sementara Lala mengepalkan tangannya.

           "Yes!" ujarnya girang.

           Aku garuk2 kepala menyaksikan dua anak didikku. Antara kesal dan tertantang. Menaklukkan Lala  khususnya, yang kurang serius berlatih.

***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun