Mohon tunggu...
Seno Rocky Pusop
Seno Rocky Pusop Mohon Tunggu... Penulis - @rockyjr.official17

सेनो आर पूसॉप जूनियर

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Pilihan

Alam yang Menyeleksi Pemimpin

15 April 2024   15:46 Diperbarui: 15 April 2024   17:10 205
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pernahkah ideologi ini terlintas di benak Anda? Mengapa situasi "seleksi alam" ini muncul? Sebenarnya bagaimana proses yang seleksi alam? Apakah ada cara untuk menyelamatkan tanah ini dari degradasi dan krisis? Pada dasarnya proses seleksi alam merupakan salah satu syarat terjadinya restorasi dan tumbuhnya kepemimpinan di bumi Cenderawasih.

Untuk menjadi tipikal pemimpin yang unik dan sesuai dengan kondisi daerah. Maka seseorang harus mampu bertahan dan beradaptasi terhadap perubahan dan memahami bagaimana bumi Cenderawasih dan manusia yang ada di dalamnya bisa berkembang.

Ciri-ciri kepemimpinan yang ideal adalah mampu mengalami dan tenang dalam setiap keadaan, tidak gegabah, memahami dirinya sendiri dan memahami orang yang dipimpin serta lingkungan sekitar. Ada pemimpin yang dilahirkan (natural) dan ada pemimpin yang dibentuk (artifisial). Studi ilmiah menunjukkan kepemimpinan adalah 30% genetik dan 70% dipelajari.

Mustahil pemimpin dilahirkan tetapi tidak dibentuk, begitu pula sebaliknya. Seseorang dilahirkan dengan kemampuan kepemimpinan alami, dan seseorang belajar bagaimana menjadi pemimpin yang baik. Untuk menjadi pemimpin sejati, seseorang harus mampu memanfaatkan sumber daya yang ada untuk untuk memimpin dengan baik dan benar. Karena bumi Cenderawasih mendambakan pemimpin yang lahir melalui seleksi alam.

Manusia merupakan bagian integral dari alam, dan sebagai spesies, manusia sangat mempengaruhi alam itu sendiri. Tanpa melalui proses ini, manusia mungkin membahayakan masa depan. Kepemimpinan berbasis alam merupakan sarana bagi manusia dari dirinya sendiri. Manusia harus belajar melalui seleksi alam bagaimana memperbaiki kehidupan bahkan mempertahankan esksistensi, meningkatkan kepemimpinan dan berupaya menyelamatkan makhluk hidup dari krisis dan degradasi.

Manusia akan selalu memperjuangkan apapun demi bisa mempertahankan hidupnya. Dengan kata lain, orang yang berhasil bertahan hidup merupakan hasil dari seleksi alam. Hari ini, orang Papua harus bertahan hidup di hutan dimana mereka dipersiapkan untuk menjadi yang diburu atau pemburu.


Orang yang tidak siap terhadap seleksi alam akan diburu, baik itu oleh hewan atau orang lain. Bahkan, terjadi pertarungan sengit antar manusia hanya untuk merebutkan kekuasaan. Tetapi setiap orang yang siap bertarung dan bertahan hidup akan menjadi pemimpin yang kuat atau pemburu yang hebat.

Sejatinya, pemimpin tidak harus lahir dari keluarga terpimpin. Namun setiap proses rekayasa melahirkan pemimpin yang berkelas dan berjasa. Dengan kemampuan beradaptasi dan bertahan hidup, merekalah yang mampu mewariskan gennya. Ini disebut "seleksi alam".

Bangsa yang mampu bertahan dalam ujian waktu adalah bangsa yang mendorong pertumbuhan melalui pembelajaran berkelanjutan dan seleksi adalah kunci untuk memungkinkan seseorang menjadi pemimpin Papua dengan cara yang berbeda dan berkontribusi nyata bagi Sweetland yang akan dipimpinnya.

Sweetland harus menjadi dunia tempat manusia hidup, belajar, mengabdi, dan memimpin dalam keseimbangan yang sehat dan baik dengan alam. Melalui inspirasi, motivasi, inovasi, kreatifitas, dan edukasi untuk mampu mengembangkan kepemimpinan yang berbasis nilai-nilai alam dan bukan artifisial, sehingga alam dan rakyat rispek terhadap pemimpinnya.

Dapat disimpulkan bahwa permasalahan Sweetland bukan sekedar degradasi tetapi juga krisis kepemimpinan. Tajuk dalam ulasan ini sangat akurat "Alam yang Menyeleksi Pemimpin", maka disinilah dicari kepemimpinan yang tepat, pemimpin-pemimpin Papua yang hebat dipilih melalui seleksi alam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun