Sweetland yang sedang berubah dan ketidakpastian masih menjadi hal yang lumrah, kemampuan seorang pemimpin untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan alam dan sosial yang baru serta melakukan respons dengan cepat dan efisien merupakan sifat penting dalam kepemimpinan. Ada passion baru bagi seorang pemimpin dan pelajaran yang bisa dipetik dari proses seleksi alam.
Alam mempunyai cara-cara alami tertentu untuk berkembang dan memberikan wawasan kepada manusia bagaimana seorang pemimpin dapat membimbing dan mengarahkan orang-orang yang dipimpinnya. Alam digambarkan sebagai entitas yang sistematis, terorganisir, dan terhubung. Ciri-ciri ini akurat dan bisa fonemik terhadap aspek kepemimpinan seseorang.
Dalam eksplanasi kali ini, aku tidak beretorika tentang konsep kepemimpinan, tetapi menganalisis formula efektif bagaimana kita bisa menemukan pemimpin melalui rekayasa atau proses seleksi alam.Â
Ini adalah kenyataan yang tidak bisa dihiraukan bahkan diungkapkan dengan kata-kata "di dunia anjing makan anjing", dimana orang Papua berusaha menjadi pemimpin demi interes pribadi, faksi, dan kelompok tertentu, bukannya berjuang menjadi pemimpin Sweetland atas nama peradaban, kepentingan alam dan rakyat Papua.
Pandangan dan perilaku tersebut telah menjamur dalam tabiat para pemimpin Papua. Sweetland sedang menghadapi degradasi dan krisis kepemimpinan, kita perlu beradaptasi dengan tujuan baru dan keunggulan kompetetif sebagai kunci keberhasilan di tengah gejolak dan turbulensi regional.
Munculnya banyak pemimpin artifisal telah menimbulkan banyak ketimpangan di bumi Cenderawasih yang telah hancur marwahnya. Satu-satunya cara adalah kita membutuhkan pemimpin yang lahir melalui proses seleksi alam untuk membangkitkan animo dan membawa perubahan di tengah kekalutan.
Apa yang sebenarnya dikatakan Darwin dalam bukunya Origin of the Species yang diterbitkan pada tahun 1869 adalah bahwa organisme yang paling mampu menyesuaikan diri dengan lingkungannya akan bertahan hidup dan berhasil. "Bukan spesies terkuat yang bisa bertahan, bukan juga spesies paling cerdas. Tetapi spesies yang paling mudah beradaptasi terhadap perubahan".
Selama ini orang masih menganggap proses memilih pemimpin hanyalah urusan manusia dan tidak ada kaitannya dengan alam. Padahal, memilih pemimpin bukan hanya urusan manusia saja, tetapi juga urusan alam. Benang merah yang bisa ditarik adalah teori Darwin melalui seleksi alam tentang kepemimpinan manusia dan perubahan lingkungan.
Tidak hanya lingkungan manusia, tetapi juga lingkungan alam, apabila manusia menjadi memimpin di alam semesta maka manusia juga berurusan dengan lingkungan alam.
Hukum "seleksi alam" Dawrin tentang kepemimpinan menyatakan bahwa individu yang mewarisi sifat dan lebih cocok dengan lingkungannya akan bertahan hidup.Â