Mohon tunggu...
silvyeayus
silvyeayus Mohon Tunggu... Mahasiswi

Mahasiswa Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam Universitas Muhammadiyah Jakarta, Penerima Beasiswa 1000 Da'i Bamuis BNI

Selanjutnya

Tutup

Politik

Ketika Keadilan Menjadi Asing di Negeri Mayoritas Muslim

3 September 2025   14:22 Diperbarui: 3 September 2025   14:22 28
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

     Indonesia dikenal sebagai negara dengan populasi Muslim terbesar di dunia. Masjid berdiri megah di tiap sudut kota, seruan adzan menggema lima kali sehari, dan aktivitas keagamaan ramai menghiasi kehidupan sosial. Namun ironisnya, dalam hiruk-pikuk spiritualitas yang tampak di permukaan, keadilan sebuah nilai utama dalam Islam justru terasa makin asing di tengah masyarakat.

     Keadilan dalam Islam bukanlah sekadar konsep hukum, tetapi sebuah nilai ilahiah yang menjadi fondasi seluruh peradaban. Allah SWT berfirman dalam Surah An-Nahl ayat 90:

"Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat kebajikan, memberikan bantuan kepada kerabat, dan Dia melarang (melakukan) perbuatan keji, kemungkaran, dan permusuhan. Dia memberikan pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran."

     Namun, mengapa negeri yang menjunjung tinggi nilai-nilai Islam justru menghadirkan ironi dalam realitas keadilannya?

Keadilan yang Terpinggirkan

     Kita bisa melihatnya dari banyak aspek kehidupan: hukum, sosial, ekonomi, hingga politik. Masih terlalu sering kita menyaksikan hukum tajam ke bawah, namun tumpul ke atas. Koruptor kakap bisa tersenyum di sidang, bahkan bebas bersyarat dalam waktu singkat, sementara rakyat kecil harus dipenjara karena mencuri ayam demi makan. Apakah ini wajah keadilan yang diajarkan Rasulullah SAW?

     Di sektor ekonomi, jurang antara si kaya dan si miskin semakin lebar. Segelintir elit hidup dalam kemewahan, sementara sebagian besar rakyat berjuang memenuhi kebutuhan dasar. Padahal dalam Islam, distribusi kekayaan dan kesejahteraan sosial adalah bagian dari keadilan yang diwajibkan, sebagaimana terlihat dalam kewajiban zakat, larangan riba, dan anjuran berbagi.

    Dalam dunia politik, kepemimpinan sering kali lebih didekati sebagai jalan menuju kekuasaan, bukan amanah untuk menegakkan keadilan. Politik identitas digunakan bukan untuk mengokohkan nilai, tapi untuk mengeksploitasi agama demi kepentingan sesaat. Keadilan pun menjadi korban permainan kekuasaan.

Pemimpin yang Lupa Amanah

    Islam menempatkan pemimpin dalam posisi yang sangat berat. Rasulullah SAW bersabda:

"Setiap kalian adalah pemimpin, dan setiap pemimpin akan dimintai pertanggungjawaban atas yang dipimpinnya." (HR. Bukhari dan Muslim)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun