Layanan buy now, pay later (Paylater) telah menjadi tren konsumtif bagi generasi milenial dan Gen Z di Indonesia. Data OJK menunjukkan hampir 70% pengguna Paylater berusia di bawah 35 tahun, misalnya 43,9% di rentang usia 26-35 tahun dan 26,5% usia 18-25 tahun. Mayoritas penggunaan Paylater ditujukan untuk gaya hidup (misalnya pembelian fesyen 66,4%, elektronik 41%, dan perawatan diri 32,9%). Fenomena ini dipicu oleh kemudahan proses pendaftaran dan banyaknya promo beli sekarang, bayar nanti di e-commerce.
Data Penggunaan Paylater di Indonesia
OJK mencatat pertumbuhan kredit Paylater yang pesat sepanjang tahun terakhir. Data per Agustus 2024 menunjukkan outstanding Paylater masyarakat Indonesia mencapai Rp 26,37 triliun. OJK juga mengungkap besarnya pinjaman di masing-masing sektor:
- Perbankan: Baki debet Paylater perbankan mencapai Rp 18,38 triliun (Agustus 2024), naik 40,68% YoY. Angka ini melonjak menjadi Rp 21,98 triliun per Februari 2025 dan Rp 22,78 triliun per Maret 2025.
- Multifinance: Baki debet Paylater oleh perusahaan multifinance sekitar Rp 7,99 triliun (Agustus 2024), tumbuh pesat menjadi sekitar Rp 8,22 triliun per Maret 2025.
- Pengguna: Jumlah rekening Paylater di perbankan juga terus meningkat, mencapai sekitar 24,56 juta rekening per Maret 2025.
Data ini mengilustrasikan betapa cepatnya penetrasi Paylater di masyarakat, terutama di kalangan anak muda.
Risiko Utang Jika Paylater Tanpa Perencanaan
Meskipun terkesan mudah, Paylater menyimpan risiko finansial yang serius jika digunakan tanpa bijak. Beberapa poin risiko utama adalah:
- Penumpukan utang: Promosi "beli sekarang, bayar nanti" sering mendorong belanja impulsif yang berujung tagihan bertubi-tubi. Generasi muda yang kurang memahami jangka waktu pembayaran dan bunga dapat mengalami akumulasi utang besar dalam waktu singkat.
- Bunga dan denda keterlambatan: Jika melewatkan tanggal jatuh tempo, bunga atau denda dapat meningkat, membuat total pembayaran membengkak dibanding harga awal. Uang "cicilan kecil" ternyata menjadi beban finansial lebih besar.
- Skor kredit menurun: Penunggakan Paylater tercatat di sistem BI Checking. Pengguna yang kredit macet berisiko memiliki catatan kredit buruk, yang dapat menghambat pengajuan kredit lain (misalnya KPR) di masa depan.
- Nasabah terjerat utang berat: Beberapa kasus riil menunjukkan efek seriusnya Paylater. Misalnya, Toni (nama samaran) mengaku utangnya hampir empat kali gaji per bulan hingga harus menjual ponsel dan barang lainnya untuk melunasi cicilan. Kini Toni pun belum bebas dari utang cicilan dan bahkan tak bisa mengajukan KPR karena riwayat kreditnya buruk.
- Kredit macet di usia muda: Lembaga INDEF melaporkan generasi termuda (di bawah 19 tahun) memiliki rata-rata kredit macet Paylater tertinggi (sekitar Rp2,8 juta per orang) dibanding kelompok umur lain. Ini menggambarkan risiko Paylater tanpa kontrol ketat.
Secara keseluruhan, OJK mencatat rasio kredit bermasalah (NPL) Paylater sekitar 7,61% pada September 2024, menambah kekhawatiran atas layanan ini.
Tips Sebelum Menggunakan Paylater
Bagi kamu yang mempertimbangkan Paylater, pahami dulu aturan mainnya. Beberapa hal penting yang harus diperhatikan:
- Baca syarat dengan teliti: Pahami bunga, biaya layanan, dan denda keterlambatan. Hitung total cicilan agar tidak terkejut.
- Tetapkan batas pengeluaran: Gunakan Paylater hanya untuk kebutuhan penting. Buat anggaran bulanan sehingga cicilan dapat terbayar tanpa beban.
- Pantau tagihan: Tandai tanggal jatuh tempo di kalender atau aplikasi. Jangan biarkan tagihan terlupakan.
- Bayar tepat waktu: Prioritaskan pelunasan tepat waktu, bahkan jika bisa, bayar lebih awal untuk menghindari bunga.
- Gunakan secukupnya: Hindari membuka banyak akun Paylater sekaligus. Fokus pada satu-dua layanan yang terpercaya.
- Siapkan dana cadangan: Pastikan ada tabungan darurat agar tidak tergoda meminjam lewat Paylater saat keadaan darurat.
Cara Cerdas Memanfaatkan Paylater
Jika kamu tetap ingin memanfaatkan Paylater, gunakan secara cerdas:
- Prioritaskan pembelian produktif: Gunakan Paylater untuk membeli barang yang menopang kebutuhan atau pekerjaan (misalnya laptop kerja), sehingga menjadi investasi jangka panjang, bukan sekadar konsumsi.
- Hitung total biaya: Bandingkan total cicilan Paylater dengan harga normal atau kredit lain. Pilih promo tanpa bunga bila memang memberi keuntungan.
- Manfaatkan pengingat cicilan: Aktifkan notifikasi pada aplikasi Paylater agar tak melewatkan jatuh tempo.
- Lunasi lebih awal: Jika memungkinkan, lunasi cicilan lebih cepat untuk mengurangi beban bunga.
- Tahan diri dari promo impulsif: Diskon besar memang menggoda. Tanyakan pada diri sendiri, "Apakah saya benar-benar perlu barang ini?" Menahan diri membantu mencegah utang menumpuk.
Paylater sebenarnya bisa membantu bila digunakan dengan perhitungan matang. Anggap saja seperti kartu kredit digital: hanya pinjam dana jika benar-benar perlu, dan bayarlah sesuai kemampuan. Dengan disiplin finansial, generasi muda bisa menikmati kemudahan Paylater tanpa mengorbankan stabilitas keuangan di masa depan.
Fenomena Paylater menawarkan kemudahan belanja, namun bahaya utang mengintai jika tidak hati-hati. Generasi muda perlu kritis: sebelum menggunakan Paylater, tanyakan "Apakah saya siap membayar nanti?". Pertimbangkan opsi lain seperti menabung terlebih dahulu atau menggunakan kartu kredit biasa. Rencanakan anggaran dan gunakan Paylater sebagai alat bantu, bukan godaan belanja. Dengan perencanaan keuangan baik, anak muda dapat tetap cerdas mengakses Paylater tanpa mengorbankan masa depan finansial.
Sumber:
- Arlina Laras (2024). Finansial.bisnis.com. Utang Paylater di Bank Melesat ke Rp18.,38 Triliun, Jawa Barat Tertinggi.
- Silvia Estefina Subitmele (2024). Liputan6.com. Utang Warga RI di Paylater Capai Triliunan Rupiah, Banyak Generasi Muda Terjebak.
- Agustinus Rangga Respati, Teuku Muhammad Vadldy Arief (2025). Money.kompas.com. Utang Paylater Masyarakat di Perbankan Capat Rp21,98 Triliun Per Februari 2025.
- Kumparan.com (2025). Utang Masyarakat di Paylater Bank Tembus Rp22,78 Triliun per Maret 2025.
- Antaranews.com (2025). OJK Catat Pembiayaan “Paylater” naik 39,3 persen yoy pada Maret 2025.
- Bbc.com (2022). Akibat ‘Beli Sekarang Bayar Nanti’, Banyak Anak Muda Terjerat Utang Paylater-‘Saya tidak bisa kredit rumah’.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI