![[teenlit] Bumi yang Hijau Jiwa Gen Z](https://assets-a2.kompasiana.com/items/album/2025/09/15/file11a04266-dd2f-4fdb-a332-fa005ad7ab3e-68c82a0a34777c559a4c8a92.png?t=t&v=100&x=100&info=meta_related)
5. Short-Form Content Syndrome: Rentang Konsentrasi Kita Makin Pendek
TikTok, Reels, dan YouTube Shorts semakin populer karena menyajikan konten cepat, singkat, dan langsung ke inti. Namun, kebiasaan menonton video berdurasi pendek ini membuat kita lebih sulit fokus pada konten panjang seperti buku atau artikel mendalam.
Dampaknya:
- Rentang perhatian menjadi lebih pendek.
- Lebih sulit berkonsentrasi pada tugas yang membutuhkan pemikiran mendalam.
- Lebih cepat bosan saat membaca atau mendengarkan sesuatu yang panjang.
Solusi:
Latih fokus dengan membaca buku atau artikel panjang tanpa distraksi, dan cobalah membatasi konsumsi konten singkat dalam sehari.
Tanpa kita sadari, teknologi digital telah mengubah cara kita berpikir dan berperilaku. Dari ketergantungan terhadap Google, kebiasaan doomscrolling, hingga perubahan dalam rentang perhatian, semua fenomena ini menunjukkan bagaimana dunia digital membentuk ulang otak kita.
Apakah kita akan membiarkan diri sepenuhnya dikendalikan oleh kebiasaan digital ini, atau mulai mengambil langkah untuk lebih sadar dalam menggunakannya?
Coba perhatikan, dari lima fenomena ini, mana yang paling sering kamu alami?
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI
