Mohon tunggu...
Silvany Dianita
Silvany Dianita Mohon Tunggu... Psikolog - Pranata Humas Ahli Muda BPSDM Kemendagri dan Psikolog Klinis

When you care for yourself first, the world will also find your worthy of care.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Malfungsi Bermedia Sosial pada Tatanan New Normal

22 Desember 2021   06:40 Diperbarui: 27 Desember 2021   11:50 567
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Perkembangan teknologi selalu memberikan hal yang menarik untuk dibahas hal ini terjadi karena perkembangan teknologi bersifat dinamis utamanya dengan derasnya arus informasi dan teknologi selama lebih dari satu dekade belakangan ini. 

Kemunculan perangkat keras dan lunak yang selalu berubah-ubah mulai dari gawai ponsel yang selalu berdaya saing tinggi dengan menawarkan fitur-fitur serupa namun tidak sama, gawai elektronik seperti perangkat komputer, laptop, kamera, dan hal lainnya. 

Bila dahulu perangkat teknologi yang kita gunakan masih banyak yang bersifat analog, namun tidak dengan zaman sekarang ini, basis teknologi berkembang pesat menjadi digital di mana akan melepaskan sekat-sekat ekspolarasi komunikasi hal inilah yang memunculkan revolusi digital dan sedikit banyak juga menggeser kemampuan manusia dalam berkomunikasi.

Seiring dengan laju yang begitu cepat dari perkembangan teknologi, semua orang yang mampu menggunakan perangkat teknologi dapat menjadi produsen konten media sosial karena perangkat Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) memang dirancang untuk pengguna dapat mengakses, menulis, mengkaji, maupun menyebarkannya secara lebih luas dan digunakan lebih mudah karena praktis untuk dibawa. 

Dapat dikatakan bahwa TIK merupakan sebuah wadah seluruh perangkat untuk memproses dan menyampaikan informasi.

Pandemi Covid-19 yang melanda seluruh dunia sepanjang tahun 2020 hingga kini telah banyak memberikan pengaruhnya kepada sistem kerja dan kerangka pikir masyarakatnya termasuk Indonesia.

Dalam hal pemanfaatan TIK pun tidak kalah tertinggal bahkan saat ini sudah menjadi sebuah aktivitas sehari-hari menggeser aktivitas kontak fisik dan mengalihkannya melalui kegiatan platform digital. 

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) (2021) disebutkan bahwa perkembangann penetras internet di Indonesia mengalami kecenderungan positif yaitu dari 25,37 persen pada tahun 2016 menjadi 53,73 persen pada tahun 2020. 

Peningkatan internet ini semakin terkonfirmasi meningkat karena aktivitas masyarakat saat ini memanfaatkan aktivitas secara daring dari berbagai perangkat digitalnya.

Masa pandemi Covid-19 mengubah sikap dan perilaku setiap orang dalam menyikapi perkembangan TIK hal dikarenakan adanya pembatasan aktivitas sosial masyarakat saat ini untuk melakukan pekerjaan dari rumah (Work From Home) dan sekolah dari rumah (School From Home). 

Belum ditambah adanya kenaikan tingkat kejenuhan (burnout) seseorang akibat pembatasan sosial sehingga untuk memenuhi aktivitas sosialnya saat ini, masyarakat dunia menemukan gaya hidup baru atau dikenal dengan tataran hidup new normal yang dilakukan berkat kemajuan teknologi seperti memanfaatkan berbagai layanan sosial internel untuk mendukung eksistensi setiap orang dalam bermedia sosial banyak memanfaatkan layanan situs jejaring sosial seperti Youtube, Instagram, Facebook, Twitter, Tiktok, Whatsapp, Skype, Wechat, dan sebagainya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun