Takengon  28 Nopember 2020  Gabungan kelompok tani "SANAHMI DIE "  kecamatan Celala Kabupaten Aceh Tengah --Aceh mendapat pelatihan Teknologi Tepat Guna yang beroreantasi pada pengembangan tanaman padi organic  dan  budidaya  Mina Padi.  Â
Kelompok tani-kelompok tani  yang berkloborasi  ini membuahkan  satu paket program Pelatihan  Teknologi Tepat Guna  dari kegiatan Dinas Pertanian dan Perkebunan  provinsi Aceh  ini.  Â
Peserta  Pelatihan Petani  Tenologi Tepat Guna yang  menggunakan kostum  berwarna khas adalah suatua  warna yang penuh arti.  ARAMIKO ketua Gapoktan mengatakan kostom HIJAU menandakan mereka semua  cinta organic dan  CINTA ALAM LESTARI.
Atas nama kepala Dinas Pertanian Kabupaten Aceh Tengah,  Ir.SULWAN AMRI kabid penyuluhan  pertanian  Aceh Tengah berharap agar kelembagaan Gabungan kelompok tani  yang mendapat kesempatan pelatihan ini,  terus berhijrah dari  segala ketertinggalan  untuk meningkatkan produksivitas  usaha tani.
Merubah  pola sikap, keterampilan dan pengetahuan  anggota  kelembagaan kelompok adalah  bagian dari  target  pembangunan pertanian, oleh sebab itu melalui pelatihan ini peserta diharapkan mampu merubah diri kearah yang lebih baik.
Panitia penyelenggara dari Distanbun Aceh  dalam laporan singkatnya menjelaskan bahwa kegiatan berlangsung  selama dua hari dan akan ditutup oleh kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan Aceh AHANAN, MP  pada  tanggal 29 Nopember 2020.
Pemberi materi perdana dalam pelatihan ini diisi oleh  salah seorang penyuluh pertanian Muda  A. Rahman  dari Dinas Pertanian Kabupaten Aceh Tengah, dengan materi  Teknik Budidaya Tanamn Padi Organik.  Pematri  standar organic ini  punya pengalaman bersama  beberapa  lisensi organic (eksportir  kopi)  di Aceh Tengah dan sedikit mengerti tentang standar  EU  untuk  eksport  ke Uni Eropa , USDA, NOP ke  Amirika  dan  JAS untuk Negara Jepang.
Sesuai dengan materi yang  dibutuhkan  petani  Budidaya Tanaman Padi Organik sesuai kegiatan yang sedang berjalan  Demonstrasi Area (DEMAREA)  padi organic  48 hektar, maka  RAHMAN  menjelaskan  alur peroses budidaya padi  yang bebas dari penggunaan  pupuk anorganik, pestisida kimiawi dan  zat lainnya yang berbahaya bagi kesehatan konsumen.
Metode penyuluhan  berbasis syariah dan berkloborasi dengan budayanya para  peserta,  membuat mereka  lebih  antosias mengikuti pelatihan.  Diskusi juga  berjalan  alot dan sportif, tidak terkesan diskriminasi  peserta laki-laki dan jender, malah  sempat tergelitik  mendengar  kalimat  tradesi  daerah  " SIPARANG GEWAT, TENGKAHE JARAK, LUKEI DEKAT "berbicara dengan  berbagai perumpamaan,  mempermudah  pemahaman bagi  peserta}*
}*Abdurrahman