Mohon tunggu...
Silfi Nurjannah
Silfi Nurjannah Mohon Tunggu... Guru - Mahasiswa IAIN Jember

ماء

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Maafkan

7 April 2020   22:16 Diperbarui: 7 April 2020   22:14 27
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Inilah aku yang terlahir dan tinggal dalam rumah kebodohan,
Gelap, sunyi, dan rapuh
Lelah, Mengeluh, menggerutu
Ketika kau datang dan menyuruhku mencari jalan ku dengan tongkat mu
Tongkat panjang dan berat
Apa kau tau mengangkat tongkatmu saja aku harus bersusah payah..
Apa lagi harus berjalan tanpa sandaran..
Itulah yang selalu ku keluhkan..
Maaf kan aku..
Yang terus mengeluh ..
Maafkan aku,..
 yang tak pernah bersukur...
Maafkan aku ..
yang tak tau terimakasih..
Kini kau telah pergi.. jauh..dan membisu..
Tak ada lagi yang berceloteh menyuruhku berjalan dengan tongkatnya
Aku telah berjalan sesuka hatiku..
Terombang ambing oleh angin hayalan..
Maafkan aku..
Yang meninggalmu tidur ketika kau berceloteh..
Kini...
Sadarku bahwa kau datang untuk mengajariku berjalan...
Agar aku terbiasa berjalan tanpa sandaran..
Namun hari ini semesta telah menertakanku yang tlah menjadi debu dalam kerasnya dunia..

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun