Mohon tunggu...
KOMENTAR
Puisi

Maafkan

7 April 2020   22:16 Diperbarui: 7 April 2020   22:14 27 3
Inilah aku yang terlahir dan tinggal dalam rumah kebodohan,
Gelap, sunyi, dan rapuh
Lelah, Mengeluh, menggerutu
Ketika kau datang dan menyuruhku mencari jalan ku dengan tongkat mu
Tongkat panjang dan berat
Apa kau tau mengangkat tongkatmu saja aku harus bersusah payah..
Apa lagi harus berjalan tanpa sandaran..
Itulah yang selalu ku keluhkan..
Maaf kan aku..
Yang terus mengeluh ..
Maafkan aku,..
 yang tak pernah bersukur...
Maafkan aku ..
yang tak tau terimakasih..
Kini kau telah pergi.. jauh..dan membisu..
Tak ada lagi yang berceloteh menyuruhku berjalan dengan tongkatnya
Aku telah berjalan sesuka hatiku..
Terombang ambing oleh angin hayalan..
Maafkan aku..
Yang meninggalmu tidur ketika kau berceloteh..
Kini...
Sadarku bahwa kau datang untuk mengajariku berjalan...
Agar aku terbiasa berjalan tanpa sandaran..
Namun hari ini semesta telah menertakanku yang tlah menjadi debu dalam kerasnya dunia..

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun