Mohon tunggu...
Sigit Budi
Sigit Budi Mohon Tunggu... Wiraswasta - Blogger ajah

blogger @ sigitbud.com

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Ganjalan Gerindra Gabung Kabinet Jokowi Periode Kedua

26 Juni 2019   00:37 Diperbarui: 26 Juni 2019   00:57 125
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Prabowo dan Jokowi (dok.CNNIndonesia)

Bulan April lalu bersamaan dengan hasil pengumuman hasil Pemilu, sejumlah media juga memberitakan soal rencana pertemuan Menko Bidang Kemaritiman Luhut B Pandjaitan dengan Capres nomer urut dua Prabowo, sampai sejauh ini tidak ada tindak lanjut agenda pertemuan tersebut. Saat itu kepada media Luhut mengaku diutus Jokowi untuk menemui Prabowo untuk meredam panasnya suhu politik paska pengumuman KPU, pertemuan batal, eskalasi politik malah memanas ditandai dengan kerusuhan berdarah pada 22 Mei 2019.

Setelah "gegeran" 22 Mei perhatian masyarakat dan media tersita oleh perkembangan informasi kejadian dan upaya pengungkapan sang dalang kerusuhan. Sejalan dengan waktu soal pertemuan Luhut - Prabowo itu senyap dari halamanan depan media dan meninggalkan teka - teki kepada masyarakat. Apa sesungguhnya substansi pertemuan tersebut bila berlangsung ?

Petunjuk tentang agenda Luhut dan Prabowo dapat disimak dari penuturan Luhut kepada Liputan6.com, yaitu Luhut mengatakan ingin menyampaikan sebuah pesan khusus kepada mantan Danjen Kopassus itu. Di mata Luhut, Prabowo merupakan orang yang rasional.

"Yang saya kenal Pak Prabowo orang yang sangat rasional dan biasa diajak berpikir dengan jernih. Jadi bukan seorang pemimpin yang tidak bisa diajak berpikir," tutur dia, seperti dilansir Liputan6.com (22/04/2019)

Di sela waktu menunggu keputusan sidang PHPU di Mahkamah Konstitusi tersiar kabar bahwa Prabwo secara pribadi  legowo  menerima hasil penghitungan suara KPU meski dari ada orang dekatnya masih ngotot mendorong Prabowo melawan. Siapa orang dekat Prabowo yang masih tak terima dengan keputusan KPU dan MK nanti ? Bisa jadi satu sosok sama yang ditemui oleh Kivlan Zen di sebuah hotel mewah di Jakarta Selatan, polisi menduga ia sebagai pendana utama operasi Kivlan.

Permohonan penangguhan penahanan Kivlan oleh pengacaranya masih belum dikabulkan oleh Kepolisian salah satu alasannya Kivlan tidak kooperatif menyangkut masalah pokok perkara yang saat ini sedang didalami oleh penyidik. Mungkinkan karena Kivlan masih tak membuka mulut tentang siapa yang ditemuinya itu ? Saya yakin polisi sudah mengantongi nama yang ditemui Kivlan di hotel tersebut untuk menjeratnya masih dibutuhkan  pengakuan dari Kivlan. Pertimbangannya polisi tidak mau mengambil resiko atas tindakan mereka mengungkap dalang sesungguhnya aksi makar juga kerusuhan mentah saat di pengadilan


 Berkait dengan sikap "legowo" dari Prabowo rupanya dia sudah kembali ke jalan benar seperti saat menerima kekalahan dari Jokowi - JK pada Pilpres 2014, namun pepatah mengatakan " tidak makan siang gratis" , Kabarnya Prabowo meminta sejumlah kompensasi ke Jokowi antara lain jatah menteri kepada Jokowi. Alasan Prabowo ini realistis untuk Gerindra agar partainya tetap eksis di percaturan politik nasional.

Apa artinya memiliki suara terbesar ketiga di parlemen bila tidak bisa ikut merasakan kekuasaan. Gerindra sejak pertama kali ikut pemilu sampai hari ini belum pernah terlibat di dalam pemerintahan,. Untuk di Indonesia sebuah partai agar tetap dipandang pendukungnya bila ada perwakilan partai di dalam struktur pemerintahan atau eksekutif.

Sikap Presiden Jokowi sendiri mempersilakan semua elemen masyarakat tanpa terkecuali bergabung untuk membangun Indonesia, dibalik sikap terbuka Jokowi juga tegas tidak mentolerir pihak - pihak yang ingin mengacaukan keamanan seperti kerusuhan 22 Mei lalu. Sebuah keniscayaan Gerindra pada periode ke-2 pemerintahan Jokowi masuk ke kabinet seperti gossip politik sebelumnya bahwa Sandiaga Uno digadang - gadang sebagai salah satu menteri Jokowi. Bagi sebagian pendukung militan atau die hard dari Jokowi bakal menyakiti perasaan mengingatkan polah tingkah pendukung Prabowo selama 4 tahun belakangan.

Bagaimana menyikapi dinamika politik ini ? Hasil keputusan MK hampir dipastikan gugatan tim kuasa hukum 02 bakal ditolak atau tidak dikabulkan artinya lagi - lagi Prabowo gagal merebut kursi RI 1. Fakta ini bukan tak disadari oleh kubu koalisi meski di sisi lain masih ada pendukung militan Prabowo belum bisa menerima kegagalan ke sekian junjungan mereka di tiga Pilpres terakhir. 

Namun caleg - caleg Gerindra yang sudah disahkan KPU lolos ke Senayan atau di level kota/kabupaten dan Propinsi tak setuju bila partainya terus terlibat keonaran politik yang akan merugikan investasi mereka. Skenario pembagian kekuasaan (power sharing) dengan Gerindra bisa buyar bila ternyata hasil pengungkapan kepolisian terhadap kasus makar dan kerusuhan 22 Mei menyeret orang - orang dekat Prabowo. 

Masihkah Presiden Jokowi merangkul Gerindra masuk ke dalam kabinetnya ?

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun