Mohon tunggu...
Sigit Eka Pribadi
Sigit Eka Pribadi Mohon Tunggu... Administrasi - #Juara Best In Specific Interest Kompasiana Award 2023#Nominee Best In Specific Interest Kompasiana Award 2022#Kompasianer Terpopuler 2020#

#Juara Best In Specific Interest Kompasiana Award 2023#Nominee Best In Specific Interest Kompasiana Award 2022#Kompasianer Terpopuler 2020#Menulis sesuai suara hati#Kebebasan berpendapat dijamin Konstitusi#

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

8 Hal Toxic Penghambat Karier yang Wajib Anda Basmi!

1 Agustus 2022   11:17 Diperbarui: 10 Agustus 2022   04:02 1068
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi gambar via gracedepth.com

Kembali tetapkan hal-hal yang diraih sesuai target awal, barulah boleh menargetkan rencana-rencana cadangan lainnya, namun catatan juga, soal target ini haruslah juga logis dan realistis.

2. Terlupa ataupun Abai dalam Membina Jalinan Relasi dan Networking.

Hambatan toxic lainnya dalam perkembangan karier adalah saat karyawan terlupa membina jalinan relasinya dan networking-nya atau terjadinya putus koneksi di antara rekan sejawat di lingkungan kantor, termasuk juga di antara unsur pimpinan.

Padahal, relasi dan networking ini sangatlah penting untuk urusan karier, karena saling menjembatani dan saling berkaitan antara satu dengan yang lainnya.

Anda fokus soal target dan pekerjaan saat di kantor memang hal yang perlu dilakukan, akan tetapi, tidaklah juga melupakan terkait pentingnya membina jalinan relasi dan networking yang luas di lingkungan kantor Anda.

Yang jelas, ada banyak sekali manfaat dari membina jalinan relasi dan networking yang luas ini seperti, melancarkan urusan pekerjaan, membuka peluang rekomendasi karier, hingga menambah pengetahuan.


Oleh karenanya, meningkatkan kemampuan dan kecakapan komunikasi dalam membina jalinan relasi dan networking ini janganlah sampai diabaikan. 

3. Melupakan Pentingnya Kombinasi dan Kolaboratif.

Ya. Individualistis, hal toxic yang juga sering tanpa disadari menjelma dalam diri, sehingga akhirnya muncullah sikap idealis, skeptis, dan egois, hingga maunya menang sendiri.

Bahkan maunya enak sendiri, jadilah namanya sikap anti kolaboratif dan anti kombinasi, alias enggan bekerja sama dan memilih untuk bekerja sendiri secara terus menerus.

Ilustrasi gambar via freepik.com
Ilustrasi gambar via freepik.com

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun